BAB II KAJIAN TEOR
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya. Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu bersikap baik dan bersikap buruk, patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana pengoptimalannya.
Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku kedisiplinan yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991:166). Sikap disiplin atau kedisiplinan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya itu berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar diri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) ligkungan, dan (4) tujuan (Haditono 1984:36). Faktor pertama adalah anak itu sendiri, artinya hanya anak itu sendiri yang dapat mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Faktor kedua adalah sikap pendidik yang juga dapat mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Faktor ketiga adalah lingkungan yang juga dapat
mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Dalam hal ini, Tim MKDK IKIP Semarang (1989:70) menjelaskan bahwa situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisik berupa lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.
B. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Winkel (2007), menyatakan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membantu pilihan-pilihan secara bijaksanan dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Menurut Prayitno & Amti (1999:99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri.
Menurut Crow & Crow (Prayitno & Amti, 1999: 183), bimbingan menyediakan unsur-unsur di luar individu yang dapat dipergunakannya untuk memperkembangkan diri. Melalui bimbingan individu dibantu agar memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses membantu individu yang bermasalah maupun yang tidak
bermasalah agar dapat menemukan dan mengembangkan
kemampuannya seoptimal mungkin sehingga dpat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.
2. Tujuan Bimbingan
Winkel (2007:31) menyebutkan bahwa tujuan pelayanan bimbingan yaitu supaya sesama manusia mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memilkul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan.
Winkel (2007:67) menjelaskan bahwa ada beberapa fungsi-fungsi pokok dari pelayanan bimbingan di sekolah yaitu:
a. Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai dengan potensi peserta didik; memilih ekstrakurikuler yang cocok bagi peserta didik; menentukan program study lanjutan yang sesuai bagi peserta didik setelah tamat sekolah dan merencanakan bidang pekerjaan yang cocok di masa depan.
b. Fungsi Penyesuaian
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menmpatkn diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi. Misal siswa harus dibantu untuk bergaul secara baik dengan menentukan sikap di lingkungan sekolah yang baru.
c. Fungsi Pengadaptasian
Fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga-tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Misal guru pembimbing memberikan saran kepada guru mata pelajaran matematika, untuk memberikan jam pelajaran tambahan bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran matematika.
3. Ragam Bimbingan
Winkel (2007:113) menyebutkan jenis-jenis bimbingan dengan menggunakan istilah ragam bimbingan, yang menunjuk pada bidang kehidupan tertentu dan aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Winkel menyebut tiga macam bimbingan yaitu:
a. Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menhadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapngan pekerjaan yang dimasuki.
b. Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program bidang studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. c. Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, serta bimbingan dalam membina hubungan kemandirian dengan sesame diberbagai lingkungan (pergaulan sosial)
C. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi akademiknya tidak terlepas dari bagaimana siswa memiliki keterampilan-keterampilan dalam menunjang kegiatan akademiknya. The Liang Gie (1995) berpendapat ada beberapa keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan di dalam akademiknya diantaranya adalah : 1) keterampilan mengikuti pelajaran, 2) keterampilan mencatat bacaan, 3) keterampilan menggunakan perpustakaan, 4) keterampilan menempuh ujian, 5) keterampilan melakukan konsentrasi, 6) keterampilan menghafal pelajaran, 7) keterampilan mengelola waktu.
Dari ketujuh keterampilan akademik pada mahasiswa yang diutarakan oleh The Liang Gie (1995), maka peneliti hanya memilih beberapa keterampilan saja yang dirasa cocok dalam tugas perkembangan siswa SMP bukan pada kalangan mahasiswa.
Keterampilan-keterampilan akademik menurut The Liang Gie (1995) antara lain adalah:
a. Keterampilan Mengikuti Pelajaran
Kewajiban yang pertama seorang siswa adalah masuk sekolah mendengarkan penjelasan dari guru. Memperhatikan dan mengikuti
secara tertib ketika mendapat penjelasan dari guru dengan baik maka informasi yang disampaikan oleh guru dapat diserap juga dengan baik.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas. Diantaranya fisik, emosi, dan intelektual. Artinya siswa yang secara sadar mempersiapkan jasmaninya agar segar bugar sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah. Pertama, mempersiapkan jasmani agar tetap segar dan bugar adalah mengatur jam tidur yang cukup, sehingga keesokan harinya penuh semangat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna menjaga jasmani agar tetap segar seperti tidur malam tidak lebih dari jam 21.00 kemudian bangun pukul 05.00 pagi dan jangan lupa sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
Kedua, persiapan emosional. Artinya yang dilakukan
berwujud suatu hasrat yang sungguh-sungguh dari dalam diri untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan baik. Sebelum berangkat ke sekolah siswa perlu bersikap positif terhadap penjelasan yang akan diterimanya di sekolah. Menyakini bahwa gurunya mengajar dengan metode yang menyenangkan dan tidak membosankan, ruang kelasnya menyejukkan. Oleh sebab itu setiap siswa perlu membina suatu keterkaitan emosional yang positif terhadap semua pelajaran dan gurunya.
Ketiga, persiapan intelektual. Persiapan emosional dapat diperkuat dengan persiapan intelektual. Artinya, persiapan ini berupa usaha untuk membaca buku pelajaran wajib atau yang buku-buku yang relevan sebelum mengikuti pelajaran di kelas.
b. Keterampilan Mencatat
Seorang siswa yang cerdas memiliki cara sendiri dalam mencatat. Menurut The Liang Gie (1995:8) mencatat adalah suatu seni, karena di sini ia harus menggabungkan kecakapan mendengarkan suatu uraian secara cermat, menangkap uraian itu dengan baik, mengolahnya dalam pikiran, dan mengeluarkan kembali secara ringkas di atas kertas.
Teknik membuat catatan yang baik ialah menuliskan kalimat topik yang utuh dengan tulisan tangan yang sejelas mungkin. Memetakan pikiran (maind map) juga bisa direkomendasikan untuk para siswa sebagai salah satu metode untuk membuat catatan dengan baik.
c. Keterampilan Menempuh Ujian
Ujian merupakan suatu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap siswa untuk dapat meninggalkan kelas atau menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan dari ujian dan penilaian antara lain: pertama, mendorong agar siswa melakukan secara teratur, mengulangi bahan-bahan pelajarannya, dan menanamkan dalam pikirannya sebagai pengetahuan yang telah dipelajari. Kedua,
mengukur dan menilai pengetahuan dan kemajuan study siswa untuk menentukan apakah ia dapat melanjutkan studinya dalam jenjang yang lebih tinggi. Ketiga, sebagai bahan evaluasi oleh guru dari hasil ujian siswanya pokok bahasan mana yang memerlukan perbaikan dalam pengajaran berikutnya.
d. Keterampilan Mengelola Waktu Belajar
Harry Shaw (The Liang Gie:1995) menegaskan bahwa
“Learning to use time is a valuable acquired skill, one that will pay dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of
the most significant achivements of your enteri life”
(Belajar menggunakan waktu merupakan suatu
keterampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak hanya dalam
studi, melainkan sepanjang hidup. Sesungguhnya,
kemampuan menggunakan waktu secara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda)
Secara sederhana dapatlah dirumuskan pengertin waktu sebagai kesempatan langgeng yang tersedia dalam alam semesta untuk manusia yang berprestasi. Alam semesta menyediakan waktu secara terus-menerus secara abadi untuk manusia melakukan apa saja dan mencapai sesuatu prestasi selama hayatnya. Waktu bukanlah semacam barang konsumsi yang akan habis kalau dipergunakan terus.
Salah satu kelemahan sebagian besar siswa adalah kesukaran dalam mengatur waktu untuk studi. Mereka sering mengeluh kekurangan waktu untuk studi. Padahal sesungguhnya
mereka kurang memiliki keteraturan dan kedisiplinan untuk mempergunakan waktunya secara efisien. Mereka lebih cenderung membuang atau mengulur-ulur waktu untuk membicarakan sesuatu hal yang kurang penting dalam studinya.
Dari beberapa keterampilan yang sudah dipaparkan di atas, disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh kesuksesan di dalam bidang akademik diperlukan sebuah keterampilan. Keterampilan tersebut tidak dapat dipilih mana yang paling penting, karena semuanya keterampilan tersebut saling mendukung satu dengan yang lainnya. Apabila keterampilan tersebut dilaksanakan secara teratur dan disiplin maka hasilnya akan lebih maksimal
D. Layanan Bimbingan untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam