• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Dzikir Al-Ma’tsurat di

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan pasti terdapat dukungan dan hambatan, hal ini juga terjadi pada pelaksanaan dzikir al-ma’tsurat dalam membentuk spiritual siswa di SDIT Ulul Albab Kertosono Kabupaten Nganjuk. Suatu dukungan dan hambatan tidaklah terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut, maka peneliti akan membahas faktor penghambat dan pendukung serta membaginya dalam dua faktor internal dan eksternal dalam pelaksanaan kegiatan dzikir al-ma’tsurat dalam membentuk spiritual siswa.

1. Faktor Internal

Faktor pendukung yang berasal dari dalam sekolah salah satunya adalah tersedianya buku dzikir al-ma’tsurat pagi dan petang. SDIT Ulul Albab Kertosono menyediakan buku dzikir al-ma’tsurat untuk seluruh

111 Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : CV. Mita Sarana, 1985) Hal 20

83

siswa dan untuk mempermudah pelaksanan dzikir al-ma’tsurat tersebut. Sekolah SDIT Ulul Albab Kertosono membagikan buku dzikir al-ma’tsurat setiap siswa dari kelas 1 pada awal tahun ajaran baru, sehingga setiap pelaksaan kegiatan dzikir al-ma’tsurat para siswa membawanya ke musholla untuk dibaca bersama-sama pada setiap pagi.

Faktor pendukung lainnya adalah partisipasi ustadz/ah dalam kegiatan dzikir al-ma’tsurat serta ikut membacanya, ustadz/ah ikut membaca dzikir dan mengawasi berputar dan mengelilingi siswa setiap shaf untuk memastikan para siswa ikut membaca dan tidak bermain sendiri atau bergurau dengan teman yang ada disebelahnya, adapun guru yang menjaga didepan siswa dan berdampingan dengan salah satu siswa yang memimpin dzikir al-ma’tsurat secara bergantian setiap harinya. Sehingga ustadz/ah yang ikut berpartisipasi dalam dzikir menjadi teladan dan contoh siswa supaya selalu membaca dzikir dan terbiasa setiap hari.

Keteladanan sebagai salah satu cara yang baik dalam pendidikan karena siswa menirukan dan mengikuti pengajar dalam berperilaku sehingga siswa juga merasa antusias dalam berkegiatan. Keteladanan (uswah) adalah salah satu metode dalam pendidikan diterapkan dengan cara memberi contoh keteladanan yang baik berupa perilaku nyata,

khususnya ibadah dan akhlak.112 Dengan adanya keteladanan baik,

84

maka menumbuhkan hasrat bagi orang lain atau yang ditujukan kepada siswa untuk meniru atau mengikutinya, dengan adanya contoh ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu

merupakan amaliyah yang penting bagi pendidikan anak.113

Diantaranya faktor internal yang lain ialah terdapatnya beberapa siswa tingkatan atas sudah menghafal dzikir tersebut, sehingga mempermudah dalam pelaksanaan dzikir lebih mudah karena dinilai siswa yang menghafal lebih cenderung khidmat dalam membaca dan konsentrasi sehingga tidak bergurau dengan temannya dan tidak juga bermain sendiri, bahkan diantara mereka dapat menjadikan patokan bagi siswa lain dan menjadi motivasi untuk bisa menghafal dzikir al-ma’tsurat.

Selain faktor pendukung internal suatu kegiatan pasti terdapat faktor penghambat dalam pelaksanaannya diantaranya sarana prasana juga menjadi penghambat selain menjadi pendukung kegiatan yaitu belum adanya tempat yang kompatibel untuk pelaksanaan dzikir al-ma’tsurat, musholla yang tidak memiliki ventilasi yang baik sehingga setiap sebelum pelaksanan dzikir beberapa siswa atau bahkan ustadz/ah membersihkan musholla lebih dahulu sebelum pelaksanan dzikir al-ma’tsurat.

Lingkungan sekitar juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu pelaksanaan pendidikan sehingga lingkungan yang

85

belum mencapai sebagai tempat yang nyaman dalam pelaksanaan pendidikan akan cenderung memberi pengaruh yang kurang baik terhadap siswa. Jika lingkungan sekitar kurang kondisif dalam proses pelaksanaan kegiatan dan belajar akan terganggu jika badan dalam kondisi sakit, tidak bisa berkonsentrasi, cepat lelah, tidak bersemangat

untuk belajar, karena fungsi anggota badan yang lain juga terganggu.114

Dalam buku Dasar-dasar Pendidikan yang telah ditulis oleh Marlina Gazali mengatakan Lingkungan diartikan sebagai segala sesuatu yang ada daripada luar diri anak. sehingga lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak, berupa benda, peristiwa yang kapanpun terjadi, kondisi masyarakat terutama yang memberi pengaruh kuat kepada anak didik yaitu lingkungan yang mana terjadi proses pendidikan

berlangsung dan lingkungan anak-anak bergaul sehari-hari.115

Selain itu juga ustadz/ah selain menjadi faktor pendukung juga bisa menjadi faktor penghambat, yaitu dengan ketidakhadiran ustadz/ah sesuai jadwal pendamping membaca dzikir al-ma’tsurat sehingga menjadi sebab mundurnya pelaksanaan dzikir dari pada waktu yang telah ditentukan pada jam 8 pagi.

Siswa juga dapat menjadi faktor penghambat internal dalam pelaksanaan dzikir al-ma’tsurat ketika banyak diantara mereka mengulur waktu pelaksanaan dzikir ketika ustadz/ah menyuruh untuk

114 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 92

86

berwudlu dahulu sebelum memasuki musholla, para siswa lebih banyak bermain air, kejar-kejaran bersama temannya sehingga hal ini menjadikan penguluran waktu pelaksanaan dzikir al-ma’tsurat yang seharusnya sudah bisa dilaksanakan pada waktu yang telah dijadwalkan.

2. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal yang bisa menjadi hambatan untuk pelaksanaan dzikir al-ma’tsurat. Faktor hambatan yang datang dari masyarakat sekitar yang bermukim tepat di samping musholla, yaitu adanya asap yang disebabkan dari kandang ternak yang dibuat warga, secara tidak langsung asap masuk ke musholla sekolah saat dzikir al-ma’tsurat berlangsung, bahkan aroma binatang ternak seperti sapi dan kotorannya ikut masuk kedalam musholla, dikarenakan juga musholla yang belum memiliki ventilasi yang baik, sehingga kotoran apapun juga mudah masuk ke musholla.

Hal tersebut sangat bertentangan dengan Rita Mariyana, dkk, dalam bukunya pengelolaan lingkungan belajar, bahwa siswa berkegiatan membutuhkan kosentrasi dan ketenangan. Lingkungan fisik harus bersih dan sehat untuk kesehatan, lingkungan fisik yang

penuh dengan kesenangan.116

116 Rita Mariyana dan Ali nugraha dan Yeni Rachmawati, Pengelolaan Lingkungan Belajar. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2013) Hal 59

87

C. Dampak Positif Pelaksanaan Kegiatan Dzikir Al-Ma’tsurat di SDIT Ulul