• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Prestasi belajar

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin (1995 : 132-139) mengemukakan ada 3 faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni : a. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis siswa merupakan aspek yang bersifat jasmaniah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi umum tubuh siswa dan kondisi organ-organ khusus siswa. Kondisi umum tubuh siswa misalnya keadaan tubuh yang lemah disertai pusing dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya menjadi kurang dimengerti atau bahkan tidak berbekas. Siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, memilih pola istirahat serta olahraga ringan yang terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.

26

dan mata juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya di kelas.

2) Aspek Psikologis

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara psikologis (rohaniah).

a) Intelegensi Siswa

Intelegensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecik pula peluangnya dalam meraih kesuksesan. Tingkat intelegensi siswa itu berbeda-beda. Siswa yang

normal berada pada (IQ 70-130), siswa yang berada ada tingkat normal harus mendapatkan perhatian serius karena tidak bisa dianggap mudah. Ada pula siswa yang tergolong gifted child atau

talented child yakni siswa sangat cerdas dan berbakat (IQ di atas 130), siswa yang berada dalam tingkat ini kesempatan untuk meraih sukses lebih tinggi dan ada siswa yang kecerdasannya di bawah rata-rata (IQ di bawah 70). Sebagai seorang guru yang profesional sepantasnya menyadari bahwa keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang positif maupun yang negatif dapat

27

menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan. b) Sikap Siswa

Muhibbin (1995 : 135) mengemukakan sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap positif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Akan tetapi sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan, bahkan disertai dengan kebencian maka akan menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut ataupun prestasi yang dicapai akan kurang memuaskan. Menurut Nurkancana, 1983 : 260 mengemukakan sikap

yang positif terhadap sekolah, guru, teman – teman dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk mengadakan hubungan yang baik. Hubungan baik ini akan melancarkan proses pendidikan di sekolah.

c) Bakat Siswa

Menurut Nurkancana (1983 : 200) mengemukakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, seni tari, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya.

28

Menurut Rebber dalam Muhibbin (1995 : 135) mengemukakan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Misalnya seorang siswa yang berbakat musik akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. Inilah yang disebut bakat khusus.

Bakat juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Menyekolahkan anak pada jurusan keahlian bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

d) Minat Siswa

Menurut Muhibbin (1995 : 136) mengemukakan minat berarti kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan lebih banyak memusatkan perhatiannya daripada siswa

29

lainnya. Hal itu memungkinkan siswa lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru seharusnya membangkitkan minat siswa dengan membangun sikap positif terlebih dahulu baik tentang dirinya maupun mata pelajaran yang disajikan.

e) Motivasi Siswa

Menurut Muhibbin (1995 : 137) mengemukakan motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orangtua dan guru. Kekurangan motivasi baik internak maupun eksternal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mempelajari materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

30

Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng daripada hadiah.

b. Faktor Eksternal

Menurut Muhibbin (1995 : 132) mengemukakan faktor eksternal (dari luar siswa) terdiri dari dua macam yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial siswa ada tiga macam, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan dalam lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar. Seperti sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan lainnya semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Dan perhatian dari teman juga dapat menjadi dorongan.

Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa. Kondisi lingkungan masyarakat yang buruk akan mempengaruhi prestasi

31

belajar siswa. Misalnya, kondisi lingkungan yang kumuh dan lingkungan anak yang putus sekolah akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Akibatnya siswa akan menemukan kesulitan ketika harus mencari teman belajar atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. Hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Sebagai contoh, perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan basket) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi perkampungan seperti itu dapat berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. c. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar siswa

32

dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

C. Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan dua penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan minat belajar dan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nindya Ayu Wulandari dan Valentina Dewi Prasetyawati.

1. Penelitian Nindya Ayu Wulandari

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nindya Ayu Wulandari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 berjudul Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil penelitiannya sebagai berikut: (a) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 6,7% serta siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 80%; (b) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 10%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 58,33% serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 31,67%; (c) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, denga nilai r = 0,834 dan signifikan pada taraf 1%; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4% dengan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian berarti minat berpengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Minat belajar anak perlu ditumbuhkan dan dikembangkan agar prestasi belajar yang diperoleh dapat maksimal.

33 2. Valentina Dewi Prasetyawati

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Valentina Dewi Prasetyawati program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 berjudul Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) adanya minat belajar siswa kelas V dibagi tiga kategori yaitu rendah sebesar 9,68%, sedang sebesar 29,03% dan tinggi sebesar 61,29%, (2) adanya hubungan minat belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu, kategori rendah sebesar 25,8%, sedang sebesar 29% dan tinggi sebesar 45,2%. Dari penjabaran minat belajar dan prestasi belajar di atas, (3) ada hubungan antara minat dan prestasi belajar seperti yang ditunjukkan koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,78 termasuk dalam tingkat kuat, taraf signifikasi untuk N = 31 maka koefisien korelasinya sebesar 0,456. (4) Serta ada sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 78%.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang sejenis atau verifikasi. Penelitian verifikasi adalah penelitian yang sama objek tetapi tempat yang digunakan berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menitik beratkan pada hubungan minat belajar dan prestasi belajar siswa SD dengan lima mata pelajaran inti SD.

34

D. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Minat belajar memiliki pengaruh yang besar pada prestasi belajar siswa. Ketika siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran, ia akan memberikan perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut. Siswa akan merasa tertarik dan sangat antusias dalam mencari pengalaman-pengalaman baru melalui kegiatan pembelajaran. Dengan begitu hasil belajarnya juga lebih optimal dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Dalam pencapaian prestasi belajar yang baik selain dipengaruhi dari faktor kecerdasan seorang siswa, faktor lain yang juga penting adalah adanya minat dari diri siswa itu sendiri. Tanpa adanya minat, semua aktivitas belajar tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Kurangnya minat siswa untuk belajar dapat berdampak pada kurangnya rasa tertarik pada suatu bidang tertentu sehingga menimbulkan sikap yang negatif pada diri siswa.

Minat belajar tinggi yang dimiliki seorang siswa akan memberikan respon yang positif dengan demikian materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Hal itu bertolak belakang dengan siswa yang memilki minat belajar rendah, ia akan memberikan respon yang negatif dengan demikian materi yang disampaikan guru tidak dapat diterima dengan baik sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran inti SD, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan

35

Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelima mata pelajaran ini dapat mewakili prestasi belajar siswa.

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah : “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Timbul Harjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012”

36

Dokumen terkait