• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. DESKRIPSI WILAYAH

A. Hasil Penelitian

2. Gambaran Umum Aktivitas Perdagangan Di Pasar Klewer 92

3.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembedaan gender yang diidentifikasi dalam kedua profil di atas (profil aktivitas dan profil akses dan kontrol). Mengidentifikasi pengaruh yang lampau dan sekarang dapat menyajikan suatu indikasi perubahan dan kecenderungan bagi masa depan. Faktor-faktor ini juga dapat dipertimbangkan bagi kesempatan dan keterbatasan yang mereka hadapi sekarang untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proyek dan program pembangunan.

Maksud mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh ini adalah untuk mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi aktivitas atau sumberdaya dan bagaimana faktor-faktor itu mempengaruhi aktivitas dan sumberdaya tersebut. Hal ini akan membantu mengidentifikasi keterbatasan dan kesempatan eksternal. (Oxfam untuk Gender Learning Team, 1995)

Faktor yang berpengaruh yang akan diuraikan antara lain mencakup background pendidikan, kebijakan pasar, keadaan ekonomi dan asal usaha perdagangan.

a. Pendidikan

Banyak orang mengatakan bahwa pendidikan penting bagi kemajuan dan masa depan seseorang. Pendidikanlah yang akan menentukan masa depan seseorang. Pendidikan bisa diperoleh

secara formal yakni dari bangku sekolah maupun secara nonformal, yaitu dari pengalaman sehari-hari.

Sebanyak 7 dari 10 informan yang ada mengatakan kalau background pendidikan yang mereka miliki tidak menunjang dan tidak ikut mempengaruhi pekerjaan yang mereka geluti sekarang. Dan hal ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, hal ini terjadi pada Ibu SM yang memiliki background sekolah tata boga, Ibu TM yang memiliki background sekolah guru agama, Ibu SW, Ibu Sr, Ibu HR, dan Ibu NS yang hanya lulusan SD, sedangkan Ibu Nr yang menamatkan pendidikan SMA umumnya. Hanya 3 informan yang mengatakan kalau background pendidikan yang mereka miliki turut menunjang pekerjaan yang mereka geluti sekarang, mereka adalah Ibu IK yang merupakan seorang sarjana ekonomi manajemen, menurut ia background pendidikan yang ia miliki turut menunjang pekerjaan yang sekarang ia geluti, ia mengatakan bahwa :

“Saya seorang sarjana ekonomi managemen, dengan ilmu yang saya peroleh semasa di bangku kuliah, saya bisa menerapkannya untuk membantu mengatur pemasukan dan pengeluaran, serta mengatur barang masuk dan keluar. Intinya pendidikan yang saya miliki sangat menunjang sekali pekerjaan saya yang sekarang.”

(wawancara tanggal 8 April 2010)

Ibu St yang menamatkan pendidikan SMK akuntansinya dan Ibu R yang merupakan seorang sarjana akuntansi. Pendidikan

yang mereka meliki dapat teraplikasikan di kehidupan sehari-hari mereka, mereka mengatakan bahwa :

“Dengan background akuntansi yang saya punyai, saya bisa mengaplikasikannya di pekerjaan saya yang sekarang, saya bisa menggunakannya untuk mengatur pembukuan, pemasukan dan pengeluaran dan masih banyak lagi.”

(wawancara tanggal 12 April 2010) b. Kebijakan

Kebijakan dari Dinas Pengelola Pasar (DPP) berupa peraturan tertulis yang dituangkan dalam SHP (Surat Hak Penempatan), tetapi ada juga peraturan tidak tertulis yang disepakati antar sesama pedagang. Yaitu peraturan mengenai jam buka dan jam tutup pasar. Meskipun peraturan ini tidak tertulis namun semua pedagang sama menyepakatinya.

10 informan mengatakan kalau tidak terdapat peraturan pasar yang merugikan maupun menguntugkan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Sebenarnya mereka tidak sama yakin akan jawaban tersebut, karena mereka juga tidak tahu dan tidak paham akan adanya peraturan pasar. Bahkan di pasar tersebut terdapat peraturan atau tidakpun mereka juga kurang paham. Menurut mereka ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Dinas Pengelola Pasar. Namun menurut mereka kalaupun selama ini memang terdapat peraturan pasar hal ini tidak mempengaruhi aktivitas perdagangan mereka.

c. Ekonomi

Keadaan ekonomi yang ada mau tidak mau ikut mempengaruhi aktivitas perdagangan di berbagai wilayah, tak terkecuali di Pasar Klewer. Keadaan ekonomi yang tidak stabil menyebabkan penjualan juga mengalami pasang surut.

Pihak yang paling dirugikan ketika situasi pasar tidak menentu seperti saat terjadi krisis maupun menurunnya penjualan sehingga mengakibatkan menurunnya laba sebanyak 5 dari 10 informan mengatakan kalau kerugian paling besar ditanggung oleh ibu/istri, hal inilah yang terjadi pada Ibu TM, Ibu SW, Ibu IK, Ibu Sr, dan Ibu NS. Karena rata-rata para perempuan inilah yang berperan banyak terhadap aktivitas perdagangan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu SW, beliau mengatakan bahwa:

“Sayalah yang paling menanggung kerugian yang paling besar mbak, soalnya pendapatan yang saya peroleh kan tidak hanya digunakan untuk keperluan kios saja, tetapi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari, berbeda halnya dengan suami saya yang hanya menggunakan pendapatannya hanya untuk keperluan kiosnya dan keperluan pribadinya saja.”

(wawancara tanggal 7 April 2010)

Berbeda dengan jawaban Ibu SW, Ibu TM memberikan jawaban yang berbeda, jawaban yang dikemukakan oleh Ibu TM, 38 tahun adalah :

“Karena saya bekerja sendirian di pasar ini, maka saya jugalah yang menanggung kerugian terbesar,

karena sayalah yang bertanggungjawab penuh terhadap berjalannya pasar.”

(wawancara tanggal 6 April 2010)

Sedangkan 4 informan lainnya yakni Ibu SM, Ibu St, Ibu Nr dan Ibu R mengatakan kalau kerugian ditanggung berdua antara suami dan istri karena mereka bersama mengelola dan bertanggungjawab terhadap aktivitas perdagangan. Sedangkan seorang informan memberikan jawaban yang sedikit berbeda, yakni Ibu HR, ia mengatakan bahwa :

“Kalau situasi pasar sedang berada pada keadaan seperti itu, semua anggota keluarga saya ikut menanggungnya, karena kalau keadaan pasar sedang tidak menentu maka saya akan mengganggu keuangan anggota keluarga saya yang lain. Saya akan meminta suami maupun anak-anak saya untuk menutup kekurangan maupun kerugian yang kios saya alami.” (wawancara tanggal 13 April 2010)

d. Asal Usaha

Asal usaha perdagangan yang digeluti seseorang bisa berasal dari mana saja. Entah itu usaha yang memang dirintis dari awal oleh pedagang itu sendiri maupun usaha yang diwariskan oleh orang lain, baik itu orangtua maupun saudara dan kerabat.

Sebanyak 8 dari 10 informan mengatakan kalau usaha yang mereka miliki sekarang ini merupakan usaha yang mereka dirikan sendiri, Ibu SM dan Ibu NS pernah ikut dengan orang untuk berdagang, lalu mereka mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya mereka dapat membuka kios dan membangun usaha sendiri. Sedangkan Ibu SW dan Ibu Nr telah

memiliki darah berdagang yang dirunkan dari orangtua mereka kepada mereka, sehingga dengan bekal ilmu yang telah diajarkan oleh orangtuanya mereka membuka usaha sendiri. Untuk Ibu HR karena beliau beretnis tionghoa maka bakat berdagang telah ada dalam dirinya, meskipun hanya lulusan SD namun dapat dilihat bahwa sekarang dia telah menjadi pedagang yang hebat dan patut untuk diperhitungkan. Seorang informan lagi yakni Ibu TM mendapatkan usaha ini dari kakaknya, dia mendapat modal dan ilmu dari kakak perempuannya, dengan berbekal modal dan ilmu tersebut beliau mulai merintis usahanya. Sedangkan informan terakhir yakni Ibu R memperoleh usaha ini dengan meneruskan usaha yang telah didirikan oleh suaminya terlebih dahulu. Beliau mengatakan bahwa :

“Saya ini hanya meneruskan usaha yang sudah dibangun terlebih dahulu oleh suami saya, meskipun saya seorang sarjana akuntansi tapi suami saya tidak memperbolehkan saya untuk bekerja di luar. Dia hanya mengizinkan saya untuk mengelola dan menunggu kios ini.”