• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Fees Selama Masa Pengadopsian IFRS di Indonesia dan Malaysia

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees selama masa pengadopsian IFRS yang diteliti yaitu:

1. Audit Report Lag terhadap Audit Fees

Lamanya audit report lag dapat mencerminkan tingkat kesulitan audit dalam perusahaan. Semakin sulit kegiatan audit yang dilakukan tentunya akan semakin banyak usaha audit yang dilakukan, yang pada akhirnya akan meningkatkan audit fees yang harus dibayarkan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Nasser (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan, kompleksitas audit dan, audit report lag secara positif dan signifikan berhubungan dengan audit fees. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Chan et al (1993), Ezzamel et al. (1996).

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1a: Audit report lag berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2a: Audit report lag berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

2. Kompleksitas Audit terhadap Audit Fees

Adopsi IFRS menimbulkan dua efek dalam hubungan kompleksitas audit dengan audit fees (Kim et al, 2012). Pertama, IFRS dapat memperbaiki kualitas laporan keuangan,dimana IFRS dapat meminimalisasi kesalahan penyajian (misstatement) pada laporan keuangan sehingga dapat mengurangi risiko. IFRS juga berfungsi mengisi “kekosongan” standar lokal dan memberikan perbandingan terhadap masalah akuntasi. Hal ini membuat pertimbangan menjadi lebih baik, berkurangnya misstatement, dan meningkatkan kepatuhan terhadap standar akuntansi lokal. Efek positif jika kompleksitas audit mendominasi, maka hal ini dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan sehingga menyebabkan peningkatan audit fees. Kedua, efek negatif yang timbul jika kualitas laporan keuangan mendominasi. Maka, audit fees akan menurun karena perbaikan kualitas laporan keuangan akan menurunkan bukti atau temuan audit yang berpengaruh atas fee yang diterima.

Semakin rumit pekerjaan audit, tentunya akan semakin banyak upaya audit yang dilakukan oleh auditor. Hal ini tentunya akan berkorelasi positif terhadap audit fees yang diterima auditor. Salah satu hal yang menyebabkan peningkatan upaya audit adalah jumlah dan level kesulitan yang tinggi dari jasa audit yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh

Kim et al (2012); Friis dan Nielsen (2010); Amba dan Al-Hajeri (2013); Hasan dan Nasser (2013).

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1b: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2b: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

3. Ukuran Perusahaan terhadap Audit Fees

Ukuran Klien Audit merupakan salah satu variabel yang dianggap penting dalam menentukan besar audit fees. Hassan dan Naser (2013) telah meneliti Ukuran klien juga dinyatakan berpengaruh positif terhadap besar audit fees. Gammal (2012) yang meneliti fator-faktor yang menentukan audit fees menyatakan bahwa dari semua variabel independen yang diuji dalam penelitiannya, yang berpengaruh positif terhadap audit fees, ukuran perusahaan merupakan faktor yang paling mempengaruhi besar audit fees.

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1c: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2c: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

4. Risiko Perusahaanterhadap Audit Fees

Seetharaman et al (2002) meneliti hubungan antara risiko litigasi dengan audit fees dengan menghubungkan dua faktor yaitu lingkungan yang mewajibkan pengungkapan audit fees dan lingkungan yang tidak mewajibkan. Seetharaman et al (2002) meneliti dengan memfokuskan perusahaan yang berasal dari UK yang cross-listed di US stock exchange, yang menghasilkan perusahaan UK dikenakan audit fees yang lebih tinggi untuk jasa audit ketika mereka cross-listed di US stock exchange.

Risiko Perusahaan memiliki hubungan positif jika auditor memberikan jasa auditnya untuk klien dengan risiko yang tinggi (Yaacob dan Che-Ahmad, 2012; De George et al, 2013). Berdasarkan teori Deep Pocket, risiko perusahaan dapat meningkatkan audit fees secara signifikan. Hal ini disebabkan jika risiko perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan tinggi, maka auditor akan semakin berhati-hati dan menambah upaya audit yang dilakukan untuk meminimalisasi ancaman risiko litigasi yang akan dituntut oleh pihak yang berkepentingan kepada auditor. Biaya audit untuk menanggung besarnya risiko litigasi yang ditanggung auditor tercermin dalam audit fees yang diberikan (De George et al, 2013).

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1d: Risiko perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2d: Risiko perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

5. Jenis KAPterhadap Audit Fees

Hubungan positif antara jenis KAP dan audit fees terkait dengan Big Four lebih sering memperoleh premium fees yang tidak mempengaruhi perikatan dan kualitas audit (Campa, 2013). Big Four merupakan KAP yang memiliki pasar paling dominan dalam jasa audit. Big Four telah memiliki merek yang kuat sehingga memiliki harga yang premium dibandingkan KAP lainnya. Klein dan Leffler (1981) dalam Deis dan Giroux (1996) dalam Soyemi (2014) menyatakan bahwa pengembangan merek nama atau reputasi adalah sangat penting untuk mengases kualitas audit dan juga ke audit fees. Younas et al. (2014) melakukan studi empiris di Cina dan menemukan bahwa Jenis KAP merupakan faktor yang sangat mempengaruhi jumlah audit fees yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu Hasan dan Nasser (2013), Kim et al. (2012).

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1e: Jenis KAP berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2e: Jenis KAP berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

6. Tahun Pengadopsian IFRSterhadap Audit Fees dan Skor Pengadopsian IFRSterhadap Audit Fees

Pengadopsian IFRS ke dalam standar akuntansi yang berlaku di suatu negara akan meningkatkan kompleksitas laporan keuangan yang diaudit sehingga auditor akan menetapkan audit fees yang lebih tinggi untuk mengkompensasikan risiko atas kompleksitas yang meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu seperti Griffin et al (2009), Kim et al (2012), Friis dan Nielsen (2010), Yaacob dan Che-Ahmad (2012), De George et al (2013), dan Ariani (2013).

Sementara itu, De George et al. (2013) juga melengkapi penelitian lainnya mengenai pengaruh pengadopsian IFRS dengan mengaitkannya dengan lima standar IFRS yang memiliki dampak paling material terhadap laporan keuangan. Adapun standar yang dimaksud membahas mengenai share-based payments, hedge accounting designations, instrumen-instrumen keuangan, goodwill dan intangible balances, dan penyesuaian pajak. De George et al (2013) menyimpulkan peningkatan audit fees selama pengadopsian IFRS dapat ditelusuri dengan menggunakan lima standar itu.

Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1f: Tahun Pengadopsian IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H1g: Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2f: Tahun Pengadopsian IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

H2g: Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

Penelitian ini tidak hanya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees secara parsial saja, namun juga secara simultan. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Audit report lag, Kompleksitas audit, Risiko Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Jenis KAP, Tahun Pengadopsian IFRS dan, Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara simultan selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.

H2: Audit report lag, Kompleksitas audit, Risiko Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Jenis KAP, Tahun Pengadopsian IFRS dan, Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara simultan selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.

2.4.2. Perbedaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Fees Selama

Dokumen terkait