HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif Alam dan Sistem Intensif
5.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Alam Alam
5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Alam dan Sistem Intensif
5.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem Alam
Jumlah produksi usaha budidaya udang tambak sistem alam di Kecamatan Secanggang dianalisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Jumlah produksi tambak udang (Y) diduga dipengaruhi oleh luas lahan tambak (X1), penggunaan pakan (X2), padat penebaran benur (X3) dan penggunaan tenaga kerja (X4).
Uji asumsi Ordinary Least Square (OLS)
Sebelum dilakukan uji kesesuaian (goodness of fit) model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linier jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam yang dispesifikasi. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut.
1. Uji Asumsi Multikolinearitas
Hasil uji asumsi multikolinearitas untuk model jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. menunjukkan bahwa masing-masing variabel eksogen memiliki nilai toleransi (tolerance) lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam terbebas dari masalah multikolinearitas.
Tabel 11. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Jumlah Produksi Usaha Budidaya Tambak Udang Sistem Alam Menggunakan Statistik Kolinearitas
No. Variabel Eksogen Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1. Luas Lahan (ha) 0,316 3,168
2. Pakan (kgha) 0,577 1,733
3. Padat Tebar (ekor/luas lahan) 0,258 3,874
4. Tenaga Kerja (HOK/ha) 0,492 2,033
2. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Gambar 2. Grafik Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Jumlah Produksi Tambak Udang Sistem Alam
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut.
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier jumlah produksi tambak udang sistem alam terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
3. Uji Asumsi Normalitas a. Analisis Grafik
Gambar 3. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Jumlah Produksi Tambak Udang Sistem Alam
Gambar 4. Histogram Normalitas Model Jumlah Produksi Tambak Udang Sistem Alam
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Hasil uji asumsi normalitas residual model jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam dengan menggunakan analisis grafik disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan.
Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil uji asumsi normalitas residual model jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. menunjukkan bahwa nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,983. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data residual model berdistribusi normal dan model regresi linier jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 12. Hasil Uji Asumsi Normalitas Model Jumlah Produksi Usaha Budidaya Tambak Udang Sistem Alam Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Keterangan N Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) UnstandardizedResidual 16 0.462 0.983
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Uji kesesuaian (test goodness of fit) model dan uji hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, maka dilakukan uji kesesuaian model dan uji hipotesis. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam (Y), yaitu luas lahan usaha tambak (X1), penggunaan pakan (X2), padat tebar (X3) dan penggunaan tenaga kerja (X4).
Tabel 13. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Budidaya Tambak Udang Sistem Alam
No. Variabel Koefisien
Regresi Thitung Sig. 5%
Konstanta -118,689 -0,863 0,407
1. Luas Lahan (ha) 17,717 1,844 0,092 TN
2. Pakan (kg/ha) 2,900 1,996 0,071 TN
3. Padat Tebar (ekor/luas lahan) 0,002 2,630 0,023 N
4. Tenaga Kerja (HOK/ha) 1,718 0,726 0,483 TN
R2 0,883
Fhitung 20,817
Signifikansi F 0,000
Keterangan:
TN = Tidak berpengaruh nyata N = Berpengaruh nyata
Sumber: Analisis Data Primer, 2013
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi, maka digunakan bentuk persamaan yang berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam adalah sebagai berikut.
Y = -118,689 17,717X1 2,900X2 0,002X3 1,718X4
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum adalah sebesar -118,689. Hal ini menunjukkan bahwa besar efek rata-rata dari seluruh variabel eksogen terhadap variabel jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam adalah sebesar -118,689.
Tabel 13. menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,883. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 88,3% variasi jumlah produksi tambak udang sistem alam (Y) dipengaruhi oleh luas lahan (X1), penggunaan pakan (X2), padat tebar (X3) dan penggunaan tenaga kerja (X4).
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 11,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke dalam model.
Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan α = 5% atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut.
1. Uji pengaruh variabel secara serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5% atau 0,05 (0,000 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, yaitu variabel luas lahan (X1), penggunaan pakan (X2), padat tebar (X3) dan penggunaan tenaga kerja (X4) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam (Y).
2. Uji pengaruh variabel secara parsial
Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan selanjutnya adalah pengujian pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh variabel secara parsial dengan menggunakan Uji t disajikan pada Tabel 13.
a. Luas Lahan (X1)
Hasil uji t yang telah dilakukan pada model jumlah produksi tambak udang sistem alam dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai signifikansi t yang diperoleh untuk luas lahan adalah sebesar 0,092. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5% atau 0,05 (0,092 > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel luas lahan (X1) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam (Y).
Nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 17,717 yang menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan luas lahan sebesar 1 ha, maka akan terjadi peningkatan jumlah produksi tambak udang sistem alam sebesar 17,717 kg/musim panen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan lahan, akan menyebabkan penurunan jumlah produksi tambak udang sistem alam.
b. Pakan (X2)
Tabel 13. menunjukkan bahwa variabel pakan (X2) memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,071. Nilai yang diperoleh tersebut lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5% atau 0,05 (0,071 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel pakan (X2) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi usaha budidaya tambak udang sistem alam (Y).
Nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 2,900, menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pakan sebesar 1 kg/ha, maka akan terjadi peningkatan jumlah produksi tambak udang sistem alam sebesar 2,900 kg/musim panen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan pakan, akan menyebabkan penurunan jumlah produksi tambak udang sistem alam.
Untuk usaha budidaya tambak udang sistem alam, pakan tidak berpengaruh terhadap produksi tambak udang yang dihasilkan karena petambak memanfaatkan pakan alami yang terdapat di dalam tambak, sehingga udang yang dibudidayakan
pada sistem alam tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan bobot udang yang diperoleh tidak besar.
c. Padat Tebar (X3)
Pada Tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh dari pengujian untuk variabel padat tebar (X3) adalah sebesar 0,023. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5% atau 0,05 (0,023 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, yaitu variabel padat tebar (X3) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi tambak udang sistem alam (Y).
Nilai koefisien regresi adalah 0,002, menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan padat tebar sebesar 1 ekor/luas lahan maka akan terjadi peningkatan jumlah produksi tambak udang sistem alam sebesar 0,002 kg/musim panen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan padat tebar akan menyebabkan penurunan produksi tambak udang sistem alam.
Penebaran benur udang yang dilakukan oleh petambak di daerah penelitian bervariasi sesuai dengan luas lahan yang mereka miliki. Dan hasil yang diperoleh dari penebaran benur tersebut hanya sekitar 70 – 80%.
d. Penggunaan Tenaga Kerja (X4)
Tabel 13. menunjukkan bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh untuk variabel penggunaan tenaga kerja (X4) adalah sebesar 0,483. Nilai yang diperoleh lebih besar dari probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu 5% atau 0,05 (0,483 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yaitu variabel
penggunaan tenaga kerja (X4) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi tambak udang sistem alam (Y).
Nilai koefisien regresi sebesar 1,718, menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan tenaga kerja sebesar 1 HOK/ha, maka terjadi peningkatan jumlah produksi tambak udang sistem alam sebesar 1,718 kg/musim panen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan tenaga kerja mengakibatkan penurunan jumlah produksi tambak udang sistem alam.
Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha budidaya tambak udang sistem alam di daerah penelitian umumnya adalah tenaga kerja dalam keluarga. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja pada usaha budidaya tambak udang sistem alam ini adalah menebar benur, menjaga tambak dan memanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada antara 209 HOK/bulan sampai dengan 230 HOK/bulan dengan rata-rata 224 HOK/bulan. Jumlah penggunaan tenaga kerja yang berada dibawah 224 HOK/bulan adalah sebesar 29% sampel, yaitu sebanyak 2 orang, dan yang berada diatas 224 HOK/bulan sebesar 71% sampel, yaitu 5 orang.
5.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tambak Udang Sistem