• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat berguna untuk proses keberlanjutan metode pembelajaran tersebut:

1. Instrumen pembelajaran dan instrument pengambilan data pada penelitian ini perlu adanya perbaikan lebih lanjut agar dapat menghasilkan peningkatan yang cukup signifikan dan tinggi karena masih kurang baik untuk dapat diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team-Games-Tournament).

2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team-Games-Tournament) membutuhkan persiapan dan perencanaan yang baik dan optimal agar di dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan sangat perlu menyesuaikan dengan materi yang tepat dalam menggunakan metode tersebut. 3. Bagi peneliti, hendaknya lebih optimal dalam mempersiapkan materi yang

akan disampaikan sehingga siswa dapat lebih memahami materi tersebut dan hasil yang diinginkan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Metode Pembelajaran Kooperatif.

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/, diakses tanggal 02 Februari 2013.

Arifin Z., 2011. Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Aditya Media. Yogyakarta.

Arikunto, Suharjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Diah A., Choirul M., dan Syalfinaf M., 2010. Biology 2B : for senior high school grade XI semester 2. Esis. Jakarta

Gerungan. W.A., 1996. Psikologi Sosial. PT.Erisco. Bandung. hlm.142-144

Gora, W., dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Gramedia. Jakarta.

Handayani, F., 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Papua. SMA Negeri 1 Serui.

Isbandi, R.A., 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial : Dasar-dasar pemikiran. Grafindo Persada. Jakarta. hlm.154.

Istiningsih. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Khristiyono. 2006. SPM Biologi SMA dan MA ; Siap Tuntas Menghadapi Ujian Nasional. Esis. Jakarta.

Mulyasa, E., 2004. Implementasi Kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nur, M., 2005. Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu. Jawa Timur.

Purwanto, N., 2009, Prinsip–prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Purworejo,R., 2009. Pembelajaran Kooperatif.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/21/pembelajaran-kooperatif. yang diakses tanggal 02 Februari 2013.

Raka, T., Kardiawan, dan Trisno H. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta :Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.

Sanjaya, W., 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Siregar. E., dan Nara. H,. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia. Bogor.

Slavin.R.E., 2008. Cooperative learning Teori ; Riset dan Praktek. diterjemahkan oleh Nurulita. Nusa Media. Bandung.

Sudjana, N. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suprijono, A., 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pustaka Book Publisher. Yogyakarta. Syah, M., 2003. Psikologi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta

Syah, M., 2008. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tukiran, Miftah, Efi, dan Harmianto, S., 2011. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta. Bandung.

Uno, H., 2008. Teori motivasi dan Pengukuran : Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Warijan. 1984. Dinamika Kelompok dalam Proses Belajar Mengajar. Ditjen Dikti dan P2LPTK. Jakarta

Winkel, W.S., 1996. Psikologi Pengajaran. Grafindo. Jakarta. hlm.151

Wiriaatmaja, R., 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Lampiran 1

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS

MATA PELAJARAN : BIOLOGI

KELAS / SEMESTER : XI (SEBELAS) / II

STANDAR KOMPETENSI : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta

Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Kompetensi Sebagai Hasil Belajar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Rasa Ingin Tahu Kerjasama Saling Menghargai Jujur Lapang Dada. Membuat peta konsep sistem reproduksi manusia Mengidentifikasi komponen yang terlibat dalam sistem reproduksi manusia Menjelaskan struktur sistem reproduksi pada pria Menjelaskan struktur sistem reproduksi wanita Menjelaskan mekanisme pengaturan siklus menstruasi pada manusia Menjelaskan fase-fase kehamilan pada wanita. Menjelaskan penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia  Struktur organ reproduksi pria  Struktur organ reproduksi wanita  Proses oogenesis dan

ovulasi  Siklus menstruasi  Proses spermatogenesis  Fertilisasi dan kehamilan  Kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

 Mengamati gambar tentang alat reproduksi pria dan wanita  Diskusi proses spermatogenesis, oogenesis, menstruasi, fertilisasi, dan kehamilan  Diskusi tentang penyakit pada sistem reproduksi manusia  Permainan dengan model TGT ( Team- Games-Tournament  Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem reproduksi manusia (pria dan wanita)  Mendeskripsikan proses fertilisasi dan kehamilan  Menghubungkan alat kontrasepsi dan proses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana  Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia  Mengidentifikasi sistem reproduksi hewan Jenis tagihan: 1.Uji kompetensi tertulis 2.Tugas Rumah Instrumen penilaian: 1.Soal uji kompetensi tertulis 2.Pre-test 3.Post-test 4.Soal Tourment 8 JP 8 x 45 menit  Buku kerja Biologi 2B, Ign, Khristiyono , Esis  Buku Biologi XI, Dyah Aryulina dkk, Esis, Bab X  Gambar sistem alat reproduksi manusia

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas) / II

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan ( 4 x 45 menit )

A. Standar Kompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu , kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

C. Indikator

Kognitif Produk

 Menjelaskan struktur dan fungsi organ reproduksi pria baik organ dalam maupun organ luar.

 Menjelaskan struktur dan fungsi organ reproduksi wanita baik organ dalam maupun organ luar.

Kognitif Proses

 Mengidentifikasi proses spermatogenesis yang terjadi pada organ reproduksi pria.

 Mengidentifikasi proses oogenesis yang terjadi pada organ reproduksi wanita.

 Mengidentifikasi hormon yang berperan dalam reproduksi wanita  Mengidentifikasi hormon yang berperan dalam reproduksi pria

Psikomotor

 Menggambarkan bagian-bagian pada organ reproduksi pada pria  Menggambarkan bagian-bagian organ reproduksi pada wanita

Afektif

 Berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman

 Membuat kajian tentang perbedaaan struktur organ reproduksi pada pria dan wanita pada sistem reproduksi manusia.

D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk

 Setelah menjawab pertanyaan dalam LKS siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi dari organ reproduksi pada pria

 Setelah menjawab pertanyaan dalam LKS siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi dari organ reproduksi pada wanita

 Setelah membaca buku panduan siswa dapat menjelaskan proses terjadinya menstruasi pada wanita.

Kognitif Proses

 Dengan membaca buku panduan siswa dapat mengidentifikasi proses spermatogenesis yang terjadi pada organ reproduksi pria

 Dengan membaca buku panduan siswa dapat mengidentifikasi proses oogenesis yang terjadi pada organ reproduksi wanita

 Setelah membaca buku panduan siswa dapat mengidentifikasi hormon yang berperan dalam reproduksi wanita

 Setelah membaca buku panduan siswa dapat mengidentifikasi hormon yang berperan dalam reproduksi pria.

Psikomotor

 Dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia siswa dapat menggambarkan bagian-bagian dari organ reproduksi pada pria

 Dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia siswa dapat menggambarkan bagian-bagian dari organ reproduksi wanita

Afektif

 Secara berkelompok siswa mampu membuat kajian tentang organ reproduksi pada pria dan wanita baik organ dalam maupun organ luar pada sistem reproduksi manusia.

 Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa mampu berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

E. Materi Pembelajaran

 Struktur organ reproduksi pria  Struktur organ reproduksi wanita  Proses oogenesis dan ovulasi  Proses spermatogenesis  Siklus menstruasi

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipeTGT ( Team-Games-Tournament).

Metode Pembelajaran : Diskusi, Penugasan dan Games Turnament

Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Mengamati gambar

tentang alat

reproduksi pria dan wanita.

 Mengidentifikasi

komponen yang

terlibat dalam sistem reproduksi manusia  Menggambar struktur

alat reproduksi pria  Menggambar struktur

alat reproduksi wanita

 Siswa dapat

mengidentifikasi struktur, fungsi dan proses pada sistem reproduksi manusia (pria dan wanita)

 Siswa mampu menjelaskan proses terjadinya menstruasi pada wanita.  Siswa dapat menjelaskan hormon-hormon yang berpengaruh dalam proses menstruasi pada wanita.

G. Kegiatan pembelajaran Siklus I (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (15 menit)

 Guru membuka pelajaran dengan mengabsen siswa

 Guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa  Guru memberikan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa

B. Kegiatan Inti (60 menit)  Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

 Guru memulai pembelajaran dengan memberikan pre test

 Guru memunculkan fenomena yang terkait dengan sistem reproduksi manusia, misalnya “mengapa adik bayi bisa berada didalam perut ibu?”  Dengan memberiakn gambar alat reproduksi pria siswa diminta

mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi :

 Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan hormon yang berperan dalam proses tersebut  Guru memberikan gambar organ reproduksi wanita kemudian meminta

siswa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya

 Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma dan telur

 Siswa bersama guru mendiskusikan siklus menstruasi

 Siswa mendiskusikan siklus menstruasi dan hormon yang mempengaruhi proses tersebut

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi siswa :

 Siswa berkumpul dalam kelompok games yang telah dipersipakan dan siap untuk mengikuti Team Games Turnament (TGT).

 Siswa bersama kelompok turnament diberi panduan dalam bermain TGT oleh peneliti.

 Siswa memulai permainan TGT dengan diberi kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi sistem reproduksi manusia yang mencakup sub bab materi reproduksi laki-laki, reproduksi wanita, spermatogenesis, oogenesis dan menstruasi.

 Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.  Menjelaskan tentang hal-hal yanng belum diketahui.

C. Kegiatan akhir (15 menit)

 Siswa bersama guru menyimpulkan sistem reproduksi pria dan wanita, proses spermatogenesis dan oogenesis, siklus menstruasi.

H. Alat/Bahan/Sumber Belajar

 Buku kerja Biologi 2B, Bagod Sudjadi, Yudistira  Berbagai gambar alat reproduksi manusia

 Lembar skoring.  Kartu soal TGT  Kartu Jawaban TGT

 Kartu Keterangan Pembaca, Penantang

I. Penilaian

 Lembar Kerja Siswa 1  Lembar Kerja Siswa II  Uji Kompetensi tertulis

Materi Pembelajaran Siklus I A.Sistem Reproduksi Pria

1) Sistem reproduksi pria terdiri dari organ-organ berikut ini :

a. Testis : berjumlah sepasang, terletak didalam skrotum; didalamnya terdapat tubulus seminiferus tempat pembentukan sperma, menghasilkan hormon testosteron.

b. Skrotum : struktur kulit tanpa lemak subkutan, berisi sedikit otot.

c. Epididimis : terletak di belakang testis, merupakan saluran sperma dari testis ke vasa deferensia.

d. Kelenjar prostat : terletak di bagian bawah kantong kemih dan mengelilingi uretra.

e. Saluran ejakulasi : mengeluarkan sperma ke uretra dan keluar dari tubuh. f. Penis : alat reproduksi untuk melakukan kopulasi.

2) Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di dalam testis pada tubulus seminiferus. Di dalam tubulus seminiferus terdapat spermatogonium (sel induk spermatozoa), sel sertoli yang memberi makan spermatozoa dan sel leydig yang menghasilkan hormon testosteron. 3) Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon LH atau ICSH yang merangsang

sel-sel leydig menghasilkan hormon tertosteron yang mendorong spermatogenesis, dan FSH yang merangsang sel sertoli membentuk protein pengikat androgen untuk memulai spermatogenesis.

4) Struktur spermatozoa adalah kepala, bagian tengah dan ekor. Ujung kepala mengandungakrosom yang menghasilkan enzim akrosin, hialuronidase, dan enzim penembus corona radiata, yang ketiganya berfungsi untuk mempermudah sperma menembus dinding sel telur. Bagian tengah mengandung mitokondria yang menghasilkan energi untuk pergerakan spermatozoa. Ekor berfungsi sebagai alat gerak spermatozoa mencapai sel telur.

B.Sistem Reproduksi pada Wanita

1) Organ reproduksi wanita bagian dalam adalah :

a. Ovarium (indung telur) : sepasang, terletak di kiri dan kanan uterus, tempat pembentukan ovum (sel telur)

b. Uterus (rahim) : terletak di pelvis ; tebal dan berotot ; tempat menempelnya embrio dan berkembangnya janin.

c. Oviduk (tabung fallopi, saluran telur) : tempat meleburnya sel telur dan sperma.

d. Vagina dan leher rahim : liang menuju rahim. 2) Alat Reproduksi Wanita Bagian Luar

Alat reproduksi luar pada wanita adalah vulva. Vulva merupakan tempat bermuaranya dua saluran, yaitu saluran urine dan saluran kelamin. Vulva dibatasi oleh dua pasang lipatan kulit yang disebut labium mayor (bibir besar) dan labium minor (bibir kecil). Labium mayor meluas ke belakang mencapai mons pubis. Mons pubis adalah bagian terluar vulva yang banyak mengandung lemak dan ditumbuhi rambut (mulai tumbuh ketika masa puber). Di depan labium minor terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris (kelentit). 3) Oogenesis

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Oogenesis dimulai dari pertumbuhan folikel Graaf di dalam ovarium yang dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen dihasilkan seiring dengan berkembangnya folikel Graaf. Estrogen merangsang sekresi LH yang akan merangsang ovulasi. Folikel yang kosong dirangsang oleh LH menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron yang menghambat sekresi FSH dan LH. Selanjutnya korpus luteum mengecil, produksi progesteron terhenti, FSH terbentuk lagi, dan oogenesis terjadi kembali.

4) Hormon Reproduksi Pada Wanita

Hormon reproduksi pada wanita antara lain sebagai berikut : a. Gonadotrofin merangsang sekresi FSH dan LH

c. LH merangsang kopulasi dan perkembangan korpus luteum, prolaktin merangsang sekresi susu.

d. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan organ kelamin, perkembangan ciri kelamin sekunder, dan menyiapkan endometrium untuk kehamilan.

e. Progesteron menyiapkan endometrium untuk kehamilan dan merangsang sekresi susu.

C.Menstruasi

Peristiwa mentruasi terjadi secara alami pada perempuan usia produktif. Menstruasi terjadi jika sel telur yang telah matang tidak dibuahi oleh sperma. Daur menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari pada setiap bulan. Daur ini terdiri atas beberapa fase yaitu sebagai berikut :

a. Fase Menstruasi

Pada fase ini estrogen dan progesteron mengalami reduksi yaitu sekitar lima hari pertama dari daur menstruasi. Reduksi hormon tersebut menyebabkan sel telur yang tertanam di bagian endometrium melepaskan diri bersamaan dengan robeknya endometrium (meluruh). Pada umumnya peluruhan endometrium disertai dengan pendarahan.

b. Fase Praovulasi

Pada fase ini FSH dan LH merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini diperlukan untuk merangsang pertumbuhan endometrium yang luruh pada waktu menstruasi kembali menebal. Fase ini disebut juga sebagai fase proliferasi dari daur uterus. c. Fase Ovulasi

Fase ini biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari daur menstruasi. Produksi estrogen yang tinggi dapat menghambat FSH dan memacu produksi LH. Akibatnya sel telur menjadi matang dan memicu terjadinya ovulasi.

d. Fase Pascaovulasi

Fase ini berlangsung dari hari ke-15 sampai dengan hari ke-28. Produksi progesteron oleh korpus luteum menyebabkan endometrium menjadi tebal

dan uterus menyekresi lendir. Oleh karena itu fase ini disebut juga fase sekretori dari daur uterus. Pada saat itu endometrium siap menerima penanaman embrio. Jika tidak terjadi pembuahan korpus luteum akan berdegenerasi menjadi korpus albikans. Korpus luteum yang tidak berfungsi menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun.

lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI (Sebelas) / II

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan ( 4 x 45 menit )

A. Standar Kompetensi

Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu , kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

C. Indikator

Kognitif Produk

 Menjelaskan struktur dan fungsi organ reproduksi wanita baik organ dalam maupun organ luar.

 Mendeskripsikan proses fertilisasi dan kehamilan  Menjelaskan proses / tahapan proses mentruasi

Kognitif Proses

 Mengidentifikasi proses oogenesis yang terjadi pada organ reproduksi wanita.

 Menghubungkan alat kontrasepsi danproses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana.

 Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.

Psikomotor

 Menggambarkan bagian-bagian organ reproduksi pada wanita

Afektif

 Berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman

 Membuat kajian tentang proses fertilisasi dan kehamilan pada wanita serta kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.

D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk

 Setelah menjawab pertanyaan dalam LKS siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi dari organ reproduksi pada wanita

 Setelah membaca buku panduan siswa dapat menjelaskan tentang proses fetilisasi dan kehamilan pada wanita.

 Setelah membaca buku panduan siswa dapat menjelaskan proses terjadinya menstruasi pada wanita.

Kognitif Proses

 Dengan membaca buku panduan siswa dapat mengidentifikasi proses oogenesis yang terjadi pada organ reproduksi wanita

 Siswa mampu menjelaskan hubungan alat kontrasepsi dengan proses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana.

 Siswa dapat menyebutkan kelainan pada sistem reproduksi manusia.

Psikomotor

 Dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia siswa dapat menggambarkan bagian-bagian dari organ reproduksi wanita.

Afektif

 Secara berkelompok siswa mampu membuat kajian tentang proses terjadinya menstruasi pada wanita

 Secara berkelompok siswa mampu menbuat kajian tentang proses fertilisasi dan kehamilan pada wanita.

 Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa mampu berdiskusi dengan semangat kerja sama dan saling menghargai pendapat teman.

E. Materi Pembelajaran

 Siklus menstruasi

 Fertilisasi dan kehamilan  Teknologi keluarga berencana

 Kelainan / penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipeTGT ( Team-Games-Tournament).

Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, Games Turnament dan penugasan.

Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Mengamati gambar

tentang alat

reproduksi wanita.

 Mengidentifikasi

komponen yang

terlibat dalam sistem reproduksi manusia  Menggambar struktur

alat reproduksi wanita

 Siswa dapat

mendeskripsikan proses fertilisasi dan kehamilan  Siswa dapat menghubungkan alat kontrasepsi dan proses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana.  Siswa dapat mengidentifikasi kelainan yang terjadi

pada sistem

reproduksi manusia.

G. Kegiatan pembelajaran Siklus II (2 jam pelajaran) A. Kegiatan Awal (15 menit)

 Guru menanyakan kembali siklus menstruasi dan hormon yang mempengaruhinya

B. Kegiatan Inti (60 menit)  Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

 Dengan memberikan gambar organ reproduksi wanita dan pria siswa diminta mendiskusikan macam-macam teknologi pada KB dan prinsip kerjanya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi :

 Dengan memperhatikan struktur organ reproduksi dalam wanita siswa diminta mendeskripsikan proses fertilisasi dan proses kehamilan pada wanita.

 Siswa bersama guru mendiskusikan beberapa gangguan pada sistem reproduksi.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :

 Siswa berkumpul dalam kelompok games yang telah dipersipakan dan siap untuk mengikuti Team Games Turnament (TGT).

 Siswa bersama kelompok turnament diberi panduan dalam bermain TGT oleh peneliti.

 Siswa memulai permainan TGT dengan diberi kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi sistem reproduksi manusia yang mencakup materi tentang siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, teknologi keluarga berencana dan kelainan pada sistem reproduksi manusia.  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.

 Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa bersama guru menyimpulkan proses fertilisasi dan proses kehamialn pada wanita.

 Siswa bersama guru menyimpulkan berbagai cara dalam KB dan gangguan pada sistem reproduksi manusia.

H. Alat/Bahan/Sumber Belajar

 Buku kerja Biologi 2B, Bagod Sudjadi, Yudistira  Berbagai gambar alat reproduksi manusia

 Kartu soal  Kartu jawaban  Lembar skoring

 Kartu Keterangan Pembaca, Penantang

I. Penilaian

 Lembar Kerja Siswa 1  Lembar Kerja Siswa II  Uji Kompetensi tertulis

Materi Pembelajaran Siklus II A.Fertilisasi

Fertilisasi pada manusia terjadi di dalam saluran reproduksi perempuan. Fertililsasi demikian disebut fertilisasi internal. Fertilisasi merupakan proses berfusinya sel telur dengan sperma. Pada proses fertilisasi, beberapa sperma berusaha masuk melewati tiga lapisan pelindung sel telur menuju inti sel telur. Ketiga lapisan pelindung tersebut adalah korona radiata (berupa selubung dari sel-sel folikel), zona pelusida (larutan jeli), dan membran plasma sel telur. Untuk menembus ketiga lapisan pelindung sel telur, sperma mengeluarkan enzim-enzim yang tersimpan pada akrosom. Misalnya hialuronidase, enzim untuk melarutkan senyawa hialuronidase pada korona radiata dan akrosom, enzim untuk melarutkan dan membuat lubang pada zona pelusida sehingga spermatozoa dapat menerobos masuk.

Ketika satu sperma berhasil membuahi sel telur (fertilisasi), maka bagian permukaan sel telur segera melepaskan senyawa kimia ke dalam zona pelusida. Senyawa kimia tersebut berfungsi untuk mencegah sperma lainnya masuk ke dalam sel telur. Selanjutnya sel telur melanjutkan proses pembelahan meiosis II untuk menghasilkan sel telur yang haploid. Setelah pembelahan meiosis II terjadi secara sempurna, inti sperma (haploid) segera bersatu dengan inti sel telur (haploid) membentuk zigot (diploid) yang mengandung 23 pasang kromosom.

B.Kehamilan dan Persalinan.

Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio. Perkembangan menjadi embrio dimulai pada saat telur yang dibuahi berada di dalam oviduk. Sambil mengalami pembelahan secara mitosis telur bergerak menuju uterus sebagai blastosis. Blastosis merupakan tingkatan blastula pada mamalia, yaitu tingkatan pada perkembangan embrio berupa struktur bola berongga. Selanjutnya blastosis tertanam dalam dinding uterus melalui suatu proses yang disebut implantasi. Embrio berkembang membentuk

Dokumen terkait