• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung Dalam Budidaya Ikan Nila di Desa Kandang Besi Hasil dari pengumpulan data dan penyajiannya kemudian disajikan secara

1) Luas Kolam dan Produksi Kolam Pembudidaya

2.8.2 Faktor Pendukung Dalam Budidaya Ikan Nila di Desa Kandang Besi Hasil dari pengumpulan data dan penyajiannya kemudian disajikan secara

deskriftif dan diberikan data pendukung lain, sehingga dapat diketahui secara rinci dan terpadu dalam mendukung usaha budidaya Ikan Nila.

39 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

Tingkat kesesuaian perairan untuk budidaya ikan Nila (O.niloticus) di kawasan Pesisir Desa Kandang Besi Kecamatan Kota Agung Barat Kabupaten Tanggamus tergolong pada kesesuaian kelas Sangat sesuai (S1) untuk budidaya ikan nila (O.nilticus) sehingga perairan tersebut sangat sesuai apabila digunakan untuk kegiatan budidaya ikan nila (O. niloticus). Adapun beberapa lokasi penelitian juga tergolong pada kesesuaian kelas cukup sesuai (S2) untuk budidaya ikan nila (O.nilticus) sehingga perairan tersebut dan memerlukan penanganan lebih lanjut untuk kedalaman dan kadar pH apabila digunakan untuk kegiatan budidaya ikan nila (O. niloticus). Selain itu sebagian masyarakat di lokasi penelitian sudah cukup mengenal budidaya ikan di kolam dengan metode ekstensif/tradisional, dan sebesar (53,28%) kepemilikan kolam budidaya adalah kepemilikan pribadi.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pembudidaya harus memupuk dan menambah nutrient untuk menaikan jumlah nilai kelimpahan plankton dan nitrat yang rendah di kawasan pesisir Desa Kandang Besi.

2. Peningkatan produktivitas perikanan budidaya merupakan tujuan Kementrian Kelautan dan Perikanan dan didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan di tiap daerah oleh karena itu pemerintah setempat juga hendaknya memberikan bantuan bukan hanya sekedar material tetapi juga bantuan lain seperti pelatihan atau penyuluhan kualitas lingkungan

40 perairan budidaya yang layak dan merata kepada seuruh pembudidaya, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan target yang diharapkan. 3. Faktor produksi modal sangat berengaruh terhadap kebijakan

pembudidaya dalam menentukan jumlah benih yang akan disebar serta sarana perlengkapan lain dalam meakukan perikanan budidaya, sehingga perlu adanya peningkatan modal setiap pembudidaya. Saran lain bagi pemerintah adalah untuk lebih meningkatkan fasilitas ekonomi seperti menambah dan memperbanyak program penyediaan kredit bagi semua kalangan pembudidaya dan mempermudah mereka yang membutuhkan bantuan modal usaha.

41 DAFTAR PUSTAKA

Akrimi dan Subroto. 2002. Tehnik Pengamatan Kualitas Air dan Plankton

Direservat Danau Arang-Arang Jambi. (Buletin Teknik Pertanian Vol. 7).

Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang

Ali K. S. 2013. Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Danau Limboto Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Teknologi

Perikanan. Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. APHA (American Public Health Association). 2005. Standard Methods for

Examination of Water and Wastewater. Twentieth edition APHA-AWWA

WEF, Washington DC.

Apriliza K. 2012. Analisa Genetic Gain anakan ikan nila kunti F5 hasil pembesaran I (D90-150). Journal of Aquaculture Management and

Technology 1(1):132-146.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, 2001. Modul

Petunjuk Teknis Pembesaran ikan. Balai Besar Pengembangan Budidaya

Laut Lampung. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan. Lampung.

Balai Budidaya Laut Lampung. 2001. Petunjuk Teknis Pembesaran ikan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Brotowijoyo, M. D., Dj. Tribawono., E. Mulbyantoro. 1995. Pengantar

Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi

Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2007. Pemetaan Terumbu Karang di Teluk Lampung. Laporan Akhir. Lampung. Bab IV. Hlm.:13-15.

42 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus. 2015. Survey Pemetaan

Lahan Budidaya Air Tawar Kecamatan Kota Agung Barat. Program

Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar. Tanggamus.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus, BP4K. 2012. Survey

Pemetaan Lahan Terlantar. Program pengembangan budidaya perikanan.

Tanggamus.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Elbassuony, R. A. M. 2005. Quality Evaluation of Aqua Cultured Oreochromis

Niloticus Fish Recovered from Motile Aeromonas septicaemia Disease. Journal of Applied Sciences Research 1(3): 302-306.

Evalawati., M. Meiyana dan T. W. Aditya. 2001. Pembesaran ikan di Keramba

Jaring Apung. Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral

Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Laut. Bandar Lampung.

Fitra, E. 2008. Analisis Kualitas Air Dan Hubungannya Dengan Keanekaragaman

Vegetasi Akuatik Di Perairan Parapat Danau Toba. Tesis. Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

Ghufran, M. H. 2010. Pemeliharaan Ikan Kerapu di Keramba Jaring Apung. Akademia. Jakarta.

Hadmoko. 2012. Evaluasi Sumber Daya Lahan Prosedur dan Teknik Evaluasi Lahan : Aplikasi teknik skoring dan matching. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hargreaves and John A. 2002. Control of Clay Turbidity in Ponds. Southern Regional Aquaculture Center (SRAC). Jurnal Penelitian, IX (27) : 115-119

Harsono. 2008. Hubungan sistem aliran air pada jaringan tata air dalam mendukung produktivitas lahan daerah rawa pasang surut. Jurnal Sumber

Daya Air 4(2):125-138.

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Chlorophyta/Closterium/navicula/navicula _2.html

Kordi. 2004. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang

Lesmana. 2004. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.

43

Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan

Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi

(BPFG) Universitas Gadjah Mada.

Nastiti A.S., Nuroriah,S., Purnamaningtyas, S.E., Kartamihardja, E.S. 2001. Dampak Budidaya Ikan Dalam Jaring Apung Terhadap Peningkatan Unsur N dan P di Perairan Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Jurnal

Penelitian Perikanan Indonesia, 7 (2) : hal 22 – 30

Radiarta, I. Ny., A. Saputra., O, Johan. 2005. Pemetaan Kelayakan Lahan untuk Pengembangan Usaha Budidaya Laut dengan Aplikasi Inderaja dan Sistem Informasi Geografis di Perairan Lemito, Propinsi Gorontalo. Jurnal

Penelitian Perikanan Indonesia, Vol.11 No 1 hal 1-13.

Rimper, J. 2002. Kelimpahan Fitoplankton dan Kondisi Hidrooseanorai Perairan Teluk Manado. Makalah Falsafah Sains (PPS702). IPB. Bogor. Rochdianto. 2005. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta.

98 hal.

Rudiyanti, Siti. 2009. Kualitas Perairan Sungai Banger Pekalongan Berdasarkan Indikator Biologis. Jurnal Saintek Perikanan, 4(2): 46-52.

Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Satia. 2010. Kebiasaan makanan ikan nila (Oreochromis niloticus) di danau bekas

galian pasir Gekbrong Cianjur Jawa Barat [Skripsi]. Sukabummi: Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Setiawan, 2010. Pengaruh Kedalaman Perairan Terhadap Kualitas Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta.

Setiawati. 2003. Pertumbuhan dan efisiensi pada pakan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang dipelihara pada media yang bersalinitas.

Jurnal Akuakultur Indonesia 2(1):27-30.

Standar Nasional Indonesia. 2000. Produksi Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis, Valenciennes) Kelas Benih Sebar. BSN. SNI :

01-6487.3-2000.

Standar Nasional Indonesia. 2003. Kualitas air dan limbah – Bagian 7: Cara uji

nitrat (NO3-N) dalam air laut dengan reduksi kadmium secara spektrofotometri. BSN. SNI : 19-6964.7-2003.

Standar Nasional Indonesia. 2005. Kualitas air – Bagian 31 : Cara uji kadar

fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat. BSN. SNI

44 Sudirman, H dan M. Yusri Karim. 2008. Ikan Kerapu (Biologi Eksploitasi

Manajemen dan Budidayanya). Yasrif Watampone. Jakarta.

Sugihartono. 2009. Respon pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada padat tebar berbeda yang dibudidayakan di tambak. Jurnal Ilmiah

Universitas Batang Hari Jambi 1(1):45-51.

Sulastri, 2004. Pengembangan Sistem Konservasi Biota Muara Untuk Pemanfaatan Secara Lestari Sumberdaya Pesisir dan Laut. Pusat

Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu. Pengetahuan Indonesia. 70 hal.

Sumawijaya. 2004. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Suyanto. 2002. Nila. Penebar Swadaya, Jakarta.

Trisakti, B. 2003. Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Budidaya Perikanan

Pantai. Teknologi Penginderaan Jauh dalam Pengelolaan Wilayah

Pesisir Dan Lautan. Bab 4. LAPAN. Jakarta.

Wiadnyana. 2006. Mikroalga Berbahaya di Perairan Indonesia. Oseanologi dan

Limnologi di Indonesia. No. 29: 15-28.

Wibisono. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Winanto. 2004. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Penebar Swadaya. Jakarta. Wiryawan, B., Bill M., Handoko, AS., Ali K.B., Marizal A. dan Hermawati P.

2001. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Kerjasama Daerah Provinsi Lampung dengan Proyek Pesisir Lampung. Bandar Lampung. Yuliati P, Tutik K, Rusmaedi, Siti S. 2005. Pengaruh padat penebaran terhadap

pertumbuhan dan sintasan dederan ikan nila gift (Oreochromis niliticus) di kolam. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 3(2):63-65.

Dokumen terkait