• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa islam terhadap pemimpin

B. Pembahasan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa islam terhadap pemimpin

A. Kepercayaan

Seperti sudah di ketahui Indonesia adalah Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Islam menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia merdeka. Islam di Indonesia bukan hanya sekedar agama, namun islam di Indonesia adalah pegangan dalam menjalani hidup. Dalam islam menjadi seorang pemimpin sudah banyak diatur dalam al-qur’an. Syarat dan ketentuannya sudah diatur, seperti pemimpin harus seorang muslim, sudah dewasa, laki-laki dan sebagainya. Seperti dalam jurnal (Djunaedi. A. F. "Etika dan Filisofi Pemimpin dalam Islam". Jurnal Al-Mawarid Edisi XIII, 2005. Hal 54-66.). Mengatakan bahwa ada dua syarat yang harus di penuhi yakni syarat mutlak dan syarat keutamaan. Syarat mutlak adalah sebagai berikut;

a) Harus seorang muslim, sudah banyak disebutkan dalam al-qur’an.

b) Pria, dikatakan dalam surat An-nisa : 34, “kaum laki-laki itu pemimpin bagi perempuan, sebagaimana allah telah melebihkanya atas kalian”. c) Taklif, bisa dibebani maksudnya adalah sudah dewasa atau berakal sehat. d) Mampu, mampu mengemban jalannya pemerintahan, disinilah letak

sebuah kepemimpinan di butuhkan, seseorang yang benar-benar berkompeten.

e) Adil, pemimpin harus adil dari segi hokum, kesejahteraan rakyat, perdamaian.

Ada enam unsur budaya yang dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap lawan komunikasi kita saat sedang berkomunikasi. Saah satu faktor tersebut adalah faktor kepercayaan, nilai, dan sikap. Keperayaan adalah anggapan dari dalam diri yang menganggap suatu objek atau peristiwa tertentu mengandung makna, nilai, tertentu yang belum tentu juga peristiwa atau objek tersebut benar-benar ada. Nilai adalah evaluative dari kepercayaan tersebut, mencakup kegunaan, kebaikan, etika, dan kepuasan. Semua narasumber melihat agama sebagai acuan utama mencari pemimpin yang baik, walau ada perbedaan dalam diri siapa di antara para pemimpin yang ada, nilai-nilai islam itu berada.(Mulyana 2005 hal. 198-201).

Deddy mulayana menjelaskan dalam bukunya mengatakanPengalaman menjadi faktor penting dalam persepsi seseorang terhadap seseorang lain, objek atau sebuah peristiwa dan kemudian reaksi mereka akan seseorang atau peristiwa tersebut berdasarkan pengalaman mereka akan seseorang, objek atau peristiwa yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu meraka. (Mulyana 2008 hal. 191). Narasumber adilia dan ali melihat sendiri bagaimana hasil kerja nyata dari pasangan calon nomor dua. Pengalaman melihat secara langsung hasil kerja mereka membuat adilia dan ali mempunyai persepsi yang berbeda tentang pemimpin islam dalam pilkada Jakarta ini. Walaupun kriteria pemimpin yang di katakan oleh adilia dan ali adalah sama seperti yang lain yakni berdasarkan al-qur’an.

C. Organisasi

Organisasi dapat mempengaruhi kita dalam mempersepsikan dunia dan kehidupan. Baik organisasi formal maupun informal, organisasi mempengaruhi persepsi karena dalam sebuah organisasi terdapat nilai dan etikanya sendiri. Lembaga informal salah satunya adalah keluarga, dalam keluarga tentu selalu diajarkan perangkat dan aturan tidak tertulis oleh orang tua sehingga dapat mempengarhi cara berkomunikasi kita. Lembaga formal contohnya pemerintah, baik ada aturan yang tertulis atau tidak dapat mempengaruhi persepsi kita yang pada akhirnya mempengaruhi cara berkomunikasi kita.(Mulyana 2005 hal. 204).

Kenanggotaan kita dalam kelompok-kelompok diatas akan mempengaruhi komunkasi kita dengan anggota kelompok luar. Sebagai anggota kelompok baik pemimpin ataupun anggota biasa, norma-norma kelompok yang kita anut, reputasi kelompok tersebut mempengaruhi persepsi kita terhadap kelompok lain. Bahkan orang yang belajar di sekolah atau univeritas ternama dan sadar diri maka akan juga berbeda persepsinya(Mulyana 2005 hal. 204).

Narasumber ali, may, adilia mereka semua mengikuti kegiayan keoraganisasian. May mengatakan pandangan berubah setelah berkumpul dan mendiskusikan tentang pilkada Jakarta ini dengan teman-teman organisasinya. Ali sebagai anggota perkumpulan mahasiswa Jakarta yang ada di jogja pernah akan bertemu dengan gubernur basuki. Adilia sebagai anggota organisasi pers mahasiswa

meresa sudah banyak mengetahui banyak informasi tentang para calon gubernur yang ada. Informasi yang ia dapat ini semakin memperkuat adilia dalam mempersepsikan pemimpin islam dalam pilkada Jakarta ini.

D. Pendidikan dan pembentukan

Notoatmodjo menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi cenderung akan memberika respon yang lebih rasional, karena latar belakangnya yang berpendidikan membuatnya punya landasan pengetahuan yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan sama sekali (dalam Notoatmodjo, 2007 hal. ). Keadaan ini adalah buah dari pembentukan. Pembentukan adalah keadaan diluar diri kita yang dapat mempengaruhi perkembangan intelegensia kita, misalnya seperti pendidikan, lingkungan dan sebagainya. Pembentukan seperti dari sekolah adalah pembentukan yang disengaja sedangkan pembentukan yang tidak disengaja adalah seperti dari alam sekitar. Sehingga manusia dalam melakukan segala hal yang sifatnya menggunakan kemampuan intelegensiannya adalah bentuk mekanisme mempertahankan diri atau penyesuaian diri (Walgito, 2002 hal. 67)

Narasumber Aldi sepanjang ia mengenyam pendidikan dari sekolah dasar hingga ia berkuliah semuanya dilakukannya di sekolah yang berbasis islam. Latar belakan ini membuat aldi mempunyai persepsi yang kuat tentang bagaiamana pemimpin seharusnya. Aldi perpedapat bahwa seorang pemimpin haruslah seorang muslim, meskipun di Indonesia dimana tidak ada kewajiban untuk memilih seorang yang beragama islam, namun aldi berangapan seorang muslim haruslah memilih pemimpin yang muslim juga. Persepsi Aldi kepada calon gubernur yang bukan seorang muslim adalah ia beranggapan bahwa ia kurang toleran dengan umat muslim, kurang memihak kepada rakyat kecil, dan sebagai pemimpin ia tidak pantas menjadi contoh karena Bahasa yang biasa ia gunakan tidak pantas. Sebagai sesame orang Jakarta ali dan adilia beranggapan berbeda, justru gubernur basuki sudah memiliki kerja yang nyata dan bisa dilihat. Ali dan adilia tidak memmpunyai latar belakang pendidikan yang sama.

86 BAB IV PENUTUP