Peluang
a. Dukungan dari pemerintah di berbagai sektor b. Belum banyaknya pesaing terutama dengan brand
produk yang kuat
c. Branding Wonogiri sebagai komoditas organik d. Trend mengonsumsi pangan sehat berupa hasil
organik terus bertambah
e. Kondisi alam Wonogiri yang tepat untuk pertanian organik
f. Pemanfaatan internet dalam memberitakan kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh perusahaan
g. Peluang pasar makanan olahan dari beras organik
0.076 3 0.23
506 Sumber : Analisis data primer, 2019
Tabel 2 menunjukkan pembahasan analisis lingkungan ekesternal BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad. Kondisi alam di Wonogiri yang tepat untuk pengembangan budidaya organik menjadi faktor terpenting dalam industri tersebut.
Sektor pertanian memang sangat bergantung pada kondisi alam, kondisi alam berpengaruh pada banyak hal seperti jumlah panen, kualitas panen, pasca panen, jadwal penanaman serta hama dan penyakit yang bisa muncul. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rahayu dan Setyowati (2016) yang menyebutkan bahwa pertanian merupakan sektor basis di Wonogiri. Persaingan beras organik tentunya mengedepankan kualitas dari beras itu sendiri, dengan kondisi alam yang mendukung maka kualitas dapat terjaga. Faktor yang berpegaruh terhadap industri berikutnya adalah branding Wonogiri sebagai komoditas organik. Branding Wonogiri sebelumnya dikenal sebagai kota gaplek, belakangan ini branding diarahkan ke Wonogiri sebagai komoditas organik melalui berargam upaya dan kerjasama dengan kepala dan pemerintah daerah.
Bobot peluang terendah dalam faktor esksternal kunci ialah peluang pasar makanan oalahan yang berasal dari beras organik. Diakui bahwa peluang tersebut ada, naumn untuk jangka panjang. Perusahaan sendiri memberikan peringkat tiga,dikarenakan beberapa keterbatasan dalam sumberdaya, riset dan tekhnologi.
Faktor ancaman yang penting dalam memperngaruhi industri berupa intervensi tengkulak dalam mengarahkan petani kembali konvensional. Label pangan organik tidak dengan mudah didapat, melalui serangkaian administrasi lalu disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang berwenang dalam hal ini asosiasi petani dapat mengkontaminasi lahan organik bahkan
petani beralih ke konvensional
b. Intervensi tengkulak dalam mengarahkan petani ke konvensional
c. Isu-isu negatif yang diberitakan oleh kompetitor d. Masuknya beras organik dari luar negeri
e. Proses budidaya (onfarm) yang terhambat di beberapa sektor
0.092 3 0.28
0.070 4 0.28
0.062 4 0.25
0.081 3 0.24
TOTAL 1 3.68
507
Wono Agung mendapatkan sertifikat organik dari Lembaga Sertfikasi Seloliman (Lesos). Berawal dari jumlah petani 20 orang yang lolos sertifikasi kini meningkat menjadi 928 petani dengan luas lahan 315,5 hektar dengan jumlah produksi beras organik sebesar 1.930 ton per tahun. Jumlah petaniyang terus bertambah diiringi dengan wilayah organik yang meningkat, disisi lain mempersempit ruang gerak tengkulak untuk menyerap gabah dari petani, petani yang beralih bertani organik menjual gabahnya ke BUMP PT.Pengayom Tani Sejagad. Keadaan ini mengusik usaha dari para tengkulak tersebut sehingga mencoba untuk mempengaruhi petani agar kembali ke pertanian konvensional. Respon perusahaan dalam menanggapi ancaman ini yaitu dengan memperkuat hubungan dengan para petani binaan dan memberikan beragam fasilitas kepada petani.
Penggunaan bahan-bahan kimia dalam budidaya pertanian menjadi ancaman yang serius. Terbukti bobot ancaman tertinggi berikutnya datang dari pemerintah sendiri. Pemerintah memang memberikan dukungan penuh bagi BUMP PT.
Pengayom Tani Sejagad karena bergerak di bidang pertanian dimana sejalan dengan visi kepala daerah. Ancaman itu berupa sinergitas pemerintah itu sendiri, tidak dipungkiri pemerintah melalui dinas terkait berupaya meringankan beban petani dengan memberikan bantuan pupuk kimia. Disisi lain, pemberian pupuk oleh pemerintah ini dapat mengkontaminasi lahan organik atau bahkan membuat petani beralih kembali ke pertanian konvensional. Implikasinya berupa kualitas keorganikan yang berkurang serta kuantitas bahan baku (gabah) yang juga bisa berkurang. Respon perusahaan atas ancaman ini ialah dengan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas terkait.
Secara umum, respon perusahaan dalam menanggapi berbagai faktor eksternal baik peluang dan ancaman sebagian besar mendapatkan nilai empat. Nilai empat menunjukkan respon yang superior dari perusahaan, sedangkan angka tiga menunjukkan respon diatas rata-rata. BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad memahami faktor peluang dan ancaman dari eksternal serta mempersiapkan dengan baik untuk merespon segala faktor tersebut.
Total nilai tertimbang mnegindikasikan seberapa besar organisasi merespon peuang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Semakin besar nilai tertimbang
508
dari faktor eksternal (David, 2006). Tabel 2 menunjukkan nilai tertimbang dari matriks evaluasi eksternal sebesar 3,68. Nilai terendah adalah satu dan nilai tertinggi adalah empat, nilai 3,68 mengindikasikan bahwa BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada.
2. Analisis Matriks IFE
Tabel 3. Analisis Matriks IFE
FAKTOR INTERNAL KUNCI BOBOT PERINGKAT NILAI
TERTIMBANG
Kekuatan
a. Evaluasi berkala perbidang dan keseluruhan
b. Penguasaan dari hulu-hilir (on farm –off arm) sehingga lebih luwes
c. Rutin mengikuti pameran
d. Keterjaminan produk baik dari segi kualitas maupun kuantitas
e. Konsolidasi holistik dari berbagai bidang
f. Packaging terbuka 80% sehingga konsumen dapat melihat isi beras dengan jelas
g. Penjagaan hubungan baik dengan outlet
h. Komunikasi dan pelaporan yang rutin dilakukan tiap sore melalui whtassapp
i. Adanya varian produk beras organik dan brand yang melekat
a. Keterbatasan tekhnologi, peralatan dan riset b. Manajemen sistem belum terbentuk dengan baik
selama ini masih trial and error
c. Kurangnya pelatihan sumberdaya manusia
d. Urangnya sumberdaya dalam pengawasan produksi bahan baku
e. Keterbaruan dalam kemasan produk masih kurang, belum menunjukan makna filosofis
f. Kemasan masih menggunakan bahan plastik padahal jargon yang diangkat organik
g. Manajemen sumberdaya manusia masih belum baik
0.045 1 0.04
509
Tahap ekstraksi dalam audit manajemen strategis adalah membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE). Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan utama dan dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David, 2006).
Faktor internal utama dari segi kekuatan yang mendapatkan bobot paling tinggi dari sisi sistem informasi manajemen yang berupa komunikasi dan pelaporan melalui platform whatsapp yang dilakukan setiap sore. Direksi BUMP PT.
Pengayom Tani Sejagad membuat berbagai grup sesuai ranah kerja, divisi serta jenjang, template pelaporan juga sudah disediakan sehingga mempermudah dalam membuat pelaporan. Menjalankan bisnis yang bergerak dibidang pertanian dari on farm hingga off farm merupakan ranah kerja yang luas, grup tersebut selain mempermudah arus informasi juga untuk memantau kinerja dari pegawai dimana sekiranya job desk hari itu tidak selesai maka akan mendapat teguran. Kesolidan dan koordinasi seluruh sumber daya manusia yang ada di BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad merupakan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot seibesar 0,082 menujukkan angka tertinggi dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi. Peringkat yang diberikan untuk kekuatan tersebut yaitu 4, mengindikasikan kekuatan utama.
Faktor kekuatan yang mendapat bobot tinggi berikutnya penjagaan hubungan yang baik dengan outlet. Outlet merupakan ujung tombak dari pemasaran produk, dimana merupakan tangan terakhir sebelum produk tersebut sampai di tangan konsumen. Sejauh ini BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad melalui divisi pemasarannya terus melakukan eskspansi untuk dapat memasukkan produknya ke berbagai outlet di wilayah Jawa Tengah, outlet sudah menjual beras organik antara lain : Transmart/Carefour, Luwes, Mitra, Laris, Seka, Atria, koperasi kopassus, Asia baru dan sebagainya. Hubungan yang baik dengan outlet merupakan kekuatan penting bagi perusahaan.
510
terbentuk dengan baik dimana selama ini masih menjalankan metode trial and error.
BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad baru berdiri pada tahun 2012, namun akselarasinya dalam usaha beras organik sangat baik. Mengelola perusahaan tentunya bukan hal yang mudah, terutama berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang mengacu pada Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Direksi menyadari bahwa perusahaan ini harus disempurnakan sambil jalan, bukan sempurna dulu baru jalan. Penambahan personalia kerap dilakukan dengan tujuan untuk mengisi kekosongan dalam usaha memperbaiki sistem.
Kelemahan berikutnya masih berkaitan dengan manajemen, yaitu sumber daya manusia. Kelemahan ini masih berkaitan dengan kelemahan diatas, dimana pembagian tugas masih belum terstruktur dengan baik. Tumpang tindih pekerjaan masih kerap terjadi, beberapa pekerjaan harus diselesaikan oleh satu orang dalam satu waktu. Penyebabnya antara lain karena kurangnya personalia dan kompetensi yang dimiliki belum cukup memadai sehingga pekerjaan tidak dapat dibagi.
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks IFE, total rata-rata tertimbang berkisar antara terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata-rata-rata 2,5.
Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total rata-rata diatas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat (David, 2006). Matriks IFE didapatkan total rata-rata tertimbang dari BUMP PT.Pengayom Tani Sejagad menunjukkan angka 2,7 yang mengindikasikan bahwa perusahaan diatas rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya.
511 3. Analisis Matriks Internal Eksternal (IE)
Gambar 1. Matriks Internal Eksternal
Matriks Internal-Eksternal memosisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel seperti dalam gambar 1. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci : total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Matriks IE terbagi atas tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda (David, 2006).
Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis pada tabel 2 dan 3, maka dapat terlihat bahwa skor tertimbang dari matriks IFE sebesar 2,7 dan skor tertimbang dari matriks EFE sebesar 3,68. Nilai 2,7 diposisikan dalam sumbu x dan nilai 3,68 diposisikan dalam sumbu y maka dalam matriks IE terletak pada sel II dimana digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk perusahaan yang masuk ke dalam sel II adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) dan integratif (integrasi kedepan, integrasi kebelakang dan integrasi horizontal).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tertimbang dari matriks EFE sebesar 3,68 mengindikasikan bahwa BUMP PT. Pengayom Tani Sejagad merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada. Total rata-rata tertimbang Matriks IFE menunjukkan angka 2,7 yang mengindikasikan bahwa perusahaan diatas rata-rata dalam keseluruhan kekuatan
512
dalam sel II adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) dan integratif ( integrasi kedepan, integrasi kebelakang dan integrasi horizontal).
Referensi
Badan Standarisasi Nasional. 2016. SNI Tahun 2016 Tentang Sistem Pertanian Organik.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
David, F. 2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
Inawati, L. 2011. Manajer Mutu dan Akses Pasar Aliansi Organis Indonesia (AOI), semiloka “Memajukan Pertanian Organis di Indonesia: Peluang dan Tantangan kedepan”. Yayasan Bina Sarana Bhakti di Cisarua, Bogor, Jawa Barat (14/3/2011).
Kim W.C, dan Mauborgne R. 2005. Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) Ciptakan Ruang Pasar Tanpa Pesaing dan Biarkan Kompetisi Tak Lagi Relevan. Wahono S, penerjemah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Terjemahan dari: Blue Ocean Strategy.
Mayrowani H. 2012. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30 (2), 91 - 108.
Rahayu, W dan N. Setyowati. 2016. Dinamika Peranan Sector Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi Di Wilayah Solo Raya. Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture. 31 (1), 11-17.