BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil dari interaksi antara berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010 : 54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada 2 yaitu faktor intern yang terdiri dari faktor jasmani dan psikologis sedangkan ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
a. Faktor intern, faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmani dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1. Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk maka akan berisiko pada proses belajar.
2. Faktor cacat tubuh
Cacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan.
2) Faktor Psikologis
Dalam faktor psikologis dapat dibagi menjadi empat yaitu berupa intelegensi, bakat, minat, motivasi.
1. Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
2. Bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya
sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua (Tu’u, 2004 :
79). Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealsasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat dibidang itu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivias akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang (Djamarah, 2008 : 166). Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tai baginya. Ada tidaknya minat siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat dilihat dari cara mengikuti pelajaran, lengakap tidaknya catatan dan konsentrasi terhadap materi peajaran. Kegiatan yang diminati seseorang, biasanya akan diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang.
4. Motivasi
Motivasi menurut Mc. Donald (dalam Djamarah, 2008 : 148) adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
b. Faktor Ekstern, faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang keluarga dan suasana rumah.
1. Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan Negara (Slameto, 2010 : 61). Dari pendapat diatas dapat dipahami betapa pentingnya keluarga dalam pendidikan
anaknya, cara orang tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
2. Relasi antar anggota keluarga
Menurut Slameto (2010 : 62) bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh dan sebagainya.
3. Keadaan keluarga
Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak kaena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah. Keadaan keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya.
4. Pengertian Orang tua
Menurut Slameto (2010 : 64) bahwa anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah.Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,
orang tua wajib memberikan pengrtian dan dorongan sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
5. Keadaan ekonomi keluarga
Menurut Slameto (2010 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis dan sebagainya.
6. Latar belakang keluarga
Tingakat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar.Oleh karena itu, perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
7. Suasana rumah
Menurut Slameto (2010 : 63) mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah.
2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah ini dapat berupa cara guru mengajar, model pembelajaran, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan siswa dan disiplin sekolah yaitu :
1. Cara guru mengajar
Menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2008 : 39) mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menubuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan itu cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Model pembelajaran
Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran ekonomi. Dalam hal ini model atau metode pembelajaan yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja. Akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan
dan sesuai kebutuhan siswa, terutama pada guru ekonomi. Dimana guru ekonomi harus bisa memilih dan menetukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pebelajaran.
3. Alat-alat pelajaran
Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misanya perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. 4. Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2010 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaru tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
5. Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2010 : 68). 6. Interaksi guru dan siswa
Guru harus selalu berinteraksi kepada siswa, begitu pula sebaliknya, guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara khusus dapat menyebakan proses belajar mengajar itu kurang lancar dan baik. Oleh
karena itu, siswa merasa jenuh dengan guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
7. Disiplin sekolah
Kedisiplinn sekolah erat hubungannya dengan keajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2010 : 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalm pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain.
3) Lingkungan Masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat dan lingkungan tetangga.
1. Teman bergaul
Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek terhadap dir siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.
2. Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
3. Lingkungan tetangga
Lingkungan tetangga juga mempengaruhi belajar siswa. Kehidupan misalnya suka main judi, minum-minumn keras, tidak suka belajar akan berpengaruh negatif bagi anak-anak yang sekolah. Namun sebaliknya, jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya maka akan mendorong semangat anak untuk belajar lebih giat lagi.