Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manisfestasi dari emosi yang labil.
Proses adaptasi berbeda beda antara satu ibu dengan yang lain.
Pada awal kehamilan ibu beradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya. Perasaan gembira bercampur dengan kekhawatiran dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian berubah menjadi istri dan harus bersiap menjadi ibu.
Proses ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan dan pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada janinnya sehingga ada rasa ketakutan akan kehilangan bayinya atau perasaan cemas mengenai kesehatan bayinya. Ibu akan mulai berpikir bagaimana bentuk fisik bayinya sehingga muncul “mental image” tentang gambaran bayi yang sempurna dalam pikiran ibu seperti berkulit putih, gemuk, montok, dan lain sebagainya.
Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir.
22 Nurun Ayati Khasanah & Wiwit Sulistyawati Dorongan dan perhatian dari keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu.
Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara lain:
a. Dukungan keluarga dan teman
b. Pengalaman waktu melahirkan, harapan, dan aspirasi c. Pengalaman merawat dan membesarkan anak
sebelumnya 1. Lingkungan
Faktor yang paling memengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang memengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas.
2. Sosial
Secara sosial terjadi perubahan-perubahan pada wanita yang sudah melahirkan, perlu menyesuaikan diri terhadap dasar sebagai ibu, atau penambahan anak. Terdapat konflik rasa kewanitaan dan rasa keibuan pada masa nifas. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada masa nifas, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dengan keadaan sosialnya sehingga mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma.
Berarti secara langsung bahwa perubahan sosial menentukan psikologis ibu nifas. Perubahan sosial yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan di antaranya:
a. Menjadi Orang Tua yang Sempurna
Maksudnya di sini adalah bagi pasangan yang baru pertama kali memiliki anak terdapat perubahan sosial besar dimana sebelumnya hanya ada 2 orang (suami istri) tiba-tiba
Buku Ajar Nifas dan Menyusui 23 berubah menjadi orangtua yang sempurna ketika buah hati lahir. Pada masa ini, suami istri dituntut untuk menjadi orangtua yang siap siaga 24 jam dalam kehidupannya, dimulai dengan mengatur jadwal bersama demi si buah hati untuk memenuhi kebutuhannya. Mulai dari memberikan ASI, bangun di tengah malam, memasang popok, memandikan, dan lain-lain. Semua itu harus dipersiapkan dengan baik-baik agar perubahan sosial menjadi orang tua dapat dicapai dengan maksimal. Dan bagi orang tua yang sebelumnya telah memiliki anak, pekerjaan tambahannya adalah memberikan pengertian dan keadilan kasih sayang terhadap anak sebelumnya dan yang baru saja dilahirkan. Di sini orang tua dituntut memberikan pemahaman yang baik pada anak sebelumnya tentang kehadiran anggota keluarga baru agar tidak terjadi kesenjangan kasih sayang yang diberikan.
b. Penerimaan Anggota Baru oleh Keluarga Besar
Dengan kehadirannya seorang anggota baru dalam sebuah keluarga, secara tidak langsung mengubah suasana seluruh anggota besar. Di sini dimaksudkan dengan adanya kelahiran bayi diharapkan anggota keluarga besar (seperti kakek, nenek, mertua, dan lain-lain) bisa digerakkan dalam membantu serta untuk merawat si bayi. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana kekeluargaan yang erat antara kehadiran si buah hati dengan keluarga besarnya.
3. Budaya
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang memengaruhi status kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih
24 Nurun Ayati Khasanah & Wiwit Sulistyawati dianut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 68 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan.
Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi, sebab dua per tiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, (Sayfuddin et al, 2002).
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah:
Pandai Sikek dari zaman nenek moyang yang dilakukan pada saat nifas. Walaupun dari tahun ke tahun budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan perkembangan zaman. Antara lain:
a. Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak. Jadi semua hal tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Persis setelah melahirkan ibu dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan dipasang selama 40 hari pada pergelangan tangannya.
Setelah itu baru boleh dibuka.
b. Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
c. Pada hari ke-3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.
d. Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu
”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih, merica hitam, merica putih, dan jariangau pada bagian keningnya.
Buku Ajar Nifas dan Menyusui 25 e. Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke-3).
f. Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang, karena akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
g. Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau gunting kecil, untuk penangkal makhluk halus. Dan menjaga air susu ibu dari gangguannya.
h. Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air kunyit. Untuk menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
i. Ibu harus memakai sarung selama nifas,dan lain-lain 4. Faktor Ekonomi
Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan yang tinggi menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
26 Nurun Ayati Khasanah & Wiwit Sulistyawati KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS