• Tidak ada hasil yang ditemukan

57

Tabel 16. Deskripsi Statistik Faktor Eksogen

Statistik N 8 Mean 47.2500 Std, Deviation 2.12132 Minimum 43.00 Maximum 50.00

Ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, maka data

pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman

berdasarkan faktor eksogen pada tabel 17 berikut:

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Tenis Lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksogen

No Interval Klasifikasi Frekuensi %

1 50,44 < X Sangat Baik 0 0% 2 48,32 - 50,43 Baik 2 25% 3 46,20 - 48,31 Sedang 4 50% 4 44,08 - 46,19 Kurang 1 12,5% 5 X - 44,07 Sangat Kurang 1 12,5% Jumlah 8 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data pembinaan

prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman Tahun

2015 berdasarkan faktor eksogen tampak pada gambar 8 berikut:

Gambar 8. Diagram Batang Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Tenis Lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 Berdasarkan Faktor Eksogen

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% Sangat Kurang

Kurang Sedang Baik Sangat Baik

12,50% 12,50%

50,00%

25,00%

0,00% Faktor Eksogen

58

Berdasarkan tabel 17 dan grafik 8 di atas menunjukkan bahwa

pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman

Tahun 2015 berdasarkan faktor eksogen berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 12,5%, kategori “kurang” sebesar 12,5%, kategori

“sedang” sebesar 50%, kategori “baik” sebesar 25%, kategori “sangat

baik” sebesar 0%. Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 47,25, pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan berdasarkan faktor eksogen

masuk dalam kategori “sedang”. B.Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan prestasi cabang

olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 berdasarkan faktor

endogen dan eksogen. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan pembinaan

prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 baik

dari sudut pandang pengurus/pelatih dan atlet masuk dalam kategori “sedang”.

Pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman

Tahun 2015 berdasarkan faktor endogen meliputi; atlet dan eksogen meliputi;

pelatih, sarana dan prasarana, organisasi, lingkungan, manajemen, dan

pendanaan, dijelaskan sebagai berikut:

Kegiatan latihan tidak akan berjalan tanpa adanya anak didik, anak

didik ini sesuai dengan minat atlet terhadap cabang tenis lapangan yang akan

diikutinya, karena salah satu tujuan latihan yang ada untuk mengembangkan

potensi, bakat dan minat yang dimiliki oleh atlet. Atlet rajin dan disiplin dalam

59

turnamen. Beberapa atlet PELTI Sleman DIY yang pernah beprestasi baik

tingkat junior maupun senior pada tabel 18 sebagai berikut:

Tabel 18. Nama Atlet dan Prestasi yang Diraih

Nama Atlet Prestasi

Uun Ina Prastiwi  Juara III beregu PORDA Jateng Tahun 2013

 Juara II Ganda Putri Piala KR Cup DIY Tahun 2013

 Juara I Tunggal dan Ganda Putri Solo Open Tahun 2012

 Juara I Tunggal dan Ganda Putri New Armada Magelang Tahhn 2012

 Juara III Ganda Putri Piala Thamrin Cup Jakarta Tahun 2010

Revina Clarinda Devi

 Juara I Beregu dan Perorangan PORDA Gunungkidul tahun 2013

 Juara I Beregu dan Perorangan Invitasi UNY Tahun 2014

 Juara III Perorangan UNNES Cup tahun 2012 Thalita Nania  Juara I Beregu PORDA Gunungkidul Tahun 2013

 Juara III Beregu PORDA Sleman Tahun 2011 Dimas  Juara II Perorangan Piala New Armada Magelang

Tahun 2014

 Juara II Perorangan Piala Solo Open Tahun 2013 Herlintang  Juara II Tunggal Putri Piala New Armada Magelang

Tahun 2014

 Juara II Tunggal Putri Piala KR Cup Tahun 2013 (Sumber: AD/ART PELTI SLEMAN)

Untuk mendapatkan atlet berprestasi, di samping proses latihan yang

harus dijalankan dengan baik, perlu juga dibarengi dengan menciptakan

kompetisi-kompetisi agar proses latihan yang diterapkan dapat diuji dan

dievaluasi melalui kompetisi-kompetisi yang ada. Oleh karena itu semakin

besar volume dan frekuensi kejuaraan/kompetisi, maka semakin besar peluang

untuk menghasilkan atlet berprestasi.

Dalam pembinaan prestasi olahraga cabang olahraga tenis lapangan di

60

bidangnya, pelatih diberi tanggungjawab untuk melatih anak-anak didiknya.

Pelayanan pelatih ini sesuai dengan perkembangan pengetahuan ilmiah di

bidang yang ditekuni. Adapun pelatih yang diberikan tanggung jawab dalam

kegiatan pembinaan prestasi olahraga cabang olahraga tenis lapangan di

Kabupaten Sleman Tahun 2015 ini sudah memiliki sertifikasi/lisensi dalam

bidang kepelatihan, sehingga menguasai materi dan cara menyampaikan materi

kepelatihannya sesuai dengan bidang yang dilatihnya. Beberapa pelatih tenis

lapangan di Kabupaten Sleman sebagai berikut:

1. Bambang Prionoadi : Lisensi ITF Level 1

2. Abdul Alim : Lisensi ITF Level 1

3. Ngatman Suwito : Lisensi ITF Level 2

Pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten

Sleman Tahun 2015 memiliki program latihan yang sudah baik. Program

latihan adalah komponen penunjang program latihan dibuat langsung oleh

pelatih itu sendiri. Latihan terkait waktu, bobot, isi, jenis latihan dan lain-lain

harus disesuaikan. Jadwal latihan di PELTI Sleman DIY yaitu setiap hari

Selasa, Jumat, dan Minggu pada pukul 15.30-selesai yang bertempat di GOR

Tenis Lapangan FIK UNY.

Peneliti juga melakukan wawancara terhadap atlet DV pada tanggal 29

Juni 2015, mengatakan bahwa:

Pembinaan atlet khususnya cabang olahraga tenis lapangan hanya di saat ada kompetisi saja, misalnya PON, PORDA, SELEKNAS, karena pelatih dan manajemen sibuk semua, itupun juga kalau ada latihan hanya diberikan program latihan saja, jarang sekali pelatih dan manajemen memantau di lapangan.

61

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan kesenjangan bahwa

pembinaan prestasi seharusnya dilaksanakan secara kesinambungan dan

terprogram dengan baik agar prestasi dapat maksimal. Seperti yang dijelaskan

oleh M. Sajoto (1995: 35) menyebutkan bahwa frekuensi minimum latihan tiap

minggunya menjalankan program latihan salama empat kali seminggu. Prestasi

terbaik hanya akan dapat dicapai, tertuju pada aspek-aspek pelatihan seutuhnya

yang mencakup kepribadian atlet, pembinaan kondisi fisik, keterampilan

teknik, latihan taktik dan latihan mental.

Sarana dan prasarana yang ada sebenarnya cukup baik, misalnya

lapangan indoor dan outdor yang memenuhi standar nasional. Akan tetapi

belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara atlet RCD, mengatakan bahwa:

Kalau untuk lapangan kami disediakan outdoor mau kapan saja bisa dipakai. Cuma kendalanya kalau hujan kami kerepotan karena lapangan indoor disewakan untuk umum.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa atlet belum dapat

memanfaatkan sarana dan prasarana dalam hal ini lapangan indoor. Tentunya

latihan akan terganggu jika terjadi hujan dan program latihan tidak berjalan

baik. Sarana dan prasarana merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari

proses pembinaan. Kesuksesan, kelancaran dan berjalan atau tidaknya suatu

pembinaan di antaranya adalah sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan

prasarana yang dimiliki cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya

perlengkapan dan peralatan yang ada, selain itu penambahan ataupun perbaikan

62

prasarana mengalami kerusakan. Semua prasarana yang meliputi semua

lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan

program kegiatan olahraga disebut dengan fasilitas olahraga. Standarisasi

sarana dan prasarana olahraga adalah hal penting dalam terlaksananya suatu

even olahraga. Standarisasi ini harus disesuaikan dengan standar dunia sesuai

dengan cabang olahraga yang akan dilakukan.

Kegiatan pembinaan prestasi olahraga cabang olahraga tenis lapangan

di Kabupaten Sleman Tahun 2015 pada saat ini sudah tergolong maju dan

tertata dengan rapi serta sudah mengalami perkembangan yang lebih baik, hal

ini dapat dilihat dengan adannya strukutur organisasi yang ada dan adanya

kegiatan yang berjalan dengan sistematik, terencana, terstruktur,

lancar/terprogram dengan baik. Dengan adanya susunan keorganisasian inilah

jelas bahwa suatu organisasi pastinya memiliki arah tujuan akhir yang ingin

dicapai. Dengan adanya prinsip perencanaan, pelaksanaan, kontroling dan

evaluasi yang senantiasa dilakukan maka pembinaan akan terus dapat

terkontrol dan memiliki tujuan yang jelas.

Organisasi diartikan sebagai wadah kerjasama sekelompok orang yang

ingin mencapai tujuan tertentu, dan dalam arti dinamis organisasi sebagai suatu

sistem atau kegiatan kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama ke arah

suatu tujuan yang umum. Sedangkan organisasi yang efisien akan melibatkan

pengelompokkan orang dan proses untuk mencegah pemborosan Organisasi

63

Sumber dana pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di

Kabupaten Sleman Tahun 2015 berasal dari dana dari manajemen dan dari

beberapa sponsor. Alokasi dana sebaiknya digunakan untuk sesuatu yang bisa

membangun sistem pembinaan prestasi, seperti membeli peralatan dan

perlengkapan latihan tersebut, membayar gaji pelatih, dan memberikan dana

saat atlet sedang bertanding. Pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab

bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah

dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. Sumber pendanaan keolahragaan ditentukan berdasarkan

prinsip kecukupan dan keberlanjutan. Sumber pendanaan keolahragaan dapat

diperoleh dari masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan

yang berlaku, kerja sama yang saling menguntungkan, bantuan luar negeri

yang tidak mengikat, hasil usaha industri olahraga, dan/atau sumber lain yang

sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan dana

keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,

transparansi, dan akuntabilitas publik. Dana keolahragaan yang dialokasikan

dari Pemerintah dan pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengaturan pajak bagi setiap

orang yang memberikan dukungan dana untuk pembinaan dan pengembangan

keolahragaan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dalam bidang perpajakan. Pandanaan ini sesuai dengan

64

Seperti hasil wawancara dengan atlet PTW, mengatakan bahwa:

untuk pertandingan dana yang dikeluarkan dari pihak manajemen tetapi tidak 100% tapi hanya sebagaian, dan sering atlet memakai dana pribadi saat pertandingan/try out.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dana

yang dikeluarkan dalam kurun waktu 3 tahun terkahir:

1. Tahun 2012 dana yang digunakan untuk pengeluaran pertandingan dan

fasilitas, seperti bola dan sewa lapangan menurun.

2. Tahun 2013 dana yang digunakan untuk pengeluaran pertandingan dan

fasilitas, seperti bola, sewa lapangan, dan konsumsi meningkat karena ada

persiapan untuk PORDA di Gunungkidul.

3. Tahun 2014 dana yang dikeluarkan untuk pertandingan dan fasilitas, seperti

bola dan sewa lapangan menurun.

Dengan adanya pemaparan komponen-komponen pembinaan di atas,

maka pembinaan prestasi olahraga cabang olahraga tenis lapangan di

Kabupaten Sleman Tahun 2015 dikatakan baik karena tersebut berada pada

kondisi ideal untuk mencapai tujuan pembinaan yang diharapkan. Komponen

ideal yang dimaksud adalah pembinaan telah terprogram dan

berkesinambungan, adanya stuktur organisasi yang sudah berjalan sesuai tugas

dan wewenangnya, pelatih sesuai bidang kepelatihannya dan membuat

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait