• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG

C. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, sikap, perilaku, bakat, motivasi, kebiasaan, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu itu sendiri, seperti faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah (metode pembelajaran, kurikulum, dan media pembelajaran).33

31 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23

32 Ibid, h. 33

33 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 54.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang yang timbul atau muncul dari dalam diri pembelajar. Dari sisi diri peserta didik terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis. Kondisi fisiologis adalah keadaan fisik, jasmani atau tubuh peserta didik yang belajar atau membelajarkan diri. Sedangkan kondisi psikologis adalah keadaan jiwa atau ruhaninya.

Menurut Slameto, faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmani (faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh), faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan), faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). 34

Menurut Thomas F. Staton dalam Sardiman, menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu: motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman dan ulangan.35 Belajar akan lebih baik dan optimal kalau ke enam faktor psikologis tersebut bisa sama-sama dimanfaatkan.

Disamping enam macam faktor psikologis yang diuraikan diatas, masih ada rumusan-rumusan lain mengenai dorongan untuk belajar pada diri seseorang. Ada yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologis dalam belajar itu seperti perhatian, pengamatan,tanggapan, fantasi, berfikir, bakat dan motif. 36

Menurut Nini Subini faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa adalah kesehatan dan cacat tubuh, intelegensi (kecerdasan), bakat dan minat, kematangan (kesiapan), motivasi, kelelahan serta perhatian dan sikap (perilaku).37

Menurut Suryabrata dalam Al Rasyidin, faktor-faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) tonus jasmani pada umumnya dan (2) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.38 Dalam konteks tonus jasmani, keadaan

34 Ibid, h. 54

35 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet. 18 (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 39

36 Ibid, h. 45

37 Nini Subini, Psikologi Pembelajaran (Yogyakarta : Mentari Pustaka, 2012), h. 85 38 Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar, h. 15

jasmani yang segar dan kurang segar atau lelah dan tidak lelah akan lain pengaruhnya terhadap belajar dan hasil yang mungkin dapat dicapai pebelajar.

Berkaitan dengan hal ini, setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, nutrisi harus cukup, sebab kekurangan nutrisi akan berakibat rendahnya vitalitas tonus jasmani sehingga bisa mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, cepat lelah, dan lain-lain. Kedua, penyakit kronis yang sangat mengganggu aktivitas belajar. Penyakit-penyakit seperti pilek, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan. Akan tetapi, dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar.

Menurut Al Rasyidin secara psikologis, aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, Intelegence Question (IQ), Emotional Question (EQ), motif dan motivasi.39 Seorang peserta didik yang kurang matang secara psikologis seperti tahap berfikirnya yang baru berada pada usia pra operasional akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep teoritik atau materi pembelajaran yang bersifat abstrak. Demikian juga, seorang peserta didik yang sedang terganggu atau tidak stabil jiwanya, maka ia akan sulit membelajarkan diri dan mencapai hasil yang baik.

Diterima secara umum bahwa ketika kondisi fisiologis dan psikologis berada dalam keadaan baik, maka akan memudahkan peserta didik dalam membelajarkan diri dan mencapai hasil belajar yang baik atau maksimal. Demikian sebaliknya, ketika kondisi fisiologis dan psikologis peserta didik berada dalam keadaan tidak baik, maka akan menyebabkan terganggunya mereka dalam membelajarkan diri dan mencapai hasil belajar yang baik atau maksimal.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri peserta didik yang dapat berpengaruh atau mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Dalam konteks ini ada dua faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas

dan hasil belajar peserta didik, yaitu manusia baik hadir atau tidak dan non manusia atau disebut sebagai faktor-faktor sosial dan faktor-faktor non sosial.40

Faktor eksternal kedua yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik adalah faktor non manusia atau faktor non sosial. Faktor ini menyangkut banyak hal, seperti keadaan cuaca, suhu udara, kebersihan ruangan,letak tempat duduk, sarana dan fasilitas belajar dan lain-lain.

Menurut Slameto, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.41 Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Yang termasuk faktor yang berpengaruh dalam masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, Mass Media, Teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Wina Sanjaya faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana serta faktor lingkungan.42 Dalam proses pembelajaran, guru tidak

hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of leraning). Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.

40 Ibid, h. 18

41 Slameto, Belajar, h. 60 42 Sanjaya, Strategi, h. 52

Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa seperti, jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain-lain.

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya: sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial- psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Faktor iklim sosial-psikologis maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal atau eksternal. Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait