• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3. Kebugaran Jasmani Siswa

Tingkat Kebugaran jasmani siswa putri SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

54

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 22-25 Baik Sekali 0 0%

2 18-21 Baik 0 0%

3 14-17 Sedang 7 16,28%

4 10-13 Kurang 19 44,19%

5 5-9 Kurang Sekali 17 39,53%

Jumlah 43 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 15 tersebut di atas ,tingkat Kebugaran jasmani siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 8 sebagai berikut:

55 0% 0%

16.28%

44.19%

39.53%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 8. Diagram Lingkaran Frekuensi Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putri Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

Berdasarkan tabel 15 dan gambar 8 diatas menunjukkan bahwa tingkat Kebugaran jasmani siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik”

sebesar 0% (0 siswa), “sedang” sebesar 16,28% (7 siswa), ”kurang” 44,19% (19 siswa), ”kurang sekali” sebesar 39,53% (17 siswa).

Berdasarkan data diatas tingkat Kebugaran jasmani siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Kurang”.

a. Lari 40 meter

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian , lari 40 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

56 0% 0%

11.64%

39.53%

48.83%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Lari 40 Meter Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 s.d-6,3” Baik Sekali 0 0%

2 6,4”-6,9” Baik 0 0%

3 7,0”-7,7” Sedang 5 11,64%

4 7,8”-8,8” Kurang 17 39,53%

5 8,9”-dst Kurang Sekali 21 48,83%

Jumlah 43 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 16 tersebut di atas , lari 40 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Diagram Lingkaran Frekuensi Tes Lari 40 Meter Tingkat

Kebugaran Jasmani Siswa Putri Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

57

Berdasarkan tabel 16 dan gambar 9 diatas menunjukkan bahwa lari 40 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 0% (0 siswa),

“sedang” sebesar 11,64% (5 siswa), ”kurang” 39,53% (17 siswa), ”kurang sekali”

sebesar 48,83% (21 siswa).

Berdasarkan data diatas lari 40 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Kurang Sekali”.

b. Gantung Siku Tekuk

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian , gantung siku tekuk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Gantung Siku Tekuk Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 51” ke atas Baik Sekali 0 0%

2 31”-50” Baik 1 2,33%

3 15”-30” Sedang 9 20,93%

4 5”-14” Kurang 18 41,86%

5 4” ke bawah Kurang Sekali 15 34,88%

Jumlah 43 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 17 tersebut di atas , gantung siku tekuk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 10 sebagai berikut:

58

0% 2.33%

20.93%

41.86%

34.88%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 10. Diagram Lingkaran Frekuensi Gantung Siku Tekuk Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

Berdasarkan tabel 17 dan gambar 10 diatas menunjukkan bahwa gantung siku tekuk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 2,33% (1 siswa), “sedang” sebesar 20,93% (9siswa), ”kurang” 41,86% (18 siswa), ”kurang sekali” sebesar 34,88% (15 siswa).

Berdasarkan data diatas gantung siku tekuk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Kurang”.

c. Baring Duduk

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian , baring duduk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

59

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Baring Duduk Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 23 ke atas Baik Sekali 0 0%

2 18-22 Baik 12 27,90%

3 12-17 Sedang 19 44,19%

4 4-11 Kurang 8 18,60%

5 0-3 Kurang Sekali 1 2,32%

Jumlah 43 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 18 tersebut di atas , baring duduk siswa putra kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 11 sebagai berikut:

60 0%

27.90%

44.19%

18.60%

2.32%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Gambar 11. Diagram Lingkaran Frekuensi Gantung Siku Tekuk Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

Berdasarkan tabel 18 dan gambar 11 diatas menunjukkan bahwa baring duduk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 27,90%

(12 siswa), “sedang” sebesar 44,19% (19 siswa), ”kurang” 18,60% (8 siswa),

”kurang sekali” sebesar 2,32% (1 siswa).

Berdasarkan data diatas gantung siku tekuk siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Sedang”.

d. Loncat Tegak

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian , loncat tegak siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

61 0%

9.31%

39.53%

32.55%

18.60%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Loncat Tegak Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 46 ke atas Baik Sekali 0 0%

2 38-45 Baik 4 9,31%

3 31-37 Sedang 17 39,53%

4 23-30 Kurang 14 32,55%

5 23 ke bawah Kurang Sekali 8 18,60%

Jumlah 43 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 19 tersebut di atas , loncat tegak siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 12 sebagai berikut:

Gambar 12. Diagram Lingkaran Frekuensi Gantung Siku Tekuk Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

62

Berdasarkan tabel 19 dan gambar 12 diatas menunjukkan bahwa loncat tegak siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 9,31% (4 siswa),

“sedang” sebesar 39,53% (17 siswa), ”kurang” 31,55% (14 siswa), ”kurang sekali” sebesar 18,60% (8 siswa).

Berdasarkan data diatas loncat tegak siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Sedang”.

e. Lari 600 Meter

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian , lari 600 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Lari 600 Meter Siswa Putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari Tahun Ajaran 2019/2020

No Interval Kategori Frekuensi %

1 S.d-2,19” Baik Sekali 0 0%

2 2,20”-2,30” Baik 0 0%

3 2,31”-2,45” Sedang 0 0%

4 2,46”-3,44” Kurang 17 39,54%

5 3,45”dst Kurang Sekali 26 60,46%

Jumlah 43 100%

63 0% 0% 0%

39.54%

60.46%

Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 20 tersebut di atas , lari 600 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dapat disajikan pada gambar 13 sebagai berikut:

Gambar 13. Diagram Lingkaran Frekuensi Gantung Siku Tekuk Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra Siswa Kelas IV, V, Dan VI SD Negeri 1 Mertasari Kecamatan Purwanegara

Berdasarkan tabel 20 dan gambar 13 diatas menunjukkan bahwa lari 600 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 0% (0 siswa), “sedang” sebesar 0% (0 siswa), ”kurang” 39,54% (17 siswa), ”kurang sekali” sebesar 60,46% (26 siswa).

Berdasarkan data diatas lari 600 meter siswa putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 dalam kategori “Kurang Sekali”.

64 C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kebugaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Kebugaran jasmani siswa kelas atas putra dan putri SD Negeri 1 Mertasari dalam kategori “kurang sekali”. Siswa yang memiliki kebugaran jasmani dalam kategori “sedang” dengan jumlah 21 siswa (26,92%), di dikarenakan siswa dalam keseharian sering berangkat dengan berjalan kaki bahkan ada yang bersepeda setiap kali berangkat ke sekolah dan pulang sekolah. Selain aktifitas tersebut, aktifitas seperti mengaji maupun bermain di lingkungan rumah secara bersama-sama sering dilakukan, dan juga beberapa siswa ada yang ikut club seperti club sepak bola dan club Badminton.

Beberapa siswa kelas atas di SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 yang melakukan perjalanan dari rumah ke sekolah dengan berjalan kaki tersebut, sangat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani mereka. Yang membedakan adalah jarak tempuh yang mereka lalui.

Siswa yang mempunyai kebugaran jasmani “kurang sekali” dengan jumlah 29 siswa (37,18%), dikarenakan siswa tersebut kurang melakukaan aktifitas setelah pulang sekolah. Ada siswa yang lebih senang bermain game HP ataupun menonton TV, bisa juga disebut Anak Mama. Akibat dari itu kebiasaan aktif anak menjadi pasif untuk bergerak.

Di SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020, selain mata pelajaran Penjasorkes juga diadakan kegiatan senam pagi setiap hari Jumat.

65

Jika hanya mengandalkan program Penjasorkes yang dilaksanakan di sekolah 4x35 menit per minggu tentu saja kebugaran jasmani siswa tidak akan tercapai, akan tetapi dalam pelaksanannya ada beberapa siswa dalam melakukan senam tidak bersungguh-sungguh, sehingga untuk meningkatkan kebugaran jasmani mereka kurang optimal. Dalam kurikulum tujuan Penjasorkes secara fisik untuk pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani, minimal seseorang berlatih 1-3 kali dalam seminggu, 30-45 menit setiap melakukan aktifitas untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Peningkatan kebugaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang terciptanya proses belajar mengajar yang optimal, karena siswa yang mempunyai kebugaran jasmani yang baik, akan dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelajar dengan baik pula. Hal ini sesuai pendapat Kosasih (2001:10) bahwa Kebugaran jasmani atau kondisi fisik yang baik bagi pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar.

Irianto (2009:5) menambahkan bahwa Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal dasar bagi seseorang untuk melakukan aktifitas fisik atau kerja sehari hari secara efisien dalam waktu yang relative lama tanpa adanya kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Seseorang yang memiliki Kebugaran jasmani berarti kapasitas belajar atau bekerja menjadi lebih baik. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan kebugaran jasmani perlu ditingkatkan lagi.

66

Kebugaran Jasmani bagi perkembangan anak usia sekolah dasar sangat dibutuhkan. Pada usia sekolah dasar adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat, baik jasmani maupun rohani.

Anak usia sekolah dasar memiliki aktifitas yang tinggi dalam kehidupan sehari hari, sehingga kebugaran jasmani bagi anak sekolah dasar adalah memberi manfaat si anak untuk: (1) meningkatkan aktifitas bermain, (2) meningkatkan motivasi dalam diri anak (3) meningkatkan semangat belajar dan berlatih, serta (4) meningkatkan kesehatan pribadi anak didik.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebaik mungkin, namun tidak terlepas dari keterbatasan yang ada. Keterbatasan yang ada selama penelitian yaitu:

1. Tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan waktu mengkonsumsi makanan sebelum tes.

2. Tidak tertutup kemungkinan para siswa kurang bersungguh sungguh dalam melakukan tes.

3. Tidak memperhitungkan masalah waktu dan keadaan tempat pada saat dilaksanakan tes.

4. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat Kebugaran jasmani siswa yaitu faktor psikologis dan fisiologis.

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, yaitu: Tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun ajaran 2019/2020 berada pada kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 siswa), “baik” sebesar 0% (0 siswa),

“sedang” sebesar 26,92% (21 siswa), “kurang” sebesar 35,90% (28 siswa),

“kurang sekali” sebesar 37,18% (29 siswa). Tingkat Kebugaran Jasmani siswa putra dan putri kelas atas SD Negeri 1 Mertasari tahun 2019/2020 dalam kategori

“Kurang Sekali”

B. Implikasi

Dari kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwa perlu peningkatan kebugaran jasmani bagi yang masih kurang, dengan memperbaiki faktor penyebab antara lain sarana prasarana PJOK yang kurang memadai, alokasi waktu, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan asupan makanan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:

1. Bagi Guru, hendaknya memperhatikan tingkat kebugaran jasmani siswa.

2. Bagi Guru, hendaknya hasil tes kebugaran jasmani diarsipkan untuk dijadikan acuan tes kebugaran jasmani berikutnya disetiap tahapan kelas.

3. Bagi siswa agar menambah latihan latihan lain yang mendukung dalam meningkatkan kebugaran jasmani.

68

4. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini.

69

DAFTAR PUSTAKA

Suryobroto.A.S. (2004). Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta:

FIK UNY

Suharsimi.A. (1993). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Kadir.A.A (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Irianto.D.P. (2002). Diktat Dasar Kepelatihan. Yogyakarta. FIK UNY.

Irianto.D.P (2004). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta:PT Andi Offset

Irianto.D.P.(2009). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan.

Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Koasasih.E. (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta:Akademi Pressindo

Hairy.J. (2008). Dasar-dasar Kesehatan Olahraga. Universitas terbuka.

Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. (2010).

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun. Jakarta:

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2010

Kravitz.L. (1997). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Prawoto.M. (2007). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani, Tingkat pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MIN Wonosari. Skripsi. Yohyakarta : FIK UNY

M. Ikhsan. (1988). Pendidikan Kesehatan Dan Olahraga. Jakarta. Erlangga Mirkin Gabe dan Hoffman Marshall. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta : PT

Grafidian Jaya.

Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.

70

Jakarta : Departement Pendidikan Nasional Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII

Lutan.R. (2002). Menuju Sehat Bugar. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah dan Olahraga. Jakarta : Depdiknas

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alphabet

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

71

LAMPIRA-LAMPIRAN

72 Lampiran 1. Permohonan Ijin Penelitian

73 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian

74 Lampiran 3. Sertifikat Kalibrasi Ban Ukur

75 Lampiran 3. (Lanjutan)

76 Lampiran 3. (Lanjutan)

77 Lampiran 3. (Lanjutan)

78 Lampiran 3. (Lanjutan)

79 Lampiran 3.(Lanjutan)

80

Lampiran 4. Daftar seluruh siswa kelas kelas IV, V, dan VI

Tabel 21. Jumlah Seluruh Subyek SD Negeri 1 Mertasari Kelas IV,V dan VI

81

Rahma Herlina Putri P

V 12 Agustus

Ahmad Aldy Pangestu L

VI 04 Maret

Anisa Putri Nuraini P

VI 10 Agustus

82 Lampiran 4. (Lanjutan)

56

Damar Putra Sanjaya L

VI 17 November 60 Elfana Desthree Az

Zalzah P

Hanun Najah Hanifah P

VI 27 Januari

Kiki Tri Andriyanto L

VI 17 Juni

Michelle Genia Putri P

VI 16 April

Nafisa Dhiya Afiyah P

VI 09 Januari

83 Lampiran 4. (Lanjutan)

78

Suci Indah Cahyani P

VI 29 Januari 2008

11 tahun 79 Sri Widiyawati P IV 02 Agustus 2009 10 tahun

84

Lampiran 5. Daftar siswa kelas IV, V dan VI yang masuk kategori umur 10-12 Tahun.

Tabel 22. Jumlah Seluruh Subyek Kelas IV,V dan VI yang masuk kategori umur 10-12 tahun.

85

Rahma Herlina Putri P

V 12 Agustus

Ahmad Aldy Pangestu L

VI 04 Maret

Anisa Putri Nuraini P

VI 10 Agustus

86 Lampiran 5. (Lanjutan)

56

Damar Putra Sanjaya L

VI 17 November 60 Elfana Desthree Az

Zalzah P

Hanun Najah Hanifah P

VI 27 Januari

Kiki Tri Andriyanto L

VI 17 Juni

Michelle Genia Putri P

VI 16 April

Nafisa Dhiya Afiyah P

VI 09 Januari 75 Roselina Febrianita

Lim P

87

Lampiran 6. Daftar siswa yang tidak termasuk kategori umur 10-12 tahun.

Tabel 23. Jumlah Seluruh Subyek Kelas IV,V dan VI yang tidak termasuk kategori umur 10-12 tahun.

No Nama L/P Kelas Tanggal Lahir Umur

1 Nasywa Nabilatul Salsabila P VI 17 Desember

2006

13 tahun

88 Lampiran 7. Petunjuk Pelaksanaan Tes

TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR 10 – 12 TAHUN

A. Rangkaian Tes

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun putra dan putri terdiri dari :

1. Lari 40 meter 2. Gantung siku tekuk 3. Baring duduk 30 detik 4. Loncat tegak

5. Lari 600 meter

B. Reliabilitas dan Validitas

1. Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai reliabilitas:

a. Untuk putra 0,911 b. Untuk putri 0,942

2. Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai validitas:

a. Untuk putra 0,884 – (Aitken) b. Untuk putri 0,897 – (Aitken) C. Kegunaan Tes

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ini dipergunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat Kebugaran jasmani anak umur 10-12 tahun.

89 Lampiran 7. (Lanjutan)

D. Alat dan Fasilitas

1. Lintasan Lari atau lapangan yang datar dan tidak licin 2. Stopwatch

3. Bendera start 4. Tiang pancang 5. Nomor dada 6. Papan tunggal

7. Papan berskala untuk loncat tegak 8. Serbuk kapur

9. Penghapus

10. Formulir tes dan alat tulis 11. Peluit

12. Alat tulis 13. Dan lain-lain

E. Ketentuan Pelaksanaan

1. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ini merupakan satu rangkaian tes.

Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu.

2. Urutan pelaksanaan sebagai berikut : Pertama : Lari 40 meter Kedua : Gantung siku tekuk Ketiga : Baring duduk 30 detik

90 Lampiran 7. (Lanjutan)

Keempat : Loncat tegak Kelima : Lari 600 meter

91 Lampiran 7. (Lanjutan)

PELAKSANAAN TES

A. Petunjuk Umum 1. Peserta

a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.

c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.

d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes .

e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes.

f. Jika tidak dapat melaksanakan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal.

2. Petugas

a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan

c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin.

d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas.

92 Lampiran 7. (Lanjutan)

e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes/lebih diberi nilai 0 (nol).

f. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.

B. Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

b. Alat dan fasilitas

1) lintasan lurus, data, rata, tidak licin, berjarak 40 meter, dan masih mempunyai lintasan lanjutan;

2) bendera start;

3) peluit;

4) tiang pancang;

5) stopwatch;

6) serbuk kapur;

7) alat tulis c. Petugas Tes

1) Petugas keberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

93 Lampiran 7. (Lanjutan)

Peserta berdiri di belakang garis start.

2) Gerakan

a) Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start b erdiri, siap untuk lari. (lihat gambar 1)

b) Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menu ju garis finis, menempuh jarak 40 meter.

3) Lari masih bisa diulang apabila:

a) Pelari mencuri start.

b) Pelari tidak melewati garis finis.

c) Pelari terganggu oleh pelari yang lain.

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish.

Gambar 1. Posisi star lari 40 m.

94 Lmpiran 7. (Lanjutan)

e. Pencatat hasil

1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter, dalam satuan waktu detik.

2) Pengambilan waktu

a) Satu angka dibelakang koma (stopwatch manual) b) Waktu dicatat satu angka di belakang koma 2 Tes gantung siku tekuk

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.

b. Alat dan fasilitas

1) Palang Tunggal yang dapat diturunkan dan dinaikkan (lihat gambar 2) 2) Stopwatch

3) Formulir tes dan alat tulis 4) Normo dada

5) Serbuk kapur atau magnesium karbonat.

95 Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 2. Palang tunggal c. Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

d. Pelaksanaan

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

1) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke belakang.

(lihat gambar 3).

Gambar 3.

Sikap permulaan gantung siku tekuk

96 Lampiran 7. (Lanjutan)

2) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (lihat gambar 4).

Gambar 4. Sikap bergantung siku tekuk e. Pencatat Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik. Catatan :

Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal, hasilnya dituliskan dengan angka 0 (nol).

3. Baring duduk 30 detik a. Tujuan

97 Lampiran 7. (Lanjutan)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas

1) Lantai / lapangan rumput yang rata dan bersih 2) Stopwatch

3) Alat tulis

4) Alas/ tikar/ matras c. Petugas tes

1) Pengamat waktu

2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

a) Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut + 900, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakkan di belakang kepala. (lihat gambar 5)

98 Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 5. Sikap permulaan baring duduk b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua

pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

2) Gerakan

a) Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sik ap duduk, (lihat gambar 6), sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan. (lihat gambar 7)

99 Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 6. Gerakan baring menuju sikap duduk

Gambar 7. Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha.

b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30 detik).

Catatan :

100 Lampiran 7. (Lanjutan)

(1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi.

(2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.

(3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

e. Pencatat hasil

1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).

4. Loncat tegak a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot dan tenaga eksplosif.

b. Alat dan fasilitas

1) Papan berskala sentimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang (lihat gambar 8) Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu, 150 cm.

2) Serbuk kapur 3) Alat penghapus 4) Nomor dada

101 Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 8. Papan loncat tegak

c. Petugas tes

Pengamat dan pencatat hasil.

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan

a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat.

b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan berskala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. (lihat gambar 9)

102 Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 9. Sikap menentukan raihan tegak

2) Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayunkan ke belakang (lihat gambar 10).

Gambar 10. Sikap awalan loncat tegak

103 Lampiran 7. (Lanjutan)

Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. (lihat gambar 11).

b) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.

Gambar 11. Gerakan meloncat tegak e. Pencatat hasil

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih raihan dicatat. `

1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih raihan dicatat. `

Dokumen terkait