• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Data Hasil Penelitian

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Gapoktan dalam

a. Faktor pendukung Gapoktan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Kulwaru

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pelaksanaan program pemberdayaan petani ini terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan program pemberdayaan petani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan peneliti dengan pengurus, tutor (penyuluh), dan anggota Gapoktan yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program pemberdayaan petani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah :

1) Partisipasi anggota Gapoktan

Adanya partisipasi anggota Gapoktan akan mendukung keberhasilan suatu kegiatan yang diadakan Gapoktan Desa Kulwaru. Antusiasnya anggota dalam mengikuti kegiatan Gapoktan dapat dilihat dari banyak anggota yang mengikuti kegiatan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh bapak “MO” selaku tutor Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Tingkat partisipasi anggota Gapoktan dalam mengikuti kegiatan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyak anggota yang mengikuti kegiatan tersebut.”

Hal senada juga disampaikan oleh bapak “M” selaku ketua Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Anggota Gapoktan yang mengikuti kegiatan penyuluhan itu banyak mas. Rata-rata setiap kegiatan selalu diikuti oleh 50 orang. Jadi dapat diketahui tingkat partisipasi anggota Gapoktan cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan yang diadakan Gapoktan”

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh bapak “IH” selaku sekretaris Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Gapoktan seperti penyuluhan cukup banyak mas. Kalau di rata-rata itu setiap ada kegiatan diikuti oleh 50 anggota.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota Gapoktan dalam mengikuti kegiatan penyuluhan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata yang ikut dalam setiap kegiatan penyuluhan diikuti 50 anggota. 2) Adanya teknologi yang memadai

Adanya teknologi yang memadai dapat membantu petani dalam meringankan kerjanya. Teknologi yang digunakan untuk membantu kerja petani itu misalnya traktor. Seperti yang diungkapkan bapak “MO” selaku tutor Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Dengan adanya teknologi seperti traktor itu mempermudah kerja petani mas. Petani tidak lagi memakai bantuan hewan karena sekarang sudah memiliki traktor yang mudah dalam penggunaannya.”

Hal senada juga diungkapkan bapak “S” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Traktor itu salah satu teknologi yang membantu petani dalam meringankan kerjanya di sawah mas. Penggunaannya pun mudah kalau sudah tau cara menggunakannya. Jadi dengan adanya teknologi ini membantu petani dalam bekerja.”

Lebih lanjut bapak “T” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru juga mengungkapkan bahwa :

“Petani itu membutuhkan peralatan yang gunanya membantu kerja petani mas. Dengan adanya teknologi seperti traktor itu membantu meringankan petani dalam membajak sawah.” Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya teknologi dapat membantu petani dalam melakukan aktivitas kerjanya sehari-hari. Teknologi seperti traktor itu membantu petani dalam membajak sawah.

3) Adanya motivasi

Adanya motivasi yang sama antara pengurus dan anggota Gapoktan dalam usaha bersama mensejahterakan petani di Desa Kulwaru ini sangat baik. Perlu adanya motivasi bersama dalam melakukan pembangunan di bidang pertanian. Seperti yang diungkapkan bapak “MO“ selaku tutor Gapoktan bahwa :

“Motivasi yang ditunjukkan anggota Gapoktan dapat dilihat antusiasnya dalam mengikuti kegiatan yang diadakan Gapoktan Desa Kulwaru. Hal ini juga berdampak pada motivasi pengurus yang ikut senang melihat keadaan ini. Sehingga dengan adanya motivasi bersama antara pengurus dan anggota Gapoktan dapat bersama-sama mencapai tujuan bersama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan.”

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak “AK” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Petani itu kalau ingin maju ya harus memiliki motivasi mas. Maka dari itu motivasi kami sebagai anggota dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Gapoktan cukup tinggi. Karena petani ingin maju, mandiri, dan berdaya.”

Lebih lanjut bapak “S” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru juga mengungkapkan bahwa :

“Petani di desa ini ingin sejahtera mas hidupnya. Maka dari itu kami memiliki motivasi untuk maju dan mandiri. Setiap ada kegiatan dari Gapoktan saya selalu ikut berpartisipasi mas supaya dapat menambah pengetahuan.”

Dari pernyataan di atas dapat dketahui bahwa anggota Gapoktan Desa Kulwaru memiliki motivasi untuk maju, mandiri, berdaya, dan sejahtera. Hal ini ditunjukkan dari partisipasi anggota yang ikut dalam setiap kegiatan yang diadakan Gapoktan. Hal ini juga berdampak pada motivasi pengurus yang ikut senang melihat keadaan ini. Sehingga dengan adanya motivasi bersama antara pengurus dan anggota Gapoktan dapat bersama-sama mencapai tujuan bersama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan.

b. Faktor Penghambat Gapoktan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Kulwaru

Disamping terdapat faktor pendukungnya, ternyata terdapat juga faktor penghambat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan petani dari Gapoktan. Berdasarkan dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan petani dari Gapoktan adalah sebagai berikut :

1) Kurangnya modal

Modal merupakan salah satu komponen penting dalam suatu usaha tani yang digunakan untuk membeli sarana produksi pertanian dan pengeluaran selama kegiatan usaha tani berlangsung. Kurangnya modal akan menjadi faktor penghambat karena untuk dalam memenuhi kebutuhan pembelian sarana produksi pertanian kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari bapak “M” selaku ketua Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Yang menjadi faktor penghambat itu misalnya modal mas. Bantuan modal yang diperoleh Gapoktan ternyata masih kurang untuk mencukupi kebutuhan anggota Gapoktan. Maka dari itu, pengurus perlu meminjam modal dari bank.”

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh bapak “MO” selaku tutor Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Untuk mencukupi kebutuhan modal para anggota Gapoktan dari bantuan itu masih kurang mas. Hal ini menjadi faktor penghambat karena modal itu untuk membeli keperluan sarana produksi pertanian seperti pupuk, benih, dan obat- obatan.”

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak “MU” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Kami sebagai anggota Gapoktan dalam meminjam uang untuk modal dari Gapoktan itu tidak sedikit mas jumlahnya. Apalagi mencukupi kebutuhan anggota yang jumlahnya banyak. Maka dari itu untuk menambah jumlah modal, pengurus meminjam uang dari bank untuk mencukupi kebutuhan dari anggota.”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya modal. Hal ini

disebabkan karena modal yang didapat Gapoktan dari bantuan itu masih kurang dan untuk menambah kekurangan modal itu Gapoktan perlu meminjam bank untuk mencukupi kebutuhan anggota Gapoktan akan modal guna membeli kebutuhan sarana produksi pertanian.

2) Rendahnya sumber daya manusia

Dalam melakukan pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari sumber daya manusia petaninya. Kualitas sumber daya manusia akan berpengaruh dalam menentukan kesuksesan dalam pembangunan. Akan tetapi, kualitas sumber daya manusia yang rendah dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan. Seperti yang diungkapkan bapak “M” selaku ketua Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Yang menjadi faktor penghambatnya itu mas antara lain ya sumber daya manusianya yang masih kurang karena rata-rata sebagian besar besar hanya berpendidikan yang tak sampai ke jenjang SMA dan rata-rata orangnya yang sudah tua atau lanjut usia.”

Hal tersebut diperkuat oleh bapak “IH” selaku sekretaris Gapoktan bahwa :

“Kualitas sumber daya petani di desa ini masih rendah mas. kebanyakan petani disini hanya berpendidikan tak sampai ke jenjang SMA. Jadi agak sulit untuk memahami ketika ada penyuluhan atau pelatihan.”

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak “AK” selaku anggota Gapoktan Desa Kulwaru bahwa :

“Petani yang ada di desa ini itu sudah tua-tua mas. Hal ini menjadi faktor penghambat, karena petani yang sudah tua itu sulit memahami juga sering lupa kalau dikasih pengetahuan.” Berdasarkan wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan petani dari Gapoktan adalah rendahnya sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena petani yang ada di Desa Kulwaru ini sudah tua-tua dan mereka hanya berpendidikan tidak sampai ke jenjang SMA. Oleh karena itu, petani disini sulit untuk menerima pengetahuan dan kurangnya memahami ketika mengikuti penyuluhan atau pelatihan.