STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI PADI ORGANIK
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan padi organik
5) Stigma petani padi organik bahwa gabah organik dinilai sama dengan gabah non-organik
3. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan padi organik
a. Faktor internal
1) Adanya anggapan bahwa padi (beras) organik lebih sehat
2) Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan 3) Semakin meningkatnya kesadaran petani akan bahaya penggunaan pupuk dan
pestisida kimia
4) Harga jual padi/beras organik lebih tinggi daripada padi/beras non organik 5) Usahatani padi organik lebih tahan terhadap serangan organisme penggangggu
tanaman (OPT)
6) Pada umumnya petani membuat sendiri pupuk organik cair (POC) b. Faktor eksternal
1) Iklim yang tidak menentu
2) Pemupukan yang dilakukan pada usahatani padi organik dilakukan selama lebih kurang dua bulan dengan interval satu minggu sekali, hal ini yang mebuat petani tidak mau berusahatani padi organik
3) Adanya dukungan pemerintah terhadap pengembangan usahatani padi organik
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25 November 2016 Purwokerto 862 IFAS EFAS Strenght (Kekuatan):
1. Kesadaran petani terhadap kesehatan lahan yang meningkat. Hal tersebut dibuktikan dari persepsi petani bahwa lahan pertanian semakin terasa keras dan bantat ketika diolah.
2. Petani padi konvensional kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi pada beberapa tahun terakhir
3. Luas lahan yang belum ditanami padi organik masih cukup luas. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah petani padi organik lebih sedikit dibandingkan dengan petani padi konvensional
4. Kesadaran masyarakat terhadap
keamanan pangan semakin
meningkat
5. Animo masyarakat terhadap
produk organik semakin
meningkat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan penjualan produk beras organik yang harganya lebih mahal dari beras biasa namun selalu habis dibeli konsumen.
6. Semakin berkembangnya bisnis pertanian organik
Weakness (Kelemahan):
1. Pemupukan yang dilakukan satu minggu sekali selama dua bulan sehingga membuat petani enggan melakukan budidaya padi organik.
2. Perilaku petani dalam
budidaya masih banyak yang bersifat instan (cepat). Kebiasaan petani yang ingin segera/secepatnya melihat hasil dari kegitan yang telah dikerjakan
3. Analisis finansial usahatani padi organik masih ada yang tidak menguntungkan, seperti hasil demplot yang telah dilakukan pada musim hujan dan kemarau
4. Kekhawatiran petani yang kesulitan dalam memasarkan produk padi/beras organik
karena belum memiliki
jejaring pemasaran
5. Stigma petani padi organik bahwa gabah organik dinilai sama dengan gabah non-organik
Opportunity (Peluang):
1. Adanya anggapan bahwa padi (beras) organik lebih sehat
2. Semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat
terhadap keamanan pangan
3. Semakin meningkatnya
kesadaran petani akan bahaya
penggunaan pupuk dan
pestisida kimia
4. Harga jual padi/beras organik
lebih tinggi daripada
padi/beras non organik 5. Usahatani padi organik lebih
tahan terhadap serangan
organisme penggangggu
tanaman (OPT)
6. Pada umumnya petani
membuat sendiri pupuk
organik cair (POC)
Strategi S-O:
1. Peningkatan pemanfaatan lahan sawah yang ada dengan usahatani padi organik
2. Mengaktifkan kembali
Kelompok Tani atau
Gapoktan padi organik yang pasif
3. Memberikan pelatihan, studi banding ke kelompok tani padi organik yang telah sukses
Strategi W-O:
1. Kegiatan penyuluhan
usahatani padi organik
sebaiknya lebih
diintensifkan lagi
2. Pembentukan kelompok
tani dan koperasi tani untuk menjembatani pemasaran
khususnya memperkuat
pasar input dan pasar out put atau hasilhasil
3. Perbaikan metode
pemupukan supaya lebih efektif dan efisien
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25 November 2016
Purwokerto
863
1. Iklim yang tidak menentu 2. Pemupukan yang dilakukan
pada usahatani padi organik dilakukan selama lebih kurang dua bulan dengan interval satu minggu sekali, hal ini yang mebuat petani tidak mau berusahatani padi organik
3. Adanya dukungan pemerintah
terhadap pengembangan
usahatani padi organik
1. Dilakukan demplot padi organik pada berbagai kondisi lahan (uji lokasi)
2. Perubahan pola dan waktu tanam pagi organik melalui informasi perkembangan cuaca, petani dapat mengakses informasi dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)
3. Menjalin kerjasama kelembagaan
baik dengan pemerintah,
perbankan maupun PT untuk mengurangi resiko pasar maupun teknis.
1.Revitalisasi system usahatani padi organik
2.Reorganisasi petani
3.Penguatan aspek manajerial dan spirit bertani yang
berorientasi kepada
keberlanjutan dan kelestarian
KESIMPULAN
Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis finansial pada usahatani padi organik baik pada musim penghujan
maupun musim kemarau tidak menguntungkan karena R/C lebih kecil dari satu, jumlah produk dan penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari BEP. Jika dihasilkan dalam bentuk beras, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau menguntungkan karena R/C lebih besar dari satu, jumlah produk dan penerimaan yang diperoleh lebih besar dari BEP
2. Matriks SWOT yang dibuat berdasarkan faktor pendorong, faktor penghambat, faktor internal dan faktor eksternal, menghasilkan strategi pengembangan usahatani padi organik yang berkelanjutan sebagai berikut:
a. Strategi S-O :
1) Peningkatan pemanfaatan lahan sawah yang ada dengan usahatani padi organik 2) Mengaktifkan kembali Kelompok Tani atau Gapoktan padi organik yang pasif
3) Memberikan pelatihan, studi banding ke Kelompok Tani padi organik yang sukses pada petani padi organik
b. Strategi W-O :
1) Kegiatan penyuluhan usahatani padi organik lebih diintensifkan lagi
2) Pembentukan kelompok tani dan koperasi pertanian untuk menjembatani pemasaran khususnya memperkuat pasar input dan pasar output
3) Perbaikan metoda pemupukan agar lebih efektif dan efisien
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25 November 2016
Purwokerto
864 1) Dilakukan demplot padi organik pada berbagai kondisi lahan (uji lokas)
2) Perubahan pola dan waktu tanam padi organik melalui informasi perkembangan cuacamelalui Badan Meteorologi dan Geofisika
3) Menjalin kerjasama kelembagaan, baik dengan pemerintah, perbankan maupun Perguruan Tinggi untuk mengurangi risiko pasar maupun teknis budidaya d. Strategi W-T :
1) Revitalisasi system usahatani padi organic 2) Reorganisasi petani
3) Penguatan aspek manajerian dan spririt betani yang berorientasi kepada keberlanjutan dan kelestarian