• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh PRATIWI (Halaman 27-33)

A. Tinjauan Teori

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Pada dasarnya penelitian ini akan melihat bagaimana implementasi program beras untuk rumah tangga miskin (raskin) Di Desa Parangbaddo, Kabupaten Takalar. Selain itu juga diharapakan dapat mengidentifikasi beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program beras untuk rumah tangga miskin (Raskin). Faktor yang digunakan oleh penulis adalah faktor yang dikemukakan oleh Edward III dalam Yohana 32 Etabibue (1997:12) yang meliputi empat faktor yaitu: komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi. Dalam penelitian ini hanya digunakan 3 faktor yaitu komunikasi, sumber daya, dan sikap pelaksana.

a. Komunikasi

Faktor ini dipilih karena kegiatan kebijakan raskin melibatkan berbagai instansi serta unsur masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mencapai kesamaan persepsi dan kepaduan langkah, maka dipandang perlu komunikasi dalam organisasi pelaksana, antar organisasi atau pihak

xxviii

pelaksana dengan pihak penerima program sehingga implementasi bisa berjalan.

b. Sumber Daya

Sumber daya merupakan aspek penting dalam implementasi suatu program. Sumber daya akan berpengaruh secara langsung pada keberhasilan implementasi. Jadi berhasil tidaknya implementasi dipengaruhi oleh tersedia dengan baik (tercukupi) maka implementasi akan berhasil dan sebaliknya jika sumber daya tidak tersedia dengan baik maka implementasi bisa gagal atau terlaksana tetapi tidak efisien dan efektif. Sumber daya yang memadai sangat diperlukan dalam implementasi suatu program agar dapat berjalan dengan baik, tidak terkecuali dengan program Raskin, keberadaan sumber daya sangat menentukan keberhasilan implementasi program ini. Bagaimanapun bagusnya suatu kebijakan dirumuskan bila tidak didukung sumber daya yang cukup maka implementasi tersebut akan mengalami kegagalan.

c. Sikap Pelaksana

Selain itu sikap dari pelaksana juga merupakan faktor yang mempunyai konsekuensi yang penting bagi implementasi kebijaksanaan tertentu, kemungkinan besar mereka melaksanakan sebagaimana yang telah diinginkan oleh para pembuat keputusan awal. Akan tetapi apabila tingkah laku pelaksana berbeda dengan para pembuat keputusan, proses implementasi kebijakan semakin sulit. Kecenderungan-kecenderungan pelaksana bisa menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan. Dengan kata lain respon dari pelaksana akan sangat berpengaruh terhadap implementasi. Sering kali kegagalan

xxix

kebijaksanaan di sebabkan para pelaksana tidak memahami sepenuhnya atas kebijakan yang dihadapi untuk itu pelaksana harus memiliki persepsi yang baik terhadap program raskin.

3. Tinjauan Umum Tentang Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)

a. Pengertian dan Sejarah Program Raskin

Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu penyediaan sebagai kebutuhan pangan pokok keluarga miskin. Melalui pelaksanaan program raskin bersama program penanggulangan kemiskinan lainnya diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata dalam peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial rumah tangga. Selain itu program Raskin merupakan program transfer energi dalam bentuk kalori yang dapat mendukung program lainya (Depdagri, 2005:1).

Penelitian yang berhubungan dengan masalah program beras bersubsidi (Raskin) memang bukan yang pertama kali. Sudah ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian yang membahas masalah tersebut. Banyak upaya pemerintah untuk mengatasi kemiskinan salah satunya melalui Program Beras Miskin (Raskin). Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran. Keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkan tingkat pendapaian indikator 6T, yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas, dan Tepat

xxx

Administrasi. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi dan protein. Selain itu Raskin bertujuan untuk meningkatkan atau membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

Guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, pemerintah telah mencanangkan berbagai program kompensasi. Salah satu program kompensasi tersebut adalah Raskin. Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah.

Penyaluran Raskin sudah dimulai sejak 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin. Pada awalnya disebut Program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002. Fungsi Raskin diperluas sehingga tidak lagi menjadi program darurat (social safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan Raskin itu sendiri.

b. Tujuan Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)

Tujuan program Raskin adalah memberikan bantuan dan meningkatkan/membuka akses pangan keluarga miskin dalam rangka memenuhi kebutuhan beras sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga

xxxi

penerima manfaat pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah yang telah ditentukan dan mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Tujuan lain dari Program Raskin untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pangan

pokok dalam bentuk beras. Program raskin juga bertujuan untuk

membantu kelompok miskin dan rentan miskin mendapat cukup pangan

dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Efektivitas Raskin sebagai

perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan sangat bergantung

pada kecupan nilai transfer pendapatan dan ketepatan sasaran kepada

kelompok miskin dan rentan.

c. Sasaran Penerima Raskin

Penentu kriteria penerima manfaat Raskin seringkali menjadi persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya kebijakan lokal melalui musyawarah Desa/Kelurahan (Mudes/Muskel). Musyawarah ini menjadi kekuatan utama program untuk memberikan keadilan bagi sesama Rumah Tangga Miskin (RTM).

Penyaluran Raskin atau Beras Sejahtera (Rastra) forum Bulog sub Drive Makassar tahun 2018 sebanyak 11 Ton yang berlangsung dihalaman Kantor Bulog GSP Palleko Lingkungan Palleko 1 Kelurahan Palleko Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Pelepasan Raskin dari perumahan Bulog untuk Kecamatan Polongbangkeng Utara ditandai dengan pengangkatan bendera sebagai tanda pelepasan dan disaksikan langsung oleh pihak Bulog, Sebelum melepas secara resmi truk pengangkut Raskin sekaligus menyerahkan

xxxii

beras tersebut secara simbolis kepada warga sasaran, terlebih dahulu bupati mengecek kualitas beras yang akan dibagikan.

Bupati Takalar dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kerjasama Pemda dan pihak Bulog serta semua yang terlibat dalam pelaksanaannya. Pemerintah Takalar di tahun 2018 ini akan menggandeng para pengusaha untuk bisa membantu dan bekerjasama untuk meningkatkan pertanian Kabupaten Takalar.

d. Distribusi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Titik distribusi adalah tempat di Desa/Kelurahan yang dapat dijangkau keluarga sasaran penerima manfaat. Pelaksana distribusi adalah Aparat Desa/Kelurahan yang dibantu oleh warga masyarkat setempat dan ditunjukkan oleh kepala Desa/Lurah.

Penentuan keluarga sasaran penerima manfaat adalah berdasarkan surat keputusan Bupati/Walikota tentang penetapan pagu Raskin dan jumlah keluarga sasaran penerima manfaat melalui musyawarah Desa/Kelurahan menggunakan data dasar keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera. Musyawarah Desa/Kelurahan untuk memilih keluarga sasaran penerima manfaat melibatkan Aparat Desa/Kelurahan, (termasuk kepala Dusun/Lingkungan, RW, RT), anggota Badan Permusyawaratan Desa/Dewan Kelurahan, Institusi Kemasyarakatan Desa/Kelurahan, tokoh masyarakat dan perwakilan keluarga miskin. Keluaraga sasaran penerima manfaat yang dipilih dalam musyawarah Desa/Kelurahan yang dilampiri daftar keluarga sasaran penerima manfaat (format Model DPM-1) dan ditanda tangani kepala Desa/Lurah serta disahkan oleh Camat setempat.

xxxiii

Indikator kinerja pelaksanaan Raskin Enam Tepat (6T) adalah: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi. (Depdagri, 2009;5)

a. Tepat sasaran yaitu Raskin hanya diberikan kepada keluarga sasaran penerima manfaat yang terdaftar dalam daftar penerima manfaat.

b. Tepat jumlah yaitu jumlah beras yang dibeli keluarga Sasaran Penerima Manfaat sesuai hasil keputusan Gubernur/Bupati/Walikota. c. Tepat harga yaitu harga beras yang dibayar oleh kelurga sasaran

penerima manfaat sebesar Rp. 1.600/Kg di titik distribusi.

d. Tepat waktu yaitu waktu pelaksana distribusi beras kepada keluarga sasaran penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi.

e. Tepat kualitas yaitu terpenuhinya persyaratan kualitas medium kondisi baik dan tidak berhama sesuai dengan standar kualiatas pembelian pemerintah sebagaimana diatur dalam aturan perundang-undangan.

f. Tepat administrasi yaitu terpenuhinya persyaratan administrasi yang diperlukan untuk penyelesaian subsidi dan pembayaran harga beras secara benar dan tepat waktu.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh PRATIWI (Halaman 27-33)

Dokumen terkait