LANDASAN TEORI
B. Hasil Belajar
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan roahani peserta didik. Yang dimaksud dengan kondisi jasmani ialah keadaan fisik atau tubuh peserta didik itu sendiri, apakah dalam keadaan normal atau memiliki cacat fisik.
Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi rohani ialah kemampuan intelektual dan keadaan mental peserta didik itu sendiri.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yaitu kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Adapun faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dari luar diri peserta didik itu sendiri misalnya lingkungan tempat tinggal, lingkungan belajar dan lain-lain.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam menyerap materi-materi pelajaran.14
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga faktor tersebut
sangat berpengaruh dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan, akan tetapi
diantara ketiga faktor tersebut metode dan strategi yang digunakan dalam
proses belajar mengajar jauh lebih penting dan lebih menentukan untuk
mencapai keberhasilan belajar mengajar peserta didik. Dalam proses belajar
mengajar peserta didik dapat dilihat hasilnya melalui hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik.
14.
22
4. Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam d. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.15
Sedangkan definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah: Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.16
Sedangkan Pendidikan agama islam menurut Arifin adalah merupakan suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba allah, dan menjadikannya sebagai pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrowi.17
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh
seorang pendidik dalam mengajarkan ilmu pengetahuan islam dalam
upaya untuk mencapai tujuan, yaitu menjadikan ajaran Agama Islam
sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.
15. Undang– undang RI tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
16. Ibid.
17.
23
e. Tujuan Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
Diberikannya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP, bertujuan
untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwakepada Allah Swt.,
berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan
yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya,
sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin
ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari mata
pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki
akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini yang sebenarnya
merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw.”
f. Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
Materi pembelajaran yang akan di praktikkan oleh peneliti
berdasarkan pada silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai
berikut:
24 1) Menghindari prilaku tercela.
Materi ini akan disampaikan pada pertemuan yang ke 13
dengan tiga kompetensi dasar yaitu: 13.1 menjelaskan pengertian
perilaku dendam dan munafik. 13.2 menjelaskan ciri-ciri perilaku
dendam dan munafik. 13.3 Menghindari perilaku dendam dan
munafik.
2) Memahami hukum islam tentang hewan sebagai sumber bahan
makanan.
Materi ini akan disampaikan pada pertemuan yang ke 14
dengan 2 kompetensi dasar yaitu: 14.1 menjelaskan jenis-jenis
hewan yang halal dan haram di makan. 14.2 menghindari
makanan yang bersunber dari binatang yang di haramkan.
Untuk lebih lengkapnya disini peneliti melampirkan
silabus kelas VIII Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015.
5. Pembelajaran Cooperative Learning b. Pengertian Cooperative Learning
Secara sederhana kata “Cooperative” berarti mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai tim. Jadi Cooperative Learning adalah belajar secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok dan memastikan dalam setiap orang dalam kelompok mempunyai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.19
19.
25 Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan sruktur
kelompok heterogen.20
Sedangkan menurut Roger, dkk. “Cooperative Learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelommpok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.21
Pembelajaran Cooperative adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh pendidik atau diarahkan oleh pendidik.22
Secara umum pembelajaran Cooperative dianggap lebih diarahkan oleh peserta didik, dimana pendidik menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Peserta didik biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.23
Pelaksanaan model pembelajaran Cooperative membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran.
Pembelajaran Cooperative learning dapat meningkatkan motivasi
belajar dan cara belajar peserta didik menuju belajar yang lebih baik.
Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran Cooperative
20. Ibid., h. 12.
21. Miftahul Huda, Cooperative Learning,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 29.
22. Agus Suprijono, Cooperative Learning, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 54.
23.
26 adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
Dari penjelasan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan
bahwa model pembelajaran Cooperative adalah suatu model
pembelajaran yang mengelompokan peserta didik dalam kelompok
kecil untuk saling berdiskusi dan berkomunikasi dengan tujuan agar
peserta didik saling berbagi kemampuan, saling menyampaikan
pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, dan
saling membatu dalam belajar sehingga dapat mencapai keberhasil
belajar.
c. Tujuan Cooperative Learning
Dengan melaksanakan pembelajaran cooperative learning,
peserta didik memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar,
disamping itu juga bisa melatih peserta didik untuk memiliki
keterampilan, baik keterampilan berfikir (thinking skill) maupun
keterampilan sosial (sosial skill)
Adapun tujuan utama pembelajaran Cooperative adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.24
24.
27 Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran
cooperative adalah untuk mengaktifkan semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
d. Pengertian TQ (Team Quiz)
Model pembelajaran aktif Tipe Team Quiz yang dikemukakan
oleh Dalvi bahwa: Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang
mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar.
Dalam tipe ini peserta didik dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing anggota kelompok-kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe team quiz ini, diwali dengan pendidik menerangkan materi secara klasikal, lalu peserta didik dibagi kedalam tiga kelompok besar.25
Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi
tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan
jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai
materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya
pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok,
para peserta didik akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi
yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam
pertandingan.
25. http://miratriani.blogspot.com/2012/07/metode-team-quiz-dan-talking-stick.html, diunduh
28
e. Langkah-langkah Pembelajaran TQ (Team Quiz)
Metode Team Quiz merupakan salah satu metode pembelajaran
bagi peserta didik yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode team quiz yaitu suatu metode yang bermaksud
melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain. Adapun
langkah-langkah metode Team Quiz adalah sebagai berikut:26
1. Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian. 2. Bagilah peserta didik menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C. 3. Sampaikan kepada peserta didik format penyampaian pelajaran
kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.
4. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
5. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
6. Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B. 7. Jika Tanya jawab selesai, lanjutkan pertanyaan ke dua dan tunjuk
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
8. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaanya, lanjutkan penyampaian pelajaran ke tiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
9. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pjemahaman peserta didik yang keliru.27
26. Agus Suprijono, Cooperative Learning, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.114.
27.
29
Variasi :
a. Berikan kesempatan kepada tim ini untuk menyiapkan pertanyaan
kuis dari yang mereka seleksi ketika mereka menjadi pemimpin
kuis
b. Lakukan satu pelajaran yang berkelanjutan. Bagilah peserta didik
kedalam dua tim. Diakhir pelajaran, biarkan kedua tim saling
memberi kuis satu sama lain.
c. Berikan skor dari masing-masing jawaban kelompok, dan jika
pada akhir skornya ada yang sama maka pendidik dapat
memberikan soal tambahan berupa babak rebutan untuk
menentukan kelompok yang lebih unggul.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran Tipe Team
Quiz adalah model pembelajaran aktif dimana peserta didik dibagi kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama
mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi
arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi
selesai diadakan suatu pertandingan akademis.
Teknik ini mampu meningkatkan kemampuan tanggung jawab
peserta didik terhadap apa yang mereka dipelajari melalui cara yang
30
f. Kelebihan dan Kelemahan TQ (Team Quiz)
1) Kelebihan
a) Dapat meningkatkan keseriusan
b) Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar c) Mengajak peserta didik untuk terlibat penuh
d) Meningkatkan proses belajar e) Membangun kreatifitas diri
f) Meraih makna belajar melalui pengalaman
g) Memfokuskan peserta didik sebagai subjek belajar h) Menambah semangat dan minat belajar peserta didik 2) Kelemahan
a) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi
b) Hanya peserta didik tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat.
c) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.
g. Solusi untuk mengatasi kelemahan Model Pembelajaran Team Quiz
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, diperlukan modifikasi
dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dimana untuk
penyajian kuis dilakukan per tim dalam tiap pertemuan, pembuatan
soal dilakukan di rumah sehingga memungkinkan peserta didik
berdiskusi di luar kelas. Agar tidak didominasi oleh peserta didik
pintar, maka setiap peserta didik diwajibkan mencari jawaban kuis dan
31 dengan alasan penambahan nilai sehingga seluruh peserta didik dapat
termotivasi untuk ikut menjawab.28