• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2 Landasan Teoretis

2.2.1 Pengertian Belajar

2.2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Syah (2007:144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya: faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar siswa (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Faktor internal yang mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis sendiri merupakan kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan, indera pendengar dan indera penglihatan. Hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa adalah tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

a) Faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga.

- Lingkungan sosial sekolah siswa seperti para guru, para staf administrasi, dan teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar dapat memberi dorongan yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

- Lingkungan masyarakat siswa meliputi teman-teman sepermainan dan tetangga disekitar perkampungan siswa. Kondisi masyarakat di sekitar lingkungan siswa akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa akan memerlukan teman belajar, teman berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.

- Lingkungan orang tua dan keluarga siswa. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b) Faktor lingkungan nonsosial siswa meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor pendekatan belajar (approach to learning) dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Menurut Lawson (dalam Syah 2003:155) strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Menurut Djaali (2009:98) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya. Dari dalam diri meliputi; kesehatan, intelegensi, minat, motivasi, dan cara belajar, sedangkan dari luar diri siswa meliputi; faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Hal ini senada dengan teori yang dinyatakan oleh Suryabrata (2008:233) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (a) faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, meliputi faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial, dan (b) faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

Slameto (2003:55) dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor intern terbagi menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan. Faktor-faktor tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Faktor jasmaniah meliputi dua hal, yaitu: pertama faktor kesehatan dalam arti sehat dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kedua cacat tubuh yang diartikan sebagai sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2. Faktor psikologis meliputi tujuh faktor yaitu: Pertama, intelegensi yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis meliputi kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Kedua, perhatian yaitu keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek (Ghazali dalam Slameto 2003:56). Ketiga, minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Keempat, bakat yaitu kemampuan untuk belajar (Hilgard dalam Slameto 2003:57). Kelima, motif yaitu daya pendorong atau penggerak untuk berbuat dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai. Keenam, kematangan yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Ketujuh, kesiapan yaitu kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi (Jamies Drever dalam Slameto 2003:59).

3. Faktor kelelahan meliputi dua hal yaitu jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbulnya kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Sedangkan, faktor ekstern meliputi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Faktor keluarga, pengaruh yang dapat diterima siswa yang berasal dari lingkungan keluarga meliputi: (a) cara orang tua mendidik, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia, (b) relasi antaranggota keluarga yang baik dan pengertian, disertai dengan bimbingan dan hukuman bila perlu untuk menyukseskan belajar anak, (c) suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian–kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah seharusnya tenang dan tenteram. (d) keadaan ekonomi keluarga, anak yang sedang belajar selain kebutuhan pokoknya yang harus dipenuhi, kebutuhan akan fasilitas belajar juga harus terpenuhi misalnya penerangan, ruang belajar, alat tulis, buku, dan lain-lain, (e) pengertian orang tua, dalam hal ini orang tua harus mengerti kapan anak belajar ataupun kapan anak membutuhkan dorongan dalam belajarnya.

2. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut.

a. Metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Karo-Karo (dalam Slameto 2003:65) adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkanya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain itu adalah murid/siswa atau mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai, dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. Di sini jelas bahwa metode mengajar mempengaruhi belajar. Sudjana (2009:76) menyatakan bahwa metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan kegiatan belajar siswa dapat tumbuh dalam arti tercipta interaksi edukatif. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Adapun contoh dari metode mengajar, diantaranya metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, demontrasi, eksperimen, problem solving, dll.

b. Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahwa bahan belajar mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang

kurang baik memberi pengaruh kurang baik terhadap belajar. kurikulum yang kurang baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Sudjana (2009:2) menyatakan bahwa kurikulum diartikan sebagai program belajar atau dokumen yang berisikan hasil belajar yang diniati (diharapkan dimiliki siswa) di bawah tanggung jawab sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan. Program pendidikan masih bersifat umum yang memerlukan penjabarab lebih lanjut oleh guru sebelum diberikan kepada siswa melalui proses pengajaran. Djamarah (2008:180) menjelaskan bahwa setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diukur dan diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

c. Relasi guru dengan siswa. Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada di dalam proses itu sendiri. Di dalam relasi yang baik maka siswa akan menyukai gurunya dan selanjutnya menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar dan siswa merasa jauh dari guru sehingga segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar

d. Relasi siswa dengan siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau

sedang mengalami tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok sehingga akan menggangu belajarnya. Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Hakim (2008:18) menyatakan bahwa adanya teman yang baik akan mempengaruhi kondisi belajar siswa.

e. Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan, kedisiplinan kepala sekolah serta tim BP. Dalam proses belajar siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Hal ini untuk mendukung siswa agar disiplin dalam belajar baik di rumah, di sekolah maupun di perpustakaan.

f. Alat pelajaran. Hal ini erat hubunganya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Mengusahakan alat pelajaran yang lengkap dan tepat adalah perlu diusahakan oleh guru agar dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g. Waktu sekolah. Waktu sekolah merupakan waktu terjadinya proses belajar di sekolah, waktu itu bisa pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu belajar siswa juga mempengaruhi belajar siswa. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badan sudah lelah misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan dalam

menerima pelajaran. Kesulitan ini disebabkan karena siswa sulit berkonsentrasi dan berpikir dalam kondisi badan yang lemah tadi. Pemilihan waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

h. Standar pelajaran, guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i. Keadaan gedung yang baik, adalah memadai di dalam setiap kelasnya atau sesuai kapasitas.

j. Cara belajar siswa, siswa perlu belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini guru perlu membina cara belajar siswa yang tepat dan efisien. Djaali (2009:98) menyatakan bahwa perlunya memperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar siswa.

k. Tugas rumah, waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar di rumah tetaplah memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan kegiatan yang lain. Guru diharapkan tidak terlalu banyak memberikan tugas rumah sehingga menyebabkan anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Faktor masyarakat merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa, pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor

yang dapat disebabkan karena faktor masyarakat tersebut meliputi empat hal yaitu pertama, kegiatan siswa dalam masyarakat, kiranya perlu membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai menggagu belajarnya. Lebih baik memilih kegiatan yang mendukung belajar misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi, dan lain-lain. Kedua mass media meliputi, bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Kiranya siswa perlu bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orangtua dan pendidik baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ketiga, teman bergaul, akan lebih cepat memberi pengaruh dalam jiwa siswa daripaada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan yang baik pula tetapi tetap harus bijaksana. Keempat, bentuk kehidupan dalam masyarakat, adalah perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan baik.

Dokumen terkait