• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, ada beberapa hal yang yang menjadi kendala dalam implementasi pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, yaitu:

1. Faktor dalam diri siswa

Menurut salah seorang guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, ada beberapa siswa yang diberikan pembinaan akhlak yang sangat sulit diatur. Guru telah melakukan berbagai cara dimulai dengan nasehat dengan cara lemah lembut, dimarahi, dipanggil orangtua, diberi peringatan, dijadikan sahabat, akan tetapi siswa bersangkutan masih sulit untuk diatur, misalnya merokok, bolos dari sekolah, dan sebagainya. Setelah diobsrevasi guru bersangkutan ternyata memang dalam diri siswa tersebut yang tidak ada kemauan untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.83 Hal yang sama dikemukakan salah seorang guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, bahwa siswa yang sangat sulit untuk diberikan pembinaan akhlak adalah siswa yang tidak/kurang memiliki kemauan untuk mengubah perilaku yang jelek dalam dirinya.

83

Hal ini terlihat dari sikap siswa yang apabila dinasehati menunjukkan sikap acuh tak acuh, tidak ada sikap memperhatikan apa yang disampaikan gurunya.84

2. Faktor teman sepergaulan siswa

Faktor lain yang mempengaruhi implementasi pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak adalah faktor teman sepergaulan siswa yang kurang baik. Menurut salah seorang guru ada beberapa siswa yang diberikan pembinaan akhlak dan siswa tersebut ada yang sangat sulit dibina karena dia sering atau mudah terpengaruh temannya yang kurang baik. Siswa tersebut sering dinasehati untuk menghindari teman pergaulan yang kurang baik, akan tetapi siswa tersebut merasa sulit untuk melakukannya. Terkadang ada siswa yang sudah mau mengubah perilaku buruknya, akan tetapii kemudian mengulangi kembali perbuatannya yang buruk tersebut karena diajak temannya.85

Menurut salah seorang siswa yang diberikan pembinaan akhlak oleh guru Bimbingan dan Konseling, mereka sebenarnya mau mendengarkan dan menuruti nasehat guru mereka untuk meninggalkan perilaku/perbuatan yang jelek seperti merokok atau bolos sekolah, akan tetapi mereka sangat sulit untuk tidak mengikuti

84

Megawati, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 7 Desember 2015

85

Ratih Wijayanti, Guru PAI SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 12 Desember 2015

ajakan temannya. Apabila mereka tidak mengikuti ajakan temannya tersebut, mereka akan diacam dan dikucilkan oleh kelompoknya.86

3. Faktor kurangnya perhatian orangtua

Kurangnya perhatian orangtua terhadap perkembangan anaknya dapat menjadi faktor lain yang mempengaruhi implementasi prinsip-prinsip pendidikan Islam dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak. Sebagaimana yang dikemukakan salah seorang guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, siswa yang sukar sekali untuk dibina biasanya kondisi keluarga yang kurang harmonis, seperti orangtua yang bercerai atau orangtua yang sibuk bekerja di luar rumah. Guru telah berupaya seoptimal mungkin memberikan pembinaan akhlak kepada siswanya, akan tetapi apabila orangtua kurang mendukung upaya yang dilakukan guru tersebut, maka hasilnya akan kurang maksimal.87

Menurut salah seorang guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, setiap pihak sekolah melakukan home visit kepada siswa yang bermasalah, seperti suka bolos, malas mengerjakan tugas sekolah, atau prestasi belajar siswa yang rendah, biasanya yang akan ditemukan guru Bimbingan dan Konseling tersebut adalah keadaan keluarga yang kurang harmonis. Anak kurang perhatian dan perawatan yang baik, disebabkan orangtua sibuk bekerja

86

Muhammad Firnando, Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

87

di luar rumah mencari nafkah.88 Salah seorang siswa SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak juga mengemukakan bahwa salah satu penyebab mereka melakukan perbuatan yang buruk, seperti merokok dikarenakan kurangnya perhatian orangtua. Ketika pulang sekolah terkadang orangtua tidak ada di rumah. Walaupun mereka pulang sampai malampun orangtua tidak memperdulikan. Orangtua mereka juga jarang menanyakan perkembangan anaknya di sekolah.89

4. Faktor kurangnya kerjasama antar guru di sekolah

Faktor lain yang mempengaruhi implementasi pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak adalah kurangnya kerjasama antar guru di sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam. Sebagaimana yang dikemukakan Kepala SMP Negeri 1 Batu Brak, terkadang ada beberapa guru yang kurang mendukung upaya menerapkan prinsip keutamaan, seperti apabila marah kepada siswanya yang bandel atau melanggar peraturan sekolah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, bersifat berat sebelah, suka mengejek dan menghina siswa baik di depan siswa maupun teman-temannya serta guru lain, tidak ikut shalat berjamaah dan lain sebagainya.90

88

Eni Oktaviani, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

89

Dewi Mustika Sari, Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

90

Hal yang sama dikemukakan salah seorang guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, terkadang ada guru yang mendiamkan saja apabila siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik misalnya melanggar peraturan sekolah. Bahkan ada guru yang suka membela perilaku siswa yang kurang baik yang dianggapnya hal biasa yang dilakukan anak remaja.91

5. Faktor kurang pengetahuan guru tentang implementasi pendidikan Islam

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, diperoleh data bahwa sebagian besar guru di SMP tersebut kurang memahami implementasi pendidikan agama Islam. Misalnya implementasi prinsip integrasi pada materi pendidikan, mereka mengira hanya sebatas menyajikan materi agama dan materi umum, itulah yang namanya integrasi. Padahal yang dimaksud integrasi itu bukan berarti hanya memasukkan materi umum dan materi agama pada kurikulum tetapi ketika menjelaskan materi agama mengaitkannya dengan materi umum, begitu pula sebaliknya ketika menjelaskan materi umum dikaitkan dengan materi agama. Menurut guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak mereka kurang memahami pengintegralan yang demikian, dan merasa kesulitan dalam melaksanakan hal tersebut.92

91

Rita Dewi, Guru SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 3 Desember 2015

92

Astina, Saprin, dan Rimaita, Guru SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

Begitu juga ketika implementasi prinsip keutamaan dalam pelaksanaan pendidikan Islam di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, mareka jarang sekali mengembalikan hakikat materi yang disampaikan dengan nilai-nilai tauhid. Yang mereka tahu selama ini ketika menyampaikan materi target yang perlu dicapai adalah siswa dapat menjawab dengan baik setiap pertanyaan maupun ketika ulangan dengan memperoleh hasil belajar tuntas.93

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak tentang prinsip-prinsip pendidikan Islam menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam implementasi pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak yaitu: 1) faktor dalam diri siswa, 2) faktor teman sepergaulan siswa, 3) faktor kurangnya perhatian orangtua, 4) faktor kurangnya kerjasama guru di sekolah, dan 5) faktor kurangnya pengetahuan guru tentang implementasi pendidikan agama Islam.

93

Munarni, Atisa, dan Zarkasi, Guru SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 4 Desember 2015

Adapun faktor yang menjadi pendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam implementasi pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, antara lain:

1. Faktor lingkungan sekolah yang Agamis

Berdasarkan hasil observasi peneliti, lingkungan sekolah di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak sangat mendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswanya. Karena walaupun merupakan sekolah umum akan tetapi semua siswa perempuan diharuskan memakai pakaian yang menutup aurat dan memakai jilbab bagi yang bergama Islam. Pakaian siswa laki-laki juga tidak pendek. Selain itu sebelum memulai kegiatan pembelajaran siswa selalu membaca Al-Quran secara bersama-sama dan dilanjutkan dengan membaca doa. Pada siang harinya siswa shalat Dzuhur berjamaah. Kegiatan-kegiatan keagamaan juga dilaksanakan dengan baik di SMP ini, seperti memperingati hari besar Islam, melaksanakan lomba-lomba keagamaan. Sehingga suasana lingkungan di sekolah SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, cukup mendukung dalam meningkatkan akhlak siswa.94

Salah seorang siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak juga menyatakan bahwa, walaupun dirinya sekolah di sekolah umum akan tetapi kegiatan keagamaan Islam selalu dilaksanakan dan dirasakan oleh mereka,

94

Observasi lingkungan sekolah di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Oktober – Desember 2015

seperti membaca Al-Quran, hafalan surat-surat pendek, shalat berjamaah, mengucapkan salam kepada guru setiap bertemu, memakai pakaian yang menutup aurat, dan lain sebagainya.95 Siswa lainnya juga menjelaskan bahwa guru mereka sellu mengutamakan dalam mendidik akhlak mereka. Seperti, apabil mereka melakukan akhlak yang kurang baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah pasti akan langsung dipanggil dan diberikan bimbingan. Bimbingan yang diberikan baik itu dengan memanggil siswa ke ruang bimbingan konseling atau memanggil orangtua siswa.96

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut dipahami bahwa salah satu faktor yang mendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak adalah lingkungan sekolah yang agamis.

2. Faktor keteladanan guru pendidikan agama Islam

Faktor lainnya yang mendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak adalah keteladanan guru sangat diutamakan dan diperhatikan. Kepala sekolah selalu mengingatkan siswa untuk selalu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi para siswanya, baik itu dalam berkata-kata, bersikap, maupun dalam

95

Santi Erawati, Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

96

Ikhsan Kurniawan, Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 4 Desember 2015

berpakaian. Sehingga semua guru memakai pakaian yang sopan bahkan sebagian besar guru perempuan memakai pakaian yang menutup aurat dan jilbab.97

Berdasarkan observasi peneliti, akhlak guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak. Ketika waktu shalat, mereka melaksanakan shalat dengan baik. Selain itu hubungan antar guru terjalin dengan baik, setiap bertemu mereka saling mengucapkan salam dan berjabatan tangan, berkata-kata dengan sopan santun, mampu menjaga tawanya, dan berpakaian yang menutup aurat tidak terlalu mencolok ataupun ketat. Hubungan guru laki-laki dan perempuan juga mampu membedakan yang bukan mahramnya, begitu pula dengan siswa baik laki-laki maupun perempuan.98Menurut salah seorang siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, guru pendidikan agama Islam mereka dapat menjadi teladan yang baik bagi diri mereka. Belum pernah mereka melihat perilaku guru pendidikan agama Islam mereka yang menunjukkan akhlak yang tercela.99

Menurut salah seorang siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, guru pendidikan agama Islam mereka memiliki akhlak yang cukup baik. Bapak guru pendidikan agama Islam mereka tidak pernah melakukan perbuatan yang kurang sopan kepada siswa perempuannya. Begitu juga dengan ibu guru pendidikan agama Islam mereka. Tingkahlaku guru pendidikan agama Islam

97

A. Jaswadi, Kepala SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 1 Desember 2015

98

Observasi akhlak guru di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Oktober – Desember 2015

99

mereka pun sangat baik, baik itu dari segi berpakaian, berkata-kata maupun tertawa yang tidak terbahak-bahak.100

Kepala SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak juga menyatakan bahwa para guru pendidikan agama Islam mereka, memiliki akhlak yang cukup baik. Dalam segi berpakaian mereka sopan-sopan, setiap bertemu saling menyapa, tersenyum, dan mengucapkan salam. Tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa ada suatu kejadian yang menunjukkan kebobrokan akhlak guru pendidikan agama Islam kepada siswanya ataupun kepada sesama rekan guru.101

Menurut salah seorang siswa SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, sebagian besar guru pendidikan agama Islam di SMP ini mampu mengendalikan diri. Misalnya, ketika ada siswa yang bandel atau melawan perkataan guru, maka guru tersebut tidak langsung marah-marah terbawa emosi dengan mengatakan perkataan yang tidak pantas. Akan tetapi dengan sabar menghadapi siswa tersebut, sehingga siswa menyadari kesalahannya. Begitu juga apabila guru tertawa, maka ia mampu mengendalikan tawanya, tidak terbahak-bahak yang dapat menjatuhkan wibawa sang guru.102

Salah seorang guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, menyatakan bahwa mereka berusaha untuk mengendalikan diri terutama emosi mereka apabila menghadapi siswa yang

100

Syaifullah Rasyidi, Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 4 Desember 2015

101

Durja Abadi, Kepala SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 15 Desember 2015

102

bermasalahan. Begitu juga pada siswa yang pintar, mereka berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan sikap berlebihan pada mereka yang akan menimbulkan rasa iri dan pilih kasih dalam hati para siswa.103

Begitu juga menurut Kepala SMP Negeri 1 Batu Brak, bahwa guru pendidikan agama Islam yang ada di SMP ini cukup mampu mengendalikan dirinya. Belum pernah terjadi ada laporan dari siswa ataupun orangtua siswa atas perilaku guru yang tidak mampu menahan diri, misalnya memukul siswa yang bandel. Begitu juga dalam berhubungan dengan para siswa baik laki-laki maupun perempuan, para guru pendidikan agama Islam tersebut mampu menahan atau mengendalikan dirinya dengan cukup baik.104

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dipahami bahwa faktor keteladan guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak menjadi salah satu faktor yang mendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswa, khususnya di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak.

3. Faktor konsistensi guru pendidikan agama Islam

Faktor lainnya yang menjadi pendukung dalam implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, adalah faktor konsistensi guru pendidikan agama Islam. Artinya guru pendidikan agama Islam akan memberikan hukuman maupun

103

Effendi, Guru SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 7 Desember 2015

104

sanksi yang tegas kepada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah maupun melakukan akhlak yang kurang baik lainnya. Menurut hasil observasi penulis, guru pendidikan agama Islam bersikap tegas pada siswa yang melakukan akhlak yang tercela. Sikap tegas yang ditunjukkan guru pendidikan agama Islam adalah langsung memberikan hukuman pada siswa yang melanggar mulai dari hukuman ringan seperti diskor sampai hukuman yang berat seperti dipindahkan sekolah. Siswa yang melakukan akhlak yang baik juga mendapatkan perhatian guru dengan memberikan pujian, perlakukan yang baik, dari para guru.105

Menurut guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, mereka selalu berupaya menanamkan disiplin dalam diri siswa. Siswa yang melakukan akhlak yang kurang baik, seperti: mencuri, tidak mengumpulkan tugas guru, berbohong, memaksa siswa lain memberikan uang, mencontek ketika ulangan, dan lain sebagainya, maka akan langsung diberikan hukuman tegas dari guru maupun dari pihak sekolah. Akan tetapi hukuman yang diberikan tidak langsung hukuman yang berat. Apabila baru pertama kali siswa melakukan pelanggaran maka siswa dipanggil dan diberikan nasihat, dilakukan pendekatan dengan siswa dan orangtua siswa. Apabila siswa masih saja mengulangi perbuatannya yang kurang baik tersebut, maka barulah diberikan hukuman berat

105

Observasi hukuman dan hadiah bagi siswa yang melakukan akhlak yang baik dan buruk di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Oktober – Desember 2015

dengan pemanggilan orangtua siswa, tidak diperbolehkan mengikuti kegitan belajar ataupun dikeluarkan dari sekolah.106

Bagi siswa yang melakukan akhlak yang baik, maka siswa tersebut diberikan suatu penghargaan dari para gurunya dengan pujian, perhatian, dan tanggapan yang baik dari para guru. Sikap guru yang demikian diharapkan agar siswa tersebut mengulangi perbuatannya yang baik tersebut lebih baik lagi. Guru berusaha untuk tidak bersikap acuh atas usaha siswa memperbaiki dirinya. Siswa yang telah berusaha memperbaiki dirinya diberikan dukungan dengan tidak mengingatkan siswa akan kesalahannya yang lalu.107

Menurut salah seorang siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, guru mereka bersikap tegas pada siswa yang melakukan akhlak yang buruk. Mereka akan diberikan hukuman oleh guru apabila melakukan akhlak yang kurang baik. Pertama guru akan memberikan nasihat, apabila siswa masih melakukan perbuatan tersebut barulah orangtua dipanggil, apabila siswa masih juga melakukan perbuatan tersebut maka siswa diberikan teguran yang keras mulai dimarahi, tidak diperbolehkan ikut belajar, sampai dikeluarkan dari sekolah.108

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak langsung memberikan hukuman pada siswa yang melakukan akhlak yang buruk dan memberikan respon yang baik pada siswa yang melakukan akhlak yang

106

Effendi, Guru SMP Negeri 1 Batu Brak, Wawancara, 7 Desember 2015

107

Arpan, Guru SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, Wawancara, 10 Desember 2015

108

baik. Pemberian hukuman dilakukan bertahap mulai dengan memberi nasihat dan bimbingan. Apabila siswa masih mengulangi perbuatan buruknya maka siswa diberikan hukuman yang lebih tegas sampai dikeluarkan dari sekolah. Siswa yang melakukan akhlak yang baik juga direspon positif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut diperoleh data bahwa beberapa faktor yang mendukung implementasi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan akhlak siswa di SMP Negeri 1 Batu Brak dan SMP Negeri Satu Atap 1 Batu Brak, diantaranya adalah: 1) faktor lingkungan sekolah yang agamis, 2) faktor keteladanan guru pendidikan agama Islam, dan 3) faktor konsistensi guru pendidikan agama Islam.

E.Hasil Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Akhlak

Dokumen terkait