• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dana

c. Dukungan peraturan

2. Eksternal (Masyarakat perambah dan PT.Silva Inhutani Lampung) a. Masyarakat perambah

1. Budaya lokal

2. Kemampuan pemenuhan kebutuhan ekonomi 3. Kesadaran terhadap aturan hukum

4. Kekuatan pendukung perambah b. PT.SIL

1. Budaya kapitalisme

2. Komunikasi kepada masyarakat

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Dinas Kehutanan Kabupaten Mesuji, PT Silva Inhutani Lampung, dan pada daerah yang sedang berkonflik tentang kawasan hutan yang di jadikan pemukiman perambah hutan di area Hutan Register 45 Kabupaten Mesuji.

D. Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:208) dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah Teknik pengambilan sampel sumber data dengan

46

pertimbangan tertentu, misalnya dengan pertimbangan dengan memilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek sosial yang diteliti.

Informan adalah orang yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Faisal (1990), sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses ekulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasanya

sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Penentuan Informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Dengan demikian maka informan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut:

a. Dinas Kehutanan

Kepala Bidang Pembinaan Hutan (Bapak Dahuri Santoni, SP) b. Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik)

2. Sub Bidang Pengkajian Politik dan Pemerintahan (Bapak Antoni Hasan, S.Ip)

c. PT.Silva Inhutani Lampung (PT.SIL)

Estate Manager/Humas PT Silva Inhutani Lampung (Bapak Ir. Achmad Syapari)

d. Masyarakat

1. Masyarakat Desa Talang Gunung (Sudirman) 2. Masyarakat perambah (Supriyadi)

E. Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau lokasi penelitian, yaitu dengan melakukan wawancara pada informan penelitian, yaitu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kepala Bidang Pembinaan Hutan, Sub Bidang Pengkajian Politik dan Pemerintahan, serta masyarakat perambah yang tinggal di kawasan Hutan Register 45 Mesuji.

Pengambilan data primer dari pihak Badan Kesatuan Bangsa Politik Kabupaten Mesuji dilakukan pada tanggal 12-20 Agustus 2013, dari pihak Dinas kehutanan dan Perkebunan Mesuji dilakukan pada tanggal 21-29 Agustus 2013, sedangkan pengambilan data primer dari pihak PT Silva Inhutani Lampung dan masyarakat perambah dilakukan pada tanggal 1-12 September 2013.

48

2. Data Sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian, yaitu dokumen yang diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji, Badan Kesatuan bangsa dan Politik Kabupaten Mesuji, dan PT Silva Inhutani Lampung. Pengambilan data sekunder ini dilakukan pada tanggal 12 Agustus – 12 September 2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistimatis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dengan demikian metode observasi bisa digunakan dan dilakukan untuk melihat dan mengamati fenomena- fenomena yang dimaksud yang akan turut menentukan hasil dari penelitian yang ada. Adapun observasi yang digunakan adalah observasi non partisan yaitu suatu kegiatan observasi dimana peneliti tidak aktif di dalam kegiatan dari obyek yang diteliti.

b. Wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang di selenggarakan atau di lakukan dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan informan. Wawancara mendalam juga digunakan untuk memperoleh data-data mengenai hal-hal

yang telah di lakukan pemerintah dalam mengatasi konflik perambah hutan Register 45 Kabuaten Mesuji.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data melalui menghimpun data yang tertulis dan tercetak. Menurut Arikunto (2010:274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat agenda dan sebagainya.

G. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan akan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam proposal. Menurut Sygiyono (2012:244) definisi analisis data adalah sebagai berikut:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang dipperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dari definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis adata adalah suatu usaha untuk mengkaji ulang dari hasil yang telah dilakukan kategori sehingga bisa dijadikan pola yang memiliki relevensi dengan teori-teori yang dilakukan dalam penelitian, yang kemudian

50

ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Menurut Miles and Huberman dalam (Sugiyono, 2012:246) aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hahl0hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

H. Teknik Validitas Data

Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:270), Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan Confirmability (obyektifitas).

Berdasarkan empat jenis uji keabsahan data menurut sugiyono tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kredibilitas data dan konfirmabilitas data.

1. Uji kredibilitas

Menurut Sugiyono (2012:270), menyatakan bahwa uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif antara lain dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

52

2. Konfirmabilitas

Pengujian konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas. Uji konfirmabilitas ini digunakan agar jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasil tidak ada yang akan melahirkan kebohongan/pemalsuan data dalam penelitian.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji

1. Struktur Organisasi

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Mesuji yang dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten mesuji Nomor 02 tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Mesuji.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupatern Mesuji Nomor 37 Tahun 2012 yang mengatur Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji maka struktur organisasi adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas b. Sekretariat

1. Subag Perencanaan

2. Subag Umum dan Kepegawaian 3. Subag Keuangan

c. Bidang Pembinaan Hutan

1. Seksi Inventarisasi, Tata Guna dan Rehabilitas hutan 2. Seksi Pengendalian Gangguan dan Penegakan Hukum

54

d. Bidan Pengusahaan Hutan

1. Seksi Pengembangan dan Penataan Hasil Hutan 2. Seksi Pembinaan Pengolahan Hasil Hutan e. Bidang Bina Usaha Perkebunan

1. Seksi Kelembagaan Bimbingan Usaha 2. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil f. Bidang Produksi Perkebunan

1. Seksi Budidaya dan Sarana Produksi

2. Seksi Pengolahan Air dan Perlindungan Tanaman

Berikut adalah bagan struktur organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji.

Gambar III. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji Kepala Dinas Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat Subag Perencanaan Subag Umum dan Kepegawaian Subag keuangan Bidan Produksi Perkebunan Bidang bina usaha Perkebunan Bidan Pembinaan Hutan Bidang Pengusahaan Hutan Seksi Budidaya dan Sarana Produksi Seksi Kelembagaan Bimbingan Usaha Seksi Inventarisasi, Tata Guna dan Rehabilitas Hutan

Seksi Pengembangan dan Penata Hasil Hutan

Seksi Pengolahan Air dan Perlindungan Tanaman Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Seksi Pengendalian Gangguan dan Penegakan Hukum Seksi Pembinaan Pengolahan Hasil Hutan UPTD

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan unsur pemerintahan dibidang Kehutanan dan perkebunan Daerah Kabupaten Mesuji berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kehutanan dan Perkebunan b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang kehutanan dan Perkebunan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Kehutanan dan Perkebunan d. Pelayanan administratif

e. Pelayanan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Kehutanan dan Perkebunan

Adapun setiap bagian atau bidang pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai program-program kegiatan masing-masing, yaitu sebagai berikut:

A. Bidang Pembinaan hutan

Bidang Pembinaan Hutan dipimpin oleh seorang kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pembinaan Hutan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas kehutanan dan Perkebunan yaitu dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

56

Ikhtisar Jabatan Bidang Pembinaan hutan yaitu melaksanakan pencegahan, penanggulangan, pengendalian, gangguan hutan dan pengamanan hutan, penegakan hukum, dan pembinaan masyarakat hutan.

Bidang pembinaan hutan memiliki seksi-seksi yang meliputi: 1. Seksi Inventarisasi Tata Guna dan Rehabilitasi Hutan

Seksi Inventarisasi dan perlindungan Hutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah Kepala Bidang Pembinaan Hutan dan bertanggung jawab kepada Kepala bidang. Seksi Inventarisasi tata Guna dan rehabilitasi hutan mempunyai tugas pokok:

a. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pengukuran dan penataan batas kawasan hutan, rekonstruksi batas kawasan hutan dan pengukuhan hutan

b. Melaksanakan penetapan kawasan hutan, perubahan fungsi dan status hutan

c. Melaksanakan perencanaan kegiatan untuk pencegahan dan membatasi kerusakan hutan dan lahan serta pengendalian kebakaran hutan secara terpadu

d. Memberikan bahan pertimbangan teknis rencana pemanfaatan hutan produksi, RKT, RKL, dan RKU

e. Melakukan Inventarisasi dan identifikasi wilayah pengolahan hutan kemasyarakatan

f. Melaksanakan pembinaan, penggunaan benih, pupuk, dan pestisida untuk tanaman kehutanan

g. Melaksanakan rehabilitasi dan reklamasi pada kawasan hutan produksi

h. Melaksanakan rehabilitasi hutan mangrove di dalam dan di luar kawasan hutan

i. Menyelenggarakan penghijauan dan konservasi tanah dan air j. Penyelenggaraan pembenihan dan persemaian dalam rangka

rehabilitasi dan konservasi alam

k. Pengawasan dan pembinaan kegiatan rehabilitasi pada hutan produksi

l. Melaksanakan penyelenggaraan pembentukan wilayah dan hutan kota

m. Melaksanakan penyelenggaraan pengurusan lahan kritis dan meningkatkan produktifitas lahan

n. Pembinaan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI/hutan rakyat)

o. Mencegah dan memberantas hama dan penyakit pada hutan tanaman

p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

2. Seksi Pengendalian Gangguan dan Penegakan hukum

Seksi pengendalian gangguan dan penegakan hukum mempunyai tugas pokok:

58

a. Memberikan fasilitas, bimbingan dan pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan, baik hutan Negara maupun hutan yang dibenahi hak serta daerah konservasi

b. Berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam rangka pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan

c. Mengatur pelaksanaan tugas polisi hutan dan pembinaan terhadap PPNS dalam rangka penyelesaian sengketa dibidang kehutanan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

d. Memelihara, mengatur dan mengevaluasi penggunaan sarana dan prasarana perlindungan hutan dan kebakaran hutan berupa senjata api, pos pengamanan hutan, mobil patrol dan sarana komunikasi

e. Mengurus izin pemakaian dan penggunaan senjata api

f. Melaksanakan pengawasan izin pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi dan tidak termasuk dalam lampiran CITES.

B. Bidang Pengusahaan hutan

Bidang Pengusahaan Hutan mempunyai tugas menyelenggarakan perizinan pemanfaatan hasil hutan, penatausahaan hasil hutan dan pembinaan pengolahan hasil hutan. Bidang Pembinaan Hutan

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan dan kehutanan, dibidang kehutanan dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengusahaan Hutan mempunyai tugas:

1. Penyelenggaraan pengurusan pemanfaatan hasil hutan 2. Penyelenggaraan pengurusan pemanfaatan jasa lingkungan

3. Pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penatausahaan hasil hutan

4. Pembinaan dan pengaturan tenaga dan sarana pengolahan hasil hutan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Bidang Pengusahaan Hutan terdiri dari:

1. Seksi pengembangan dan penata hasil hutan 2. Seksi pembinaan pengolahan hasil hutan

Masing-masing seksi pada bidang Pengusahaan Hutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengusahaan Hutan.

1. Seksi Pengembangan dan Penata Hasil Hutan

Seksi Pengembangan dan Penata Hasil Hutan mempunyai tugas melaksanakan pengurusan pengembangan pengusahaan hasil hutan. Rincian tugas seksi pengembangan dan penata hasil hutan sebagai berikut:

60

a. Menyiapkan bahan pengurusan administrasi pengembangan pengusahaan hasil hutan

b. Menyelenggarakan pengembangan pengusahaan perlebahan c. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan

pengembangan pengusahaan hasil hutan

d. Menyiapkan bahan koordinasi, pembinaan dan pengawasan terhadap pengembangan pengusahaan hasil hutan

e. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan seksi pengembangan

f. Melaksanakan administrasi tatausaha hasil hutan

g. Menyelenggarakan pelayanan administrasi tatausaha hasil hutan

h. Menyiapkan bahan pembinaan, dan pengendalian tatausaha hasil hutan

i. Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian PNBP dan retribusi bidang kehutanan

j. Menyiapkan bahan pengawasan dan pemantauan legalitas dokumen peredaran hasil hutan

k. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan seksi penatausahaan hasil hutan

2. Seksi Pembinaan Pengolahan Hasil Hutan

Seksi pembinaan dan pengolahan hasil hutan mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan usulan oenetapan pejabat penatausahaan hasil hutan

2. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan petugas pengawas dan penguji hasil hutan

3. Menyiapkan bahan pengawasan asal usul, rencana pemenuhan bahan baku dan target/realisasi pengolahan hasil hutan

4. Menyiapkan bahan pemberian dan perpanjangan izin usaha industri primer hasil hutan

5. Menyiapkan bahan pengawasan penggunaan alat dan mesin serta tenaga kerja pada industri pengolahan hasil hutan

6. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan seksi pembinaan dan pengolahan hasil

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

1. Visi dan Misi Dinas kehutanan dan Perkebunan

Untuk Melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji telah menyusun dan menetapkan Visi sebagai berikut:

“Hutan Lestari dan Agribisnis Perkebunan untuk kesejahteraan Masyarakat”

62

Bahwa dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung didalamnya dalam hal ini hutan, lahan dan perkebunan diperuntukkan untuk masyarakat sehingga tercapainya masyarakat yang sejahtera.

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji adalah:

1. Meningkatkan kualitas data/informasi kehutanan dan perkebunan terkini serta optimalisasi pengelolaan hutan produksi

2. Meningkatkan pelestarian, perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam

3. Meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan serta fungsi dan daya dukung DAS

4. Meningkatkan PSDH dan pemanfaatan hasil hutan non kayu

5. Membangun perkebunan berbasis komoditas unggulan dan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan

6. Mengembangkan pemanfaatan SDM aparatur dan petani perkebunan serta sumber daya lahan potensi perkebunan dan sumber daya air 7. Meningkatkan mutu, sertifikasi dan nilai tambah produk perkebunan 8. Meningkatkan pemantapan perencanaan, keuangan, pengelolaan data

informasi serta monitoring dan evaluasi pembangunan kehutanan dan perkebunan.

2. Sumber Daya Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1. Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji pada tahun 2012 didukung oleh sumber daya manusia (SDM) berjumlah 36 orang yang terdiri dari 30 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 6 orang Tenaga Sukarela (TKS).

Secara struktural, formasi jabatan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri atas Eselon II berjumlah 1 (satu) orang, Eselon III berjumlah 5 (lima) orang, dan sampai saat ini formasi eselon IV yang belum terisi sebanyak 10 formasi. Sumber daya manusia Dinas Kehutanan dan Perkebunan secara rinci disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sumber Daya Manusia Dinas Kehutanan dan Perkebunan berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pangkat/Golongan

No Eselon/Non Eselon Pendidikan Golongan S2 S1 D3 SLTA SLTP SD IV III II I TKS 1 II 1 1 2 III 5 4 1 3 IV 1 1 Jumlah 1 6 5 2 4 Non Eselon 16 5 2 1 17 7 5 Jabatan Fungsional - - - - 6 TKS 1 5 6 Total 1 17 5 5 - 1 - 17 7 - 6

64

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang mewadai dan berkualitas baik merupakan faktor yang cukup penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas kehutanan dan Perkebunan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten mesuji hingga 31 Desember 2011 meliputi:

a. Kantor/gedung : 1 unit (sewa) b. Kendaraan Dinas Roda 4 : 2 unit

c. Kendaraan Dinas Roda 2 : 1 unit

d. Sarana Kantor lainnya : 40 jenis sarana dengan jumlah yang beragam.

B. Sejarah Kawasan Hutan Register 45 Mesuji

Di Lampung terdapat kawasan hutan yang selanjutnya didata Pemerintah Republik Indonesia dan dicatat sebagai kawasan hutan dibawah pengawasan Kementrian Kehutanan. Kawasan-kawasan tersebut yang kemudian dikenal dengan nama register, disusun berdasar nomor registrasi di Kementrian Kehutanan.

Kawasan Hutan Register 45 berada di Kabupaten mesuji yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Tulang Bawang. Kawasan Register 45 Sungai buaya ditetapkan sebagai kawasan hutan melalui Besluit Resident Nomor 249 tanggal 12 April 1940 dengan luas 33.500 Ha. Kawasan hutan tersebut berasal dari tanah masyarakat yang diserahkan kepada negara untuk dijadikan areal kawasan hutan. Namun tidak termasuk desa sebagai permukiman

penduduk dan lahan garapan disekitarnya. Pembentukan kawasan sesuai dengan penyerahan masyarakat Talang Gunung kepada Residen Lampung tahun 1940 vide Bewijs van Aanstelling yang diwakili Bahoesin Gelar Toean Pesirah dan berita acara/surat keterangan tanggal 9 maret 1941 nomor 20/1941.20

Pada tahun 1985 pengukuran dan pemancangan batas definitif terhadap areal kawasan Register 45 dilaksanakan. Berdasarkan Tata guna Hutan Kesepakatan Provinsi Lampung tanggal 12 juli 1980 dan rekomendasi Tata Batas / pengukuhan Hutan dan Bappeda Daerah Tingkat I Provinsi Lampung Nomor Ek 000/279/Bappeda/II/1985 tanggal 13 Juni 1985, panitia tata batas yang diketuai Bupati Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Utara menata batas dengan prosedur pengumuman pemancangan batas. Hasil akhirnya dituangkan dalam berita acara pengukuran tata batas yang ditandatangani panitia tata batas dengan ketua Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Daerah Tingkat I Lampung, Kepala Badan Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Wilayah II, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung, Kepala Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan dan disahkan Menteri Kehutanan.

Gubernur Lampung melalui surat bernomor 525/313/Bappeda/1989 mengusulkan kepada Menteri Kehutanan agar Hutan Register 45 ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi seluas 43.100 Ha. Selanjutnya pada tanggal 7 oktober 1991 Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 688/Kpts- II/1991 terbit. Kementrian Kehutanan menberikan areal hak pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI) sementara kepada PT Silva Inhutani Lampung di Register 45 Sungai Buaya Lampung seluas 32.600 ha. PT Silva

66

Inhutani Lampung merupakan korporasi patungan antara PT Silva Lampung Abadi dan PT Inhutani V. Selanjutnya, SK HPHTI untuk kawasan Register 45 keluar. SK Menteri Kehutanan Nomor 93/Kpts-II/1997 berisi penetapan kawasan hutan Register 45 seluas 43.100 Ha.

Kawasan tersebut secara formal untuk areal hutan dengan konsep HPHTI. Komoditas yang ditanam adalah akasia. Register 45 pada awalnya berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Tulang Bawang sebelum masuk dalam wilayah Kabupaten Mesuji pada tahun 2008.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an menyebabkan banyak perusahaan tergoncang. Hal yang sama juga dialami korporasi dibidang kehutanan. Akibat krisis banyak terjadi penelantaran tanah yang menjadi konsesi hak, tak terkecuali PT SIL selaku pemegang konsesi HPHTI di Register 45. Di sisi lain, gelombang demokrasi mendrong rakyat yang selama Orde Baru kehilangan tanah dengan berbagai sebab berani menggarap tanah yang dianggap terlantar, termasuk kawasan hutan. Fenomena ini marak terjadi di Lampung menjelang dan saat reformasi.

Dampak krisis ekonomi juga dialami PT Silva Inhutani Lampung yang berakibat pencabutan izin HPHTI oleh Pemerintah pada tahun 2002 melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 9983/Kpts-II/2002. Pencabutan izin dilakukan dengan dua alasan. Pertama, PT SIL dinilai tidak layak dalam melaksanakan kegiatan pembangunan hutan tanaman industri, baik dari segi teknis maupun

finansial (tidak memenuhi kewajiban finansial dan kewajiban lainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku). Kedua, PT SIL tidak pernah menyerahkan rencana kerja tahunan dan rencana kerja lima tahunan sejak 1999.

Perusahaan kemudian mengajukan gugatan atas SK tersebut ke pengadilan

Dokumen terkait