• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Program

Faktor pendukung adalah segala sesuatu baik benda mati maupun hidup yang mendukung program ini agar berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan harapan. Adapun faktor pendukung berlangsungnya program ini menurut pengamatan peneliti adalah:

a. Tersedianya fasilitas yang memadai seperti meja kursi belajar, ruang kelas, modul, dan alat tulis.

b. Semangat peserta didik untuk datang ke lokasi pembelajaran walaupun cuaca hujan.

c. Cara tutor yang baik dalam mengajar dengan menggunakan tema-tema yang sesuai dengan lingkungan sekitar maupun kondisi peserta didik.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara, faktor-faktor yang mendukung program ini berlangsung adalah semangat dan motivasi pengelola serta tutor untuk menjalankan program ini sampai selesai. Hal tersebut seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak SG ketika diwawancarai pada tanggal 7 Januari 2016 yaitu:

“Program ini berjalan lancar karena motivasi dari pihak kami sendiri, yaitu pengelola dan tutor, dengan kerelaan dan kecintaan kami demi bakti masyarakat program KD ini berjalan. Kalau dari pihak kami sendiri tidak ada semangat untuk menjalankan program ya tidak akan berjalan dengan baik, karena program nonformal seperti ini sifatnya sosial, jadi di sini kami bisa dikatakan sebagai volunteer, dan tidak mengharap imbalan yang lebih.” (CW.1)

Faktor pendukung lain selain semangat pengelola dan tutor adalah motivasi tinggi dari peserta didik untuk belajar. Walaupun tidak semua memiliki motivasi belajar yang tinggi akan tetapi peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi lebih banyak daripada yang tidak. Ibu EN pada wawancara tanggal 7 Januari 2016 menyampaikan hal seperti di atas bahwa:

“Faktor pendukungnya menurut saya adalah minat dan motivasi yang tinggi dari warga belajar sendiri mbak, kemudian penyampaian materi yang menarik oleh tutor. Lokasinya sendiri juga mendukung mbak, aman dan lengkap fasilitasnya.” (CW.2)

Pernyataan di atas dapat menunjukkan juga bahwa faktor pendukung lain yaitu tersedianya fasilitas yang lengkap, sesuai dengan pernyataan Ibu WR ketika diwawancarai pada tanggal 26 Desember 2015 yaitu:

“Kemauan warga belajar untuk belajar di sini mbak, kemudian sarana prasarana yang memadai saya rasa menjadi faktor pendukungnya.” (CW.3)

Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara tanggal 11 Desember 2015 di mana Ibu SJ menyampaikan bahwa:

“Tutornya mbak baik dan enak mengajar, fasilitasnya juga lengkap dan cukup buat semua warga yang datang.” (CW.4)

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendukung keberlangsungan program akselerasi pendidikan keaksaraan dasar adalah:

a. Fasilitas yang lengkap dan memadai bagi peserta didik maupun tutor pada waktu digunakan dalam pembelajaran.

b. Semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.

c. Kemampuan dan tanggungjawab tutor dalam mengajar maupun mengelola program ini hingga selesai.

Perjalanan suatu program pasti juga ditemui faktor penghambat selain adanya faktor pendukung. Faktor penghambat merupakan komponen-komponen yang membuat suatu program tidak berjalan secara optimal sehingga menyebabkan tujuan tidak dapat tercapai dengan maksimal. Sedangkan faktor pendukung merupakan komponen-komponen yang mendorong suatu program akan berhasil. Program yang dimaksud di sini adalah program akselerasi pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Ngudi Makmur Pengasih, Kulon Progo tahun 2015.

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan beberapa faktor penghambat berjalannya program ini adalah:

a. Tidak semua peserta didik aktif atau hadir secara rutin dalam pembelajaran.

b. Cuaca hujan yang menyebabkan beberapa peserta maupun tutor datang terlambat.

c. Keterlambatan tutor saat ke lokasi pembelajaran membuat pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Selain dari pengamatan peneliti, berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor penghambat berjalannya program ini adalah tingkat kehadiran peserta yang naik turun atau motivasi belajarnya yang kurang. Beberapa peserta kadang tidak berangkat dalam pembelajaran dikarenakan beberapa faktor di antaranya adalah faktor kesibukan peserta seperti kegiatan gotong royong di desa, cuaca yang tidak menentu, dan kelelahan karena bekerja. Hal tersebut seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak SG dalam wawancara tanggal 7 Januari 2016 yaitu:

“Faktor yang kurang mendukung saya rasa karena faktor pesertanya mbak. Pertama, tingkat keberangkatan peserta yang masih kurang, awalnya berangkat semua tapi tapi semakin ke sini berkurang, seperti yang saya katakana tadi kalau motivasi peserta itu naik turun. Hal ini juga dikarenakan banyak hal, misalnya ada kegiatan gotong royong, kemudian cuaca yang tidak baik seperti hujan deras, dan karena pesertanya dari desa banyak dari mereka yang kelelahan karena bekerja di sawah, soalnya kemarin lagi musim “tandur” mbak.” (CW.1)

Pernyataan di atas didukung pula oleh jawaban dari Ibu EN pada wawancara di tanggal yang sama yaitu:

“….namun ada sebagian peserta yang tidak hadir. Jadi kurangnya kesadaran peserta untuk datang itu juga bisa dijadikan faktor penghambat. Kadang juga dikarenakan faktor umur jadi

penglihatannya berkurang kalau gak bawa kacamata kesulitan, pendengaran juga mulai menurun seperti itu mbak.” (CW.2)

Kemudian alasan ketidakhadiran peserta juga dinyatakan oleh Ibu NT melalui wawancara tanggal 14 Desember 2015 bahwa:

“Biasanya karena ada urusan lain mbak seperti “sinoman”, ada yang malas juga, terus ada Bapak-bapak satu berangkat pas di awal perkenalan. Setelah itu tidak pernah berangkat, mungkin karena malu atau tidak ada teman mbak.” (CW.5)

Hal senada diutarakan oleh Ibu DW pada wawancara tanggal 7 Januari 2016 yaitu:

“Ya saya tidak tahu mbak, mungkin karena hujan. Kalau saya gak hadir karena mengurus anak mbak.” (CW.6)

Berdasarkan hasil observasi dan interview di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat implementasi program akselerasi pendidikan keaksaraan dasar di PKBM Ngudi Makmur Pengasih Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 yaitu:

a. Motivasi belajar beberapa peserta didik yang rendah atau masih kurang. b. Keadaan penglihatan dan pendengaran yang mulai berkurang.

c. Keadaan cuaca yang tidak stabil menyebabkan peserta didik malas untuk berangkat dan terlambat. Tutor juga kadang terlambat karena ada hujan turun.

d. Adanya kesibukan lain di desa atau di keluarga sehingga membuat peserta didik tidak hadir untuk mengikuti pembelajaran. Kesibukan tersebut antara lain bekerja, hajatan di desa, dan mengurus rumah tangga.

e. Tutor terlambat hadir saat pembelajaran sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan.

Dokumen terkait