• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Uraian Teoritis

IV. Faktor-Faktor Psikologis 1) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

2) Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3) Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4) Kepercayaan dan Sikap.

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menurut Setiadi (2003:16) adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks hinggah suatu tingkat kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Konsumen dapat mencari informasi melalui media cetak seperti majalh, Koran, buku bacaan dan melalui media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

3. Evaluasi Alternat

Bagaiman konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir..? ternyata tidak ada proses evaluasi yang

sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli.

4. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hinggah periode sesudah pembelian.

6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral adan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau meereka munngkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).

8. Penggunaan dan Pembuangan Sesudah Pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan.

Jenis - Jenis Tingkah Laku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2005:160) mengatakan ada beberapa tingkah laku pembelian konsumen, yaitu:

1) Tingkah laku membeli yang kompleks

Konsumen mengalami tingkah laku pembelian yang kompleks kalau mereka terlibat dalam pembelian dan memilki perbedaan pandangan yang berarti diantara merek. Konsumen mungkin akan terlibat bila produknya mahal,

berisiko, jarang dibeli dan amat mencerminkan citra diri, pada umumnya banyak yang harus dipelajari konsumen mengenai kategori produk.

2) Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku ini terjadi saat konsumen terlibat dalam pembelian produk mahal, jarang dibeli dan berisiko tetapi konsumen dapat melihat sedikit perbedaan diantara merek.

3) Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Dalam hal ini tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan sikap tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek, mereka memilih merek karena sudah dikenal.

4) Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Dalam keadaan seperti ini konsumen sering kali mengganti merek.

2.2 . Penelitian Terdahulu

Dinauli Mariana Nainggolan (2008) telah melakukan penelitian yang berjudul” Pengaruh Penayangan Iklan Simpati Pede di Televisi Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh iklan televisi SimPATI PeDe terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan.

Penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh iklan simpati pede terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Departemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .pada koefisien determinan diketahui bahwa variabel iklan mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 43,3% dan sisanya sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian.

Artita Fatimah (2008) telah melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Iklan”Untung Pakai Esia” terhadap peningkatan jumlah pelanggan Esia Cdma pada Gerai Esia Walter Mongonsidi pada PT.Bakrie Telecom,tbk.

Penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh iklan”untung pakai esia terhadap peningkatan jumlah pelanggan pada Gerai Esia Walter Mongonsidi pada PT. Bakrie Telecom,tbk. Berdasarkan analisis data yang diperoleh koefisien determinan (R-Square) = 0,493. Dengan demikian besar pengaruh iklan Untung Pakai Esia terhadap peningkatan jumlah pelanggan sebesar 49,3%

2.3 . Kerangka Konseptual

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, dimana pada tiap

bagian iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan oleh Sutherland dan Sylvester (2004:81), “iklan mampu mempengaruhi image, perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan adalah bentuk komuniksi tidak langsung yang didasari tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehinggah menimbulkan rasa yang menyenangkan yang akan mengubah pemikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan merupakan kata-kata dalam tayangan yang berfungsi menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya (Tjiptono, 2003:81).

Berdasarkan uraian dari definisi diatas maka digambarkan kerangka konseptualnya sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

PT Unilever Indonesia Tbk yang memproduksi Molto ultra berharap dengan iklan yang dimuat ditelevisi, maka akan dapat mempengaruhi tingkat keputusan pembelian konsumen.

2.4 . Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan – kemungkinan serta

tingkat-IKLAN TV (X) KEPUTUSAN PEMBELIAN

tingkat kebenarannya (Ginting dan Situmorang : 2008:99). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :” Iklan Televisi Molto Ultra Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait