• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Kepastian (Certainty Factor)

BAB III LANDASAN TEORI

3.4 Faktor Kepastian (Certainty Factor)

Faktor kepastian menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap suatu kejadian (fakta atau hipotesis) berdasarkan penilaian pakar. Factor kepastian dapat direpresentasikan dengan range nila dari 0 sampai dengan 100. Factor kepastian berbeda dengan probabilitas (Turban, 2005). Apabila disebutkan tingkat keyakinan hujan pada hari ini sebesar 90, maka bukan berarti tidak akan hujan sama sekali.

Faktor kepastian dapat digunakan untuk menggabungkan estimasi dari beberapa pakar yang berbeda dalam berbagai cara, yaitu:

a. Menggabungkan beberapa faktor kepastian dalam satu aturan. Diberikan contoh sebagai berikut:

E = (E1 AND E2 AND E3) OR (E4 AND NOT E5)

Nilai fakta-fakta tersebut apabila dihitung sebagai berikut: E= max[min (E1,E2,E3), min (E4,-E5)]

Formula dasar dari factor kepastian adalah

CF (H,e) = CF (E,e) * CF (H,E) ……… (3.1) dimana,

CF (H,e) = faktor kepastian hipotesis yang didasarkan pada kepastian fakta e.

CF (E,e) = Faktor kepastian dari fakta E membuat antecedent dari kaidat berdasarkan pada ketidakpastian fakta e.

CF (H,e) = factor kepastian dalam hipotesa dengan asumsi bahwa fakta diketahui dengan pasti bila CF (E,e) = 1 (Giarrantano dan Riley, 2002).

b. Menggabungkan dua atau lebih aturan

Jika ada aturan lain yang memiliki hipotesis yang sama namun berbeda dalam factor kepastian, maka perhitungan factor kepastian dari kaidah yang sama dihitung dari penggabungan fungsi untuk factor kepastian yang didefinisikan sebagai berikut (Giarrantano dan Riley, 1998):

CF1 + CF2 (1-CF1), keduanya > 0

CF kombinasi = CF 1+CF2

1−min (CF1,|CF2|), salah satu < 0

3.5 Hama dan Penyakit

Upaya meningkatkan hasil pertanian, dapat ditempuh berbagai upaya, diantaranya upaya perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Tanaman yang tumbuh baik dan ditaksir akan memberi hasil yang tinggi, terkadang tidak menjadi kenyataan, hanya karena serangan hama dan penyakit. Keadaan semacam ini sering di alami oleh para petani.

Istilah hama dan penyakit sering di anggap sama. Memang keduannya sama-sama mendatangkan kerugian bagi tanaman atau manusia, tetapi sebenarnya keduanya berbeda. Hama merupakan binatang yang merusak tanaman dan umumnya merugikan manusia dari segi ekonomis. Kerugian tersebut dihubungkan dengan nilai ekonomi, karena apabila tidak terjadi penurunan ekonomi, manusia tidak akan memperhatikannya. Sedangkan penyakit meupakan keadaan tanaman yang terganggu pertumbuannya dan penyebabnya bukan binatang (hama). Penyebab penyakit dapat berupa bakteri, virus, jamur, ganggang, maupun karena kekurangan unsur hara.

Pengamatan hama dan penyakit dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanaman terserang oleh hama atau penyakit. Pengamatan tersebut berupa pengamatan kasar dan pengamatan halus. Pengamatan kasar adalah untuk mengetahui secara kualitatif keadaan umum pertumbuhan tanaman. Pengamatan halus adalah untuk memperoleh data kuantitatif yang meliputi terutama populasi hama atau tingkat kerusakan tanaman dan berat serangan, pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Data tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan beberapa tanaman sampel yang tersebar secara sistematik dalam suatu luasan tertentu.

Berikut merupakan contoh hama dan penyakit yang menyerang tanaman mangga dengan gejala serangannya:

1. Antraknosa

Penyakit ini disebabkan jamur Colletotrichum gloesporioider (Penz.) Sacc. Dianggap sebagai penyakit yang sering menyerang dan penting untuk di basmi. Penyakit ini menyerang daun muda, batang, bunga dan buah. Gejalanya pada daun berupa bercak tidak teratur, coklat keabuan dan ukurannya tidak klebih dari 5 mm, namun jika sudah banyak, bercak itu akan mengumpul dan menjadi bercak besar dan akhirnya akan membentuk lubang dan daun akan kering kemudian gugur. Gejala pada batang muda berupa bercak coklat keabuan, bisa membesar membentuk gelang melingkar batang, dan akhirnya membuat mati bagian yang terserang. Pada bunga akan terlihat bintik bintik kecil dan merontokkan bunga. Sedangkan pada buah terlihat bercak hitam pada kulit dan jika bercak banyak akan membuat daging buah dibawahnya menjadi busuk. Pengendalian dengan cara menghindari penanaman mangga saat curah hujan tinggi, memangkas dan menusnahkan bagian yang terserang, menjaga kelembaban kebun dengan pemangkasan rutin, pengelolaan air tepat dan mengatur sistem drainase kebun. Pencegahan dengna kimiawi dapat menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M45 dan Benlate.

2. Bercak Daun Kelabu

Penyakit ini disebabkan jamur Pestalotiopsis mangiferae (Henn.)Stey. Gejalanya pada daun muda berupa bercak putih keabuan, dapat membentuk bercak yang besar dan dibatasi tepiannya dengan warna gelap.akhirnya nanti daun akan berlubang dan gugur. Namun pengendalian khusus tidak perlu dilakukan karena tidak terlalu merugikan dan biasanya akan hilang bersamaan dengan kita membasmi penyakit lainnya.

3. Lalat Buah

Hama lalat buah biasanya menyerang daging buah mangga hingga menjadi busuk dan sangat mudah berguguran. Lalat buah betina menyerang tanaman dengan cara menusukkan ujung perutnya pada kulit buah yang sudah matang. Pada kesempatan itulah lalat buah meletakkan telur pada daging buah, selanjutnya telur akan menjadi larva yang dapat merusak daging buah. Gejala awal pada permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke dalam buah. Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak coklat di sekitar titik tersebut. Larva memakan daging buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.

4. Penyakit Kulit

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Botryodiplodia theobromae Pat. Pada bagian tanaman yang terserang yaitu batang atau cabang, mengeluarkan blendok, kulit berwarna gelap, kemudian mengering dan agak mengendap dan selanjutnya pecah dan mengelupas sebagai kepingan. Bagian yang sakit menjadi luka yang terbuka (kanker). Cabang yang terserang berat bisa mati. Penyakit ini biasanya timbul pada pangkal batang dan cabang-cabang yang mendadak menerima sinar matahari penuh antara lain karena pemangkasan terlalu berat. Patogen ini dapat menyebabkan matinya ujung tanaman (dieback) pada ranting tanaman, juga dapat menyebabkan busuk lunak pada buah.

5. Wereng Mangga

Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan

jamur kerak hitam. Kerusakan terjadi pada bunga karena tertutup oleh lapisan penutup telur. Nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan sel daun-daun muda/pucuk dan tangkai bunga, sehingga bagian tersebut layu, mengering lalu gugur. Pada bibit mangga, produksi embun madu yang berlebihan mengganggu pertumbuhan dan bahkan dapat mematikan bibit karena diikuti tumbuhnya embun jelaga. 6. Penggerek Cabang

Pada tanaman yang rusak berat, dapat mengakibatkan kerusakan bunga dan cabang patah. Pada bekas patahnya cabang, terlihat lubang dan saluran gerekan. Dari lubang gerekan tersebut mengalir cairan getah berwarna hitam. Pada cabang-cabang yang mati apabila dibelah pada bekas saluran tersebut seringkali menjadi tempat tinggal semut.

7. Penyakit Karat Merah

Penyebab penyakit karat merah adalah jamur Colletotrichum

gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga

terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat

mempengaruhi proses pembuahan. Permukaan daun yang diserang akan timbul bintik-bintik. Bila serangan hebat akan menyebabkan kulit ranting mengering, tunas-tunas menjadi kerdil, daunnya jarang sekali, akhirnya ranting dan daun-daun yang ada akan mati semua. 8. Bakteri Pseudomonas Mangiferae Indicae

Permukaan kulit buah yang diserang timbul bercak-bercak hijau tua dan berair. Lalu bercak ini akan berubah kehitam-hitaman, menonjol keluar, sehingga terjadi retak-retak memanjang. Retak-retak ini sering diikuti dengan keluarnya lendir (getah) yang cukup banyak. Akibatnya buah dapat busuk dan rontok.

9. Jamur Upas

Cendawan ini dapat menyerang pada bagian batang, cabang, ranting, dan buah. Gejala awal berupa terbentuknya miselium mengkilat seperti rumah laba-laba dan berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu. Gejala lanjut menyebabkan gejala ini membusuk. Daun-daun yang terdapat pada ujung batang menjadi layu dan mengering. Gejala pada buah berupa layu dan keriput.

10. Busuk Akar

Penyebab penyakit busuk akar adalah jamur Rosellinia bunodes (Berk.

et Br.) Sacc. Cendawan ini mempertahankan diri pada sisa-sisa akar

dan hanya menular melalui kontak antara akar yang sehat dan sakit. Jamur membentuk misellium yang berwarna hitam pada permukaan akar tanaman terserang. Bila kulit akar dikelupas, pada permukaan kayu akan terlihat adanya titik-titik berwarna hitam dan jika kayu dibelah pada bagian empelur terlihat berwarna putih kehitam-hitaman. Gejala lanjut menyebabkan akar membusuk. Tanaman yang terserang menunjukkan gejala layu, daunnya rontok dan akhirnya mati.

26

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem

Sebelum “Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit pada Tanaman” dikembangkan, terlebih dahulu dilakukan tahapan analisis sistem. Analisis sistem diperlukan untuk mengetahui berbagai kebutuhan pengguna sistem, yakni mengenai masukan dan keluaran yang dibutuhkan. Dengan analisis yang baik maka pengembangan sistem akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4.1.1 Analisis Masalah

Mengidentifikasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman merupakan permasalahan kecerdasan buatana khususnya sistem pakar, karena pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai pakar. Dalam proses diagnosa hama dan penyakit ini terjadi perpindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristik yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi fakta beserta penalaran yang prosesnya disebut knowledge engineering, yaitu penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer.

Fakta-fakta yang diperoleh dari pakar disimpan dalam bentuk basis pengetahuan dan diolah dengan bantuan mesin inferensi, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman mangga dan gejala serangan serta pengendalian yang harus dilakukan. Informasi

besarnya nilai faktor kepastian (CF) gejala-gejala, hama dan penyakit tanaman dan pengendalian berasal dari buku dan pakar.

4.1.2 Identifikasi Kebutuhan

Analisis Kebutuhan Fungsional

Fasilitas yang harus disediakan oleh sistem pakar ini, yaitu : 1. Fasilitas Akuisisi Pengetahuan

Fasilitas ini diperlukan untuk mengelola basis pengetahuan sistem pakar. Fasilitas ini hanya dapat diakses oleh pakar.

2. Fasilitas Diagnosis Hama dan Penyakit Tanaman

Fasilitas ini digunakan untuk mendiagnosis gejala-gejala yang menyerang jenis tanaman tertentu berdasarkan bagian tubuh tanaman yang akan didiagnosis. Keluaran dari fasilitas ini adalah kesimpulan mengenai hama atau penyakit yang menyerang pada tanaman tersebut dan tata cara pengndaliannya. Fasilitas ini dapat diakses oleh POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman).

4.1.3 Deskripsi Sistem

Sistem yang akan dibangun adalah “Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama dan Penyakit pada Tanaman Mangga”. Sistem ini adalah sistem pakar yang dibuat untuk membantu pakar di bidang pertanian dan peneliti lapangan organisme pengganggu tanaman (POPT) khususnya pada tanaman mangga . Dengan sistem ini, pengguna akan dapat mengetahui organisme penganggu tanaman yang menyerang tanaman mangga dan tata cara pengendaliannya yang perlu dilakukan untuk menangani hama dan penyakit tersebut. Oleh karena itu, sistem ini harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Mampu memberikan kesimpulan hama atau penyakit yang menyerang tanaman mangga .

2. Memberikan saran tata cara pengendalian yang harus dijalani oleh pengguna sistem ini berdasarkan hama dan penyakit yang menyerang.

3. Menggunakan mesin inferensi dengan metode penelusuran runut maju (forward chaining) dan faktor kepastian (certainty factor) untuk perhitungannya.

4. Mempunyai fasilitas akuisisi pengetahuan yang hanya dapat diakses oleh pakar.

Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, sistem pakar untuk diagnosa hama penyakit pada tanaman mangga terdiri dari dua lingkungan kerja,yaitu: lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Pada lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari pakar dan melakukan perbaikan pengetahuan. Sedangkan pada lingkungan konsultasi merupakan lingkungan kerja yang digunakan oleh pengguna untuk memperoleh informasi.

Dokumen terkait