• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak dan berbicara

1. Faktor yang mempengaruhi menyimak

Henry Guntur Tarigan (2008: 104-114) memaparkan delapan faktor yang mempengaruhi dalam menyimak, di antaranya ialah:

a. Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar, sehingga mengakibatkan terganggunya dan dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau memungkinkan kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik ketika berada jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat lemah, atau mengindao suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal, sekilas saja, dan pola tingkah lakunya tidak karuan. Selain itu, lingkungan fisik juga turut bertanggungjawab, yaitu ketika ruangan terlalu panas, lembab, atau terlalu dingin, suara atau bunyi bising yang menggangu dari jalan, dari kamar sebelah, atau dari beberapa bagian ruangan tempat penyimak berada, para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya hingga mengganggu orang yang sadang menyimak.

158

Selain faktor fisik, faktor yang lebih sulit diatasi dalam meyimak ialah faktor fsikologis, yang merupakan melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi. Faktor-faktor ini antara lain;

a) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab alasan dan alasan; b) Keegosentrisan dan asyiknya terhadap minat pribadi

serta masalah pribadi;

c) Kepicikan yang menyebabka pandangan yang kurang jelas;

d) Kebosanan dan kejenuhan yang meyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan;

e) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap pembicara.

Sebagian atau semua faktor tersebut dapat mempengaruhi kegiatan menyimak ke arah yang merugikan dan buruk.

c. Faktor Pengalaman

Agaknya tidak perlu disangka lagi bahwa sikap-sikap seorang merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalamannya sendiri. Kurangnya atau tidak minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Demikianlah, latar

159

belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan meyimak.

d. Faktor sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik pembicaraan yang dapat disetujui ketimbang pokok-pokok pembicaraan yang kurang atau tidak disetujui. Dengan mengetahui masalah di atas pembicara seyogyanya memerhatikan cara memilih topik pembicaraan yang disenangi oleh para penyimak. Pada dasarnya manusia mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, sedangkan sikap menolak yaitu pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi dampak pada menyimak, masing-masing dampak positif dan dampak negatif.

e. Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Begitu pula dengan halnya dengan menyimak. Kebanyakan kegiatan meyimak melibatkan sistem penilaian diri sendiri. Kalau seseorang dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicaraan itu, maka seseorang itu akan bersemangat menyimaknya degan tekun dan saksama.

f. Faktor Jenis Kelamin

Dari beberapa penelitan, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian

160

pada sesuatu pun berbeda beda. Julian Silverman, menemukan fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan instusif (bersifat mengganggu), berdikari/mandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri (swasembeda), dapat menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusi (menyebar), sensitifm mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional.

g. Faktor Lingkungan

Ada dua faktor pengaruh lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial

a) Lingkungan Fisik

Ruangan kelas merupakan suatu faktor penting dalam memotivasi kegiatan menyimak, karena untuk menaruh perhatian pada masalah-masalah dan sarana-sarana akustik, agar penyimak dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Kalau jarak terlalu jauh antara pembicara dan penyimak, tentu akan menghalangi dan atau mengganggu komunikasi.

b) Lingkungan Sosial

Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana, merkea didorong untuk mengekspresikan ide0ide mereka, juga mengetahui dengan cepat bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai.

161

2. Faktor yang mempengaruhi berbicara

Nasla Wati (2013, dalam situsnya) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan dalam berbicara. Di antaranya sebagai berikut;

a. Faktor-Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara

a) Ketepatan ucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar, sehingga menjadi suatu penyimpangan, maka keefektifan komunikasi akan terganggu.

b) Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai.

Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Begitu juga sebaliknya.

c) Pilihan kata (Diksi)

Diksi adalah kemampuan pembicara atau penulis dalam memilih kata-kata untuk menyusunnya menjadi rangkaian kelimat yang sesuai dengan keselarasan dari segi konteks. Oleh karena itu, pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran.

162

d) Ketepatan sasaran pembicaraan

Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran. Sehingga mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat. Kalimat efektif memiliki ciri utuh, berpautan, pemusatan perhatian, dan kehematan. Keutuhan kalimat terlihat pada lengkap tidaknya unsur-unsur kalimat. Pertautan kalimat terlihat pada kompak tidaknya hubungan pertalian antara unsur dalam kalimat, hubungan tersebut harus jelas dan logis. Pemusatan perhatian kalimat ditandai dengan adanya penempatan bagian kalimat yang penting pada awal atau akhir kalimat.