• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Bullying dan Sikap Positif Terhadap Bullying

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Bullying

Faktor yang mempengaruhi bullying adalah sesuatu yang menyebabkan

bullying itu terjadi, antara kasus bullying satu dengan yang lain memiliki penyebab yang berbeda-beda, berikut adalah beberapa pendapat mengenai faktor yang dapa mempengaruhi terjadinnya bullying.

Faktor-faktor yang mempengaruhi agresi menurut Myers (2010: 109) adalah sebagai berikut :

1. Pengalaman tidak menyenangkan (aversive) yang mencakup ketidaknyamanan, rasa sakit, dan serangan personal baik fisik maupun verbal. 2. Hampir semua sumber keterbangkitan fisik (arousal), bahkan olahraga atau

stimulasi seksual dapat ditransformasikan kedalam bentuk emosi lain seperti marah.

3. Melihat kekerasan a) menimbulkan peningkatan perilaku agresif, b) desensitisasi pemirsa terhadap kekerasan, c) memutarbalikan persepsi mereka terhadap realitas

4. Televisi meresap ke kehidupan sehari-hari, hasil penelitian bahwa kekerasan ditelevisi memiliki hubungan dengan perilaku agresif.

5. Memainkan vidio games berisi kekerasan secaraa berulang dapat meningkatkan pikiran, perasaan dan perilaku agresif.

Meskipun yang dimaksud dalam penelitian ini bukanlah agresi namun untuk melihat tindakan bullying perlu melihat dari sisi agresi karena memiliki persamaan antara bentuk tindakan, yang membedakan hanyalah jangka waktu yang muncul. Dari pendapat Myers menyatakan bahwa agresi muncul disebabkan karena seseorang telah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, dan rasa sakit. Hal ini bisa terjadi pada pelaku bullying adalah mereka yang pernah

menjadi korban bullying. Artinya bahwa pelaku bullying adalah mereka yang juga telah melihat tindakan kekerasan yang sudah diterimanya. Selain itu karena adanya tayangan yang mengandung kekerasan baik pada televisi, game, dan kekerasan yang dilihatnya dilingkungan.

Menurut Wiyani (2012: 21-22) penyebab muncul kekerasan dalam pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Kekerasan dalam pendidikan karena adanya pelanggaran disertai hukuman, seperti hukuman secara fisik.

b. Adanya keburukan sistem dan kebijakan pendidikan yang berlaku. c. Adanya pengaruh dari media massa, seperti TV.

d. Kekerasan muncul merupakan refleksi dari perkembangan kehidupan masyarakat yang mengalami pergeseran cepat.

e. Kekerasan juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi pelaku.

Wiyani (2012) menyatakan hal yang sama yaitu kekerasan terjadi akibat adanya hukuman jika ada pelanggaran, hal ini akan dilihat oleh anak bahwa kekerasan dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya. Selain itu adanya pengaruh media massa dan televisipun menjadi penyebab kekerasan.

Sedangkan menurut Murtie (2014) menyatakan bahwa yang mempengaruhi bullying adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan pelaku untuk melakukan bullying, yaitu terjadinnya bullying tak lepas dari adannya pelaku yang melakukan tindakan ancaman dari kekerasan tersebut kepada korban. Oleh karenannya pelaku menjadi salah satu penyebab terjadinya bullying. Adannya seorang pelaku bullying yang

memang berkecenderungan merasa senang melihat korban menderita dan tidak nyaman akibat tindakannya, menjadikan kasus bullying ada disekitar

kita. Pada umumnya pelaku bullying merupakan anak yang memiliki

masalah, baik masalah dengan keluarga, masalah akademik, masalah pengendalian diri dan emosinnya, ataupun masalah pribadi lainnya yang menyebabkannya memiliki kepuasan apabila bisa melakukan bullying kepada orang lain.

b. Kecenderungan korban untuk di-bully, yaitu faktor kedua yang menyebabkan

terjadinnya bullying adalah korban. Ada beberapa anak yang memang

nampak menyenangkan apabila diganggu. Anak yang terlalu lemah, terlalu gugup, atau bahkan suka berteriak keras-keras saat ada yang mengganggu akan semakin membawa rasa senang bagi pelaku bullying.

c. Situasi yang memungkinkan terjadinnya bullying, yaitu meskipun ada pelaku dan korban jika situasi tidak memungkinkan rasannya bullying bisa juga dihindari atau tidak sampai terjadi.

Seseorang yang memiliki kecenderungan sebagai pelaku bullying adalah siswa yang juga memiliki masalah baik dalam keluarga, dengan teman dan dilingkungannya. Hal ini sesuai dalam penelitian ini, yaitu bullying terjadi diawali dengan adanya sikap positif terhadap bullying oleh calon pelaku bullying itu sendiri. Selain itu bullying terjadi karena adanya anak-anak yang lemah serta lingkungan anak yang kurang mengawasi anak-anak.

Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak yang dikutip oleh Chakrawati (2015: 12) bullying dilakukan dalam situasi dimana ada hasrat untuk

melukai, menakuti atau membuat orang lain merasa tertekan, trauma, depresi dan tidak berdaya. Penjelasan menurut Komisi Nasional berbeda dengan penjelasan Rigby (2012) yaitu bahwa tidak semua anak melakukan bullying karena mereka memiliki hasrat untuk melukai, menyakiti orang lain, namun bullying terjadi juga karena pelaku pernah mendapatkan perlakuan bullying dari orang lain, sehingga pelaku tidak serta merta dihukum dan diberikan sanksi namun perlu adanya kondisi yang mendukung teman-temannya supaya anak tidak melakukan bullying yaitu dengan memberikan bimbingan pada semua siswa terkait bahaya bullying dan cara bergaul yang baik dikelas untuk mencegah bullying pada anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bullying Menurut Wardhana (2015)

adalah sebagai berikut :

a. Permusuhan, yaitu permusuhan dan rasa kesal diantara pertemanan bisa memicu seseorang melakukan tindakan bullying.

b. Rasa Kurang Percaya Diri & Mencari Perhatian, yaitu seseorang yang kurang percaya diri seringkali ingin diperhatikan, salah satunya adalah dengan melakukan bullying. Dengan mem-bully orang lain, mereka akan merasa puas, lebih kuat dan dominan.

c. Perasaan Dendam, yaitu seseorang yang pernah disakiti atau ditindas biasanya menyimpan rasa dendam yang ingin disalurkan kepada orang lain sehingga orang lain merasakan hal yang sama, salah satunya adalah dengan melakukan bullying.

d. Pengaruh negatif dari media elektronik, yaitu semakin banyaknya gambaran kekerasan di media elektronik baik televisi, internet, dan lain sebagainya.

Menjadi contoh buruk yang bisa menginspirasai seseorang untuk melakukan kekerasan tanpa alasan yang jelas.

Pelaku bullying banyak yang melakukan bullying dikarenakan karena permusuhan, balas dendam, hal ini juga sesuai dengan pendapat Myers (2010) bahwa pelaku kekerasan atau agresif ini karena telah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan sehingga timbulah rasa dendam selain itu juga sesuai dengan

pendapat Wiyani (2012) dan Murtie (2014) yang meyatakan bahwa bullying

terjadi karena pengaruh negatif dari media elektronik yang sekarang semakin berkembang saat ini dan justru disalahgunakan.

Dari beberapa pendapat diatas, dan pendapat Murtie (2014), maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan bullying adalah (1) keadaan pelaku bullying itu sendiri yang memang memilki kecenderunganuntuk melakukan bullying (sikap positif terhadap bullying), pelaku memiliki agresif yang tinggi, kurang pemahaman atau pernah menjadi korban bullying sehingga memiliki rasa dendam, pelaku bullying meniru perilaku yang dilihatnya yang memiliki unsur kekerasan dan lain sebagainya, pengaruh media elektronik (2) kondisi yang memungkinkan dari korban bullying itu sendiri. Pelaku tidak akan melakukan bullying kepada anak yang lebih kuat. Sehingga anak-anak yang lemah dan memiliki kemungkinan mendapatkan bullying juga menjadi faktor bullying itu terjadi, (3) lingkungan yang memberikan kesempatan artinya jika lingkungan anak mendukung terjadinya bullying, seperti sekolah yang tidak tanggap dengan bullying maka bukan tidak mungkin bullying akan terjadi.

Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi bullying adalah sesuatu yang menyebabkan bullying itu bisa terjadi. Faktor yang mempengaruhi bullying adalah adanya kecenderungan sebagai pelaku bullying (pelaku memiliki sikap positif terhadap bullying), kecenderungan anak menjadi korban bullying dan kesempatan atau lingkungan yang memungkinkan terjadinnya bullying. Sehingga perlu adanya upaya pemahaman tentang hubungan sosial yang positif kepada siswa atau anak, karena setiap anak memiliki kemungkinan menjadi pelaku bullying supaya tidak melakukan bullying.

Dokumen terkait