• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Dalam dokumen EKOLOGI PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT (Halaman 144-149)

BAB IX KONSUMSI PANGAN DAN GIZI

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

mempengaruhi pola konsumsi adalah:

1. Tingkat pendapatan masyarakat. Pada umumnya, tingkat pendapatan digunakan untuk konsumsi dan tabungan. Semakin besar tingkat pendapatan seseorang mempunyai kemungkinan semakin besar membelanjakan keperluannya untuk konsumsi.

2. Selera konsumen. Setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda. Hal ini akan akan memengaruhi pola konsumsi. Konsumen akan memilih satu jenis bahan pangan yang disukainya untuk dibeli dan dikonsumsi dibandingkan yang lainnya.

3. Harga barang. Semakin tinggi harga barang, maka kemungkinan akan menurun permintaannya.

Demikian pula sebaliknya. Bagaimanapun, dalam keadaan tertentu seperti darurat, harga barang yang tinggi akan berusaha dibeli juga sebab menyangkut kehidupan.

4. Tingkat pendidikan masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi perilaku, sikap dan kebutuhan konsumsinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan memengaruhi pemilihan akan pangan yang dibelinya.

Biasanya akan memilih bahan yang lebih bergizi, berkualitas dan mempunyai lebih sedikit kekurangan/

kecacatan.

5. Jumlah keluarga. Besar kecilnya jumlah keluarga akan memengaruhi pemilihan bahan pangan yang akan dikonsumsinya. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga kemungkinan akan semakin besar kemampuan untuk membeli bahan pangan.

6. Lingkungan. Keadaan sekeliling dan kebiasaan lingkungan akan memengaruhi perilaku konsumsi pangan masyarakat setempat. Keadaan di kota berbeda dengan keadaan di pedesaan. Konsumen di perkotaan lebih memilih konsumsi sesuai kebiasaan di kota, demikian pula sebaliknya. Konsumen pedesaan akan memilih konsumsi sebagaimana yang dipilih oleh masyarakat pedesaan.

Sementara itu, menurut Adriani dan Kartika (2013) pola yang seimbang dan sehat terdiri dari 15% protein, 20%

lemak, 65% karbohidrat dari total energi yang diperlukan.

Ada keterkaitan antara pemilihan pangan dengan pendapatan yang diperoleh dan juga ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Indonesia sebagai negara yang kaya akan hasil bahan pangan merupakan satu kelebihan untuk dapat menghasilkan bahan pangan selain beras yang dapat digunakan sebagai bahan pangan sumber energi. Menurut Ariani dan Ashari (2003) dalam Mani (2020) menyatakan jumlah konsumsi beras (persentasi jumlah orang yang mengonsumsi beras) di berbagai wilayah di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu hampir 100%. Hal ini berarti hampir seluruh rumah tangga di Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok. Meliputi daerah pedesaan dan perkotaan. Ini juga menunjukkan tidak ada perbedaan baik di pulau-pulai kecil maupun di pulau besar.

Konsumsi beras dan produksi beras menunjukkan sangat besar pengaruhnya bagi kestabilan ekonomi Indonesia dan sangat berperan dalam ketahanan pangan dan lapangan pekerjaan. Dalam hal ini pemilihan beras sebagai bahan pokok pangan masih menunjukkan angka yang tinggi berbanding dengan umbi-umbian dan jagung (Mani, 2020).

Energi sebagai zat tenaga sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup, metabolisme tubuh, melakukan aktivitas fisik dan menunjang pertumbuhan. Hasil penelitian Adha dan Suseno (2020), menyatakan kebanyakan masyarakat Desa masih bertumpu pada makanan karbohidrat berupa beras. Sementara bahan pangan lainnya seperti jagung, kentang, ubi, dan talas hanya dikonsumsi sebagai selingan atau pelengkap masakan. Beras merupakan jenis pangan yang paling mendominasi baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Sementara itu untuk distribusi total asupan energi adalah seperti table 1 di bawah ini.

Tabel 9.1 Distribusi Total Asupan Energi menurut Bahan Pangan

Bahan Pangan Total Asupan Energi (kkal)1

Total Energi Kkal/100 gram2

Beras 6408 178

Jagung 321 140

Kentang 124 83

Singkong 113 146

Talas 19 98

Ubi 161 123

Sumber: 1 Adriani dan Kartika (2013); 2 DBKM (2015) Kandungan energi yang terkandung dalam dalam pangan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

➢ Energy = (Berat pangan/100) x kandungan

energi/100gr x (berat pangan%)/100

➢ Berat pangan = rata-rata asupan pangan harian dalam gram yang didapat dengan mengalikan jumlah berat pangan yang biasa dikonsumsi per hari dalam gram dengan rata-rata frekuensi konsumsi pangan per hari.

➢ Tingkat Konsumsi Energi (TKE) = Jumlah konsumsi pangan harian (gram) / AKG x 100 %

AKG = Angka Kecukupan Gizi

Keperluan akan energi dan protein yang dianjurkan adalah 2.150 kkal/kapita/hari dan kecukupan konsumsi protein adalah 57 g/kapita/hari (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke-X 2012 dalam Mahyuni, 2012).

Sementara itu, Susenas telah mengelompokkan 8 jenis pangan. Gambaran perkembangan perubahan jumlah dan besaran dari masing-masing kelompok pangan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 9.2 Jenis Pangan menurut Kelompok Pangan No. Kelompok Pangan Jenis Pangan

1. Padi-padian Beras, beras ketan, jagung basah dengan kulit, jagung pipilan, tepung jagung, tepung terigu dan lainnya

2. Umbi-umbian Ketela pohon, ketela rambat, sagu, kentang, tepung gaplek, tepung ketela pohon

3. Ikan

Ikan segar Ekor kuning, tuba, tongkol, kembung, bandeng, mujair, lele, kakap, selar dan lainnya Udang dan kewan air

lainnya yang segar Udang, cumi, ketam, kerang dan lainnya

Ikan diawetkan Kembung, tenggiri, selar, sepat, teri, bandeng, gabus, ikan dalam kaleng dan lainnya Udang dan hewan air

lainnya yang Udang, cumi dan lainnya

diawetkan 4. Daging

Daging segar Daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging ayam kampung, daging ayam ras, dan lainnya

Daging diawetkan Dendeng, abon, daging dalam kaleng

Lainnya Hati, jeroan, tetelan, tulang dan lainnya

5. Telur dan susu Telur ayam ras, telur ayam kampung, telur itik, telur puyuh, telur asin, susu murni, susu cair pabrik, susu kental manis, susu bubuk dan lainnya

6. Sayuran Kangkung, bayam, sawi putih, sawi hijau, kacang panjang, terungm jagubg muda, papaya muda, bawang putih, bawang merah, cabe merah, cabe rawit dan lainnya

7. Kacang-kacangan Kacang tanag tanpa kulit, kacang hjau, kacang merah, kacang mede, kacang kedelai, dan lainnya.

8. Buah-buahan Mangga, jeruk, apel, anggur, semangka, pisang, papaya, sawo, jambu, rambutan, durian, kedondong, nanas, belimbing, salak dan lainnya 9. Minyak dan lemak Minyak kelapa, minyak sawir,

minyak goring, minyak jagung dan lainnya

10. Bahan minuman Gula pasir, gula merah, kopi, coklat, teh, coklat bubuk dan lainnya

11. Bumbu-bumbuan Garam, kemiri, ketumbar, merica, biji pala, bunga cengkeh, terasi, ekcap, sambal jadi, bumbu masak jadi dan lainnya

12. Konsumsi lainnya Mie instan, mie basah, mihun, kerupuk, emping, mie kering

dan lainnya 13. Makanan dan

minuman jadi Roti tawar, roti manis, kue basah, kue kering, nasi goring, nasi putih, makanan gorengan, bubur kacang hijau, makanan ringan untu anak, ayam bakar, ayam goring, minuman

berenergi dan lainnya.

Minuman non alcohol Air kemasan, air kemasan gallon, air the kemasan, sari buah kemasan, minuman kesehatan, minuman bersioda, es krim dan lainnya.

Minuman yang

mengandung alkohol Bir, anggir, minuman keras lainnya

15. Tembakau dan sirih Rokok kretek, rokok filter, rokok tanpa filter, rokok putih, tembakau, sirih dan lainnya.

Dalam dokumen EKOLOGI PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT (Halaman 144-149)