• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Belajar

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

tingkatan minimal dan kurang apabila bahan pelajaran kurang dari 60% merupakan tingkatan-tingkatan hasil belajar yang biasa diperoleh oleh peserta didik.

Sebelum menilai hasil belajar siswa yang berorientasi pada kecakapan hidup, hendaknya diperhatikan mekanisme dan prosedur penilaian tersebut, metode yang digunakan, aspek yang akan diukur, dan sebagainya.35

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ditinjau dari berbagai aspek sangat beragam. Nochi Nasution dan kawan-kawan dalam Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa aspek-aspek tersebut adalah:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari individu sebagai pendidik maupun anak didik. Keduanya merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam kegiatan individu. Yang termasuk faktor internal adalah:

1) Aspek fisikologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka cepat lelah, mudah mengantuk dan susah menerima pelajaran.36 Jadi, hal ini juga dapat menganggu hasil belajar dari seorang peserta didik.

35

Zamroni, Pedoman Pengembangan Penilaian (Jakarta: Rancang Grafis Awanawan, 2002), h. 26.

36

26

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai, tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Sebagaiamana yang dikemukakan oleh Muhibin Syah bahwa; “otot adalah jaringan sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut (contractile unit). Diantara fungsi-fungsi pokoknya ialah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari makanan. Dengan adanya peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya”.37

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata dan telinga, sebagai alat untuk melihat dan alat untuk mendengar. Sebagian besar yang dipelajari manusia yang belajar berangsung dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen, mendengarkan keterangan pendidik, mendengarkan ceramah, mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi, dan sebagainya.38 Jadi, untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik ada beberapa aspek yang mendukung kemampuan tersebut, salah satunya adalah kondisi panca indra.

2) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas perolehan peserta didik. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:

37 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 19. 38

27 3) Inteligensi peserta didik

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, karena otak merupakan menara pengontrol hampir seluruh aktivitas manusia.39 Jadi, dalam meningkatkan inteligensi peserta didik baik otak maupun organ tubuh manusia saling berhubungan akan tetapi otak lebih menonjol daripada organ tubuh lainnya.

4) Sikap peserta didik

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, bendan dan lain sebagainya, baik secara positif mupun negatif.40 Sikap yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar peserta didik, begitu pula sebaliknya.

5) Bakat peserta didik

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya seiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai

39 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 133. 40

28

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.41 Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented

child, yakni anak berbakat.

6) Minat peserta didik

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dengan di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan dan dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

7) Motivasi peserta didik

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.

b. Faktor eksternal 1) Lingkungan a) Lingkungan alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi

41

29

anak didik yang hidup di dalamnya.42 Jadi, lingkungan merupakan salah satu faktor yang mendukung kualitas peserta didik dari segi fisik.

b) Lingkungan sosial budaya

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama satu sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.43 Jadi, hal ini juga salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pendidkk untuk mengajari peserta didik mulai dari tingkah laku, adat istiadat dan kesopanan.

2) Instrumental a) Kurikulum

Kurikulum adalah rencana untuk pembelajaran yang merupakan unsur substansial dalam pembelajaran. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar peserta didik.44 Jadi, dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

b) Program

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan yang disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan.. keberhasial pendidikan di sekolah tergantung

42

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Beajar, h. 157. 43 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Beajar, h. 143-144. 44

30

pada baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.45 Jadi, keberhasilan pendidik dalam membina peserta didik dalam suatu program pembelajarannya tergantung baik tidaknya program yang telah disusun dalam program pendididikan.

c) Sarana dan fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam proses belajar mengajar, sebab jika salah satu sarana dan fasilitas penunjang lancarnya proses belajar mengajar tidak ada maka hasil yang dicapai dalam proses belajar mengajar tidak dapat memuaskan.46 Jadi, sarana dan fasilitas sekolah juga menjadi penentu berhasilnya seorang pendidik dalam mengajar, hal ini saling berhubungan ketika suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Salah satu sarana penunjang yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media berupa modul.

d) Pendidik

Pendidik yang profesional lebih mengedepankan kualitas pengajaran daripada orientasi materi. Kualitas kerja lebih diutamakan daripada mengambil mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya. Persoalan pendidik memang menyangkut dimensi yang luas, tidak hanya bersentuhan dengan masalah di luar dirinya, berhubungan dengan anak didiknya, tetapi juga masalah yang berkaitan dengan diri pribadinya.47 Jadi, dapat disimpukan bahwa pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.

45

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Beajar, h. 146. 46 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Beajar, h. 147. 47

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Desain Penelitian

Dokumen terkait