• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Mengikuti Senam Hamil Mengikuti Senam Hamil

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Mengikuti Senam Hamil Mengikuti Senam Hamil

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoatmodjo, 2012).

Sebelum orang berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yang dimulai dari kesadaran adanya stimulus kemudian ada rasa tertarik. Setelah itu terjadi pertimbangan dalam batin bagaimana dampak negatif positif dari stimulus. Hasil pemikiran yang positif akan membawa subyek untuk memulai mencoba dan akhirnya dalam dirinya sudah terbentuk suatu perilaku baru. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku baru yang mampu bertahan lama (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012) domain kognitif pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Kata kerja yang biasa dipakai menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek dan sebagainya.

3) Aplikasi (Aplication)

Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah.

4) Analisis (Analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan atau membuat bagan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintetis (Syntetis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian informasi sebagai suatu bentuk keseluruhan yang

19

baru.Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi sejauh mana Ibu hamil tahu dan memahami tentang senam hamil (Sahala, 2009). Dimana senam hamil adalah suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil baik secara fisik dan mental pada persalinan cepat , aman dan spontan (Deltapapa, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka ibu hamil semakin aktif melakukan senam hamil.Dengan pendidikan menengah ibu hamil memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang manfaat dari senam hamil. Selain itu ibu hamil yang berpendidikan menengah lebih mudah memahami cara melakukan senam hamil dengan benar sehingga akan membuat sirkulasi darah lancar, tidak terjadi pembengkakan kaki pada ibu hamil dan proses persalinan dapat berjalan dengan normal.

Dalam penelitian Ayati (2011) didapatkan ada 6 orang yang tidak mengikuti senam hamil, hal tersebut dikarenakan sebagian besar ibu hamil tersebut berpendidikan dasar. Kita tahu bahwa seseorang yang memiliki pendidikan dasar sangat sulit menerima informasi yang ada. Oleh karena itu mereka tidak mengikuti senam hamil.

Menurut Ayati, (2011) pengetahuan yang didapat kurang dan juga kurangnya minat atau keinginan dari sang ibu hamil membuatnya juga takut untuk mengikuti senam hamil. Selain itu walaupun seorang ibu hamil berpendidikan tinggi ada juga seorang ibu yang tidak mengikuti senam hamil. Hal tersebut dipengaruhi pekerjaaan ibu.Kesibukan bekerja membuat ibu hamil yang berpendidikan tinggi tidak dapat mengikuti senam hamil. Ibu hamil yang bekerja pastinya akan sedikit kerepotan membagi waktu antara bekerja dengan mengikuti senam hamil. Jadi jelas bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keikutsertaan senam hamil 2.3.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2010).

Newcomb dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Allport yang dikutip dari Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

21

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). 2.3.3. Motivasi

Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata Latin

moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau

berperilaku. Lebih dijelaskan Notoatmodjo bahwa pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspons (dipenuhi) maka akan selalu berpotensi untuk muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang dimaksud. Motivasi merupakan motif kuat individu yang bisa menggerakkan dirinya agar mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan sukarela baik dipengaruhi faktor internal maupun eksternal (Kurniadi, 2013).

1. Teknik Motivasi

Indrastuti (2010) menyatakan bahwa teknik motivasi merupakan kemampuan seseorang atau pemimpin menggunakan sumberdaya dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya motivasi dari bawahan untuk berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Lebih dijelaskan Indrastuti teknik motivasi dapat digunakan oleh manager keperawatan dalam meningkatkan kinerja perawat dalam menerapkan

perilaku etika. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam teknik motivasi Menurut Susihar (2011) diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Harga diri (self esteem), yaitu pengakuan terahadap keberhasilan pekerjaan yang telah dilakukan staf perawatan sehingga meningkatkan harga diri dan diharapkan dapat memotivasi.

b. Pengkayaan Pekerjaan (job enrichment), yaitu pengembangan tugas staf perawatan sehingga pekerjaan itu sendiri membuat staf termotivasi.

c. Pemberdayaan (empowerment), melalui pendelegasian tanggung jawab dan kewenangan sehingga timbul rasa percaya dan mempercayai serta saling mendukung.

d. Promosi kesamping (lateral promotion), yaitu promosi karir dengan memberikan kesempatan kepada setiap staf perawatan untuk maju dan mendapat tugas yang lebih dan sesuai.

e. Komunikasi (communication) bertujuan untuk memberikan motivasi dengan berbagi informasi dan berkonsultasi.

f. Penghargaan (reward), baik finansial maupun non finansial.

g. Pertumbuhan (growth), yaitu tumbuh dan berkembang guna meningkatkan kemampuan dengan cara memberikan kepada staf perawatan untuk meneruskan pendidikan dan mengikuti pelatihan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Danim (2004) menjelaskan bahwa motovasi perawat sangat mempengaruhi perilaku individu dalam menghasilkan produktivitas kerja. Lebih dijelaskan Danim

23

motivasi yang tinggi akan menghasilkan produktifitas yang tinggi dan motivasi yang rendah akan menurunkan produktifitas. Adapun keberhasilan pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh:

a. Kemampuan melakukan pekerjaan tersebut, yang akan dapat dicapai dengan baik bila pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

b. Memiliki peralatan atau sarana pendukung yang tepat. c. Memiliki motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya

Menurut Haswita, (2012) motivasi ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana seseorang yang telah termotivasi untuk melakukan sesuatu, maka akan berusaha melakukan sesuatu tersebut dengan baik dan tekun, dengan harapan hasil yang baik. Motivasi seseorang yang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dari dorongan luar akan lebih menguntungkan.

Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Hidayah, (2014) menyatakan bahwa motivasi tidak berhubungan dengan peran serta ibu hamil dalam mengikutisenam hamil, hal ini disebabkan karena motivasi seseorang akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada banyak faktor seperti pengaruh orang lain dekat dan situasi yang mendukung. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Azwar (2003) bahwa motivasi seseorang akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada banyak faktor antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa dan institusi kesehatan yang terkait pada seseorang itu.

Motivasi ibu hamil dengan pelaksanaan senam hamil memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana seseorang yang telah termotivasi untuk melakukan sesuatu, maka akan berusaha melakukan sesuatu tersebut dengan baik dan tekun dengan harapan hasil yang baik. Motivasi seseorang yang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dari dorongan luar akan lebih menguntungkan dan memberikan keteraturan dalam melakukan aktivitas. Motivasi yang datang dari luar individu bergantung dengan sesuatu dan pengaruh orang lain bukan berarti tidak penting dan tidak baik, sebab kemungkinan besar keadaan seseorang itu dinamis dan berubah-ubah sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik atau dorongan dari luar (Haswita, 2012).

2.3.4 Persalinan 1. Pengertian

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2005).

Persalinan kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi (Saifudin, 2002).

Dokumen terkait