• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Kejayaan Masa Lampau

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 74-79)

MENGENAI PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI 1945

B. Faktor Dalam Negeri

3. Faktor Kejayaan Masa Lampau

Pada sejarahnya Indonesia mempunyai masa lalu yang luar biasa, yang ditandai dengan kejayaan suatu kerajaan yang besar dan berdaulat. Fakta sejarah membuktikan bahwa di abad ke 7, kerajaan Sriwijaya yang berada di pulau Sumatera menjadi kerajaan maritim yang mampu menguasai banyak wilayah termasuk semenanjung Malaya. Kemudian pada abad ke 14 pada masa pemerintahan Hayam Wuruk di kerajaan Majapahit juga pernah mengalami suatu jaman keemasan. Seperti kita ketahui baik kerajaan Sriwijaya maupun kerajaan Majapahit mempunyai banyak wilayah jajahan. Kerajaan Majapahit bisa disebut Negara Indonesia pertama, karena mempunyai kekuasaan yang sangat kuat dengan birokrasi yang terkoordinasi dengan baik, kekuatan tentara yang hebat dan kuat, serta mempunyai persatuan, kesatuan yang kokoh di dalam mempersatukan kerajaan-kerajaan atau Negara-negara lain di seluruh nusantara.

Setelah melihat pengalaman melalui sejarah, maka Sutan Sjahrir yakin bahwa bangsa Indonesia pasti mampu untuk menjadi bangsa yang besar yaitu bangsa merdeka dan berdaulat tanpa campur tangan dari pihak penguasa asing. Hal-hal yang baik pada masa lampau patut dipertahankan dan hal yang kurang mendukung atau yang bersifat memperpecah kesatuan bangsa harus diperbaiki, karena hal ini bisa menyebabkan perpecahan atau disintegrasi bangsa sehingga dapat melemahkan bangsa Indonesia. Berbekal kejayaan emas masa lampau yang pernah dialami pada masa kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit, bangsa Indonesia dapat bangkit menjadi suatu bangsa yang besar, yang berdaulat dan merdeka penuh sehingga nantinya terlahir suatu Negara yang besar pula.

Melalui pengalaman sejarah, bangsa Indonesia mampu berintegrasi (bersatu) untuk menjadi suatu Negara yang utuh. Kejayaan masa lampau juga bisa dijadikan sebagai landasan atau dasar perjuangan bangsa ke arah kemerdekaan. Oleh karena itu Sjahrir berani memprediksi bahwa bangsa kita sanggup untuk bisa bangkit dan menjadi Negara yang kuat seperti halnya pada masa Majapahit. Sutan Sjahrir juga yakin bahwa bangsa Jepang tidak akan mungkin bisa memenangkan peperangan. Untuk itu sebagai bangsa Indonesia kita harus bisa membuktikan bahwa tanpa bantuan bangsa asing (Jepang), bangsa Indonesia mampu berdiri sendiri sebagai bangsa yang merdeka. Begitu pula dengan pola pikir Sutan Sjahrir, ia yakin bangsa Indonesia mampu untuk mengatur nasibnya sendiri. Oleh sebab itu Sjahrir berpendirian pada kemampuan sendiri tanpa mengandalkan Jepang.

Maka dari itu Sutan Sjahrir mempunyai obsesi atau cita-cita untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan segera mungkin. Sjahrir banyak mempunyai pengalaman di masa pemerintahan Hindia Belanda. Oleh karenanya pada pendudukan Jepang Sjahrir memilih untuk tidak bekerjasama. Sutan Sjahrir sangat anti Jepang yang mempunyai sifat fasistis. Tidak mengherankan Sjahrir menolak tawaran untuk bekerjasama pada Jepang.

Bersama dengan masuknya pendidikan modern (Barat) , khususnya pada waktu pemerintahan Belanda di Indonesia maka muncullah faham kebangsaan. Faham kebangsaan disebarkan oleh kelompok muda dan intelektual Indonesia, alumni sekolah dan perguruan tinggi yang didirikan oleh Belanda. Kelompok nasionalis itu menyebarkan faham nasionalismenya lewat organisasi-organisasi yang mereka bentuk mulai tahun 1908, sehingga sedikit demi sedikit tumbuhlah

kesadaran kebangsaan pada masyarakat Indonesia. Kesadaran inilah yang menumbuhkan keinginan untuk mendirikan Negara Indonesia merdeka untuk mewadahi perkembangan kebangsaan yang secara kodrati difahami sebagai hidup bebas dari penjajahan28.

Kesempatan mendirikan Negara Indonesia merdeka diperoleh waktu Jepang menjajah Indonesia, yang pada akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 agustus1945. Pada kurun waktu pendudukan Jepang di Indonesia rakyat Indonesia dilatih militer guna menghadapi serangan Sekutu. Walaupun itu digunakan untuk kepentingan perang Jepang semata, namun pada waktu keruntuhan Jepang latihan militer yang diberikan Jepang cukup bermanfaat sebagai senjata serta kekuatan untuk merebut kemerdekaan yang menjadi hak bangsa Indonesia.

Demikian pula dengan Sutan Sjahrir, ia pastinya mempunyai suatu sikap cinta kepada bangsanya. Oleh sebab itu ia mempunyai obsesi atau cita-cita yang gemilang yaitu mencetuskan suatu gagasan supaya Indonesia segera mungkin memproklamasikan kemerdekaannya. Jadi di sini amat jelas bahwa Sutan Sjahrir mempunyai cakrawala yang luas. Disamping ia juga mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, ia juga mempunyai pola pikir yang bagus. Dengan Sutan Sjahrir menuangkan gagasannya Indonesia menjadi negara yang bisa memberikan inspirasi bagi negara-negara yang belum merdeka.

Sutan Sjahrir dalam mencetuskan gagasannya pasti sudah mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi dorongan untuk segera

28

PJ. Suwarno,Tatanegara Indonesia : Dari Sriwijaya sampai Indonesia Modern, (Yogyakarta, USD, 2003) , hlm.2.

dikumandangkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Modal dasar masa silam bangsa Indonesia yang pernah Berjaya,dampak positif dari politik etis dalam bidang pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada sebagian rakyat Indonesia, kemudian dijaman Jepang dilatih bela diri serta latihan militer, semakin memperkuat pemikiran Sutan Sjahrir untuk mendesak Soekarno Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut Sjahrir bangsa Indonesia sudah cukup matang untuk mengatur kehidupan rakyatnya menjadi suatu bangsa yang merdeka penuh dan berdaulat.

Selain faktor yang sudah disinggung sebelumnya, Sutan Sjahrir juga mempertimbangakan faktor pengalaman yang terjadi pada pemberontakan komunis tahun 1926 di Indonesia yang terbukti gagal. Dari peristiwa tersebut Sutan Sjahrir tergugah jiwanya untuk mempelajari apa yang menyebabkan pemberontakan itu terjadi, dan mengapa tidak mendapat dukungan dari rakyat. Melalui analisisnya Sjahrir dapat menyimpulkan bahwa taraf pendidikan dan kesadaran rakyat Indonesia masih rendah, sebagian besar masih buta huruf. Rakyat Indonesia belum bisa menerima, bahkan tidak memahami suatu gerakan revolusi. Bangsa Indonesia belum sadar akan hak-haknya sebagai manusia merdeka. Rakyat Indonesia tidak memiliki kebebasan, karena mereka juga tidak mengerti arti kebebasan dalam kehidupannya sehari-hari. Rakyat Indonesia pada waktu itu, sudah terbiasa hidup sebagai orang yang diperintah, baik oleh penguasa asing maupun oleh penguasa bangsa sendiri.

Maka dari itu, Sutan Sjahrir berusaha untuk mengubah pandangan masyarakat Indonesia, maka perlu digalakkan kesempatan bagi rakyat Indonesia

untuk menerima baca tulis dengan harapan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dunia modern. Sutan Sjahrir menganggap bahwa bidang pendidikan sebagai bagian terpenting dalam kehidupan bangsa. Para pemuda yang telah mendapat pendidikan, harus membagi pengetahuannya dengan masyarakat desa. Sjahrir berfikir bahwa, hanya dengan memajukan pendidikan umum, rakyat Indonesia akan menyadari hak-haknya sebagai bangsa. Dengan begitu diharapkan sebagian besar rakyat Indonesia akan serentak bersama-sama berjuang untuk mencapais suatu revolusi yaitu kemerdekaan Indonesia yang berdaulat.

65

BAB III

PROSES KETERLIBATAN SUTAN SJAHRIR MEMPERJUANGKAN

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 74-79)