• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Meningkatkan Kuantitas

2. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, dalam meningkatkan kuantitas santri di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, yakni: a. Sarana dan prasarana

14

Salah satu keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan juga merupakan alat untuk mendukung dan mempermudah kegiatan belajar mengajar yang efisien.

1) Ruang belajar yang masih kurang

Ruang belajar merupakan fasilitas yang wajib ada dalam sebuah sekolah, seperti halnya di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino. Ruang belajar di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino masih kurang dengan jumlah santri yang sudah lebih dari 200 orang. Oleh sebab itu, santri kadang kala belajar di dalam masjid atau di aula pesantren, karna sakin kurangnya ruang belajar.

Seperti dalam wawancara yang dilakukan bersama salah satu guru di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, beliau mengatakan:

“Ruang belajar di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino ini masih sangat kurang, itu yang dapat dilihat oleh masyarakat sebagian dan tidak tertarik untuk menyekolahkan anak mereka di pondok pesantren karna masih kurangnya sarana dan prasarana.” 15

Dari wawancara di atas dapat dipahami bahwa yang menjadi penghambat dalam peningkatan kuantitas santri di pondok pesantren bukit hidayah malino yaitu kurangnya sarana dan prasarana yakni ruang belajar. Solusi dari peneliti yang dapat dilakukan oleh pihak pondok, yakni: membagi jadwal belajar dan memanfaatkan aula sebagai ruang belajar, agar santri dapat belajar dengan baik.

2) Ruang Perpustakaan Belum Tersedia

Dengan tidak adanya ruang perpustakaan khusus, para santri di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino tidak dapat mengembangkan lebih luas

15

pengetahuannya karna belum tersedianya ruang perpustakaan di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino.

Dalam wawancara yang dilakukan bersama salah satu santri di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, beliau mengatakan bahwa:

“Karena tidak adanya perpustakaan khusus di pesantren ini yang membuat kami tidak bisa menjalankan hobi kami yang suka membaca, perpustakaan yang ada di pesantren berada di kantor/ruang guru. Selain itu, buku yang ada di sana tidak dapat dipinjam dengan maksud membawa bukunya pulang untuk dibaca di rumah sehingga kesempatan untuk bisa membaca buku hanya pada saat jam sekolah saja”16

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa, perpustakaan komponen yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan, karna perpustakaan pusat sumber belajar bagi para santri yang ada di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino. Menurut peneliti solusi yang dapat dilakukan pihak pondok, yakni membuat perpustakaan mini disetiap kelas. Agar santri tidak kesusahan apabila ingin membaca buku pelajaran, karena dengan adanya perpustakaan mini di kelas, santri dapat lebih muda menambah ilmu mereka dengan membaca buku-buku yang telah disediakan.

3) Ketersediaan Kursi dan Meja Belajar yang masih kurang

Ketersediaan kursi dan meja belajar yang ada di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino sudah mulai berkurang dikarenakan rusak. Dan juga dengan peningkatan santri yang semakin banyak, jumlah kursi dan meja di pondok pesantren bukit hidayah malino terbilang masih sangat kurang.

Seperti wawancara yang dilakukan bersama salah satu santri di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, beliau mengatakan:

“Kursi disini sudah banyak yang rusak, dan kami dalam satu kelas ada banyak kak, jadi kadang kami menggunakan 1 kursi dan 1 meja untuk berempat.”17

16

Muh. Ikbal (17 tahun), Ketua Osis, Wawancara, Bulutana, 25 Juni 2018. 17

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa fasilitas yang ada di pondok pesantren bukit hidayah malino masih sangat terbatas, seperti kursi dan meja belajar untuk santri. Oleh sebab itu, jika ingin lebih meningkatkan kuantitas satri di Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino, maka fasilitas yang ada di Pondok Pesantren harus dilengkapi. Karena salah satu komponen untuk menarik santri untuk bersekolah di Pondok Pesantren adalah kelengkapan fasilitas dan kenyamanan belajar di kelas. Menurut peneliti solusi yang dapat dilakukan pihak pondok, ialah belajar melantai, supaya santri yang tadinya kesusahan belajar karena terkendala dengan kursi dan meja yang tidak mencukupi kapasitas santri, dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan metode belajar melantai ini, bisa membuat ruang kelas terlihat lebih luas dan dapat menampung santri lebih banyak dan dengan metode ini juga santri dapat belajar dengan baik.

68

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino dalam meningkatkan kuantitas santri, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya pihak Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino dalam meningkatkan kuantitas santri yaitu promosi melalui spanduk informasi dan kegiatan Safari Ramadhan; meningkatkan kualitas guru melalaui pelatihan-pelatihan serta sharing bersama para guru dan santri, memperbaiki sarana dan prasarana Pondok Pesatren Bukit Hidayah Malino, meningkatkan kualitas santri melalui lomba dan kegiatan Safari Ramadhan, dan membentuk IKAREN (Ikatan Alumni Pondok Pesantren) pada Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino. 2. Faktor Pendukung Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino dalam

meningkatkan kuantitas santri ialah adanya jurusan baru sedangkan faktor penghambat pihak Pondok Pesantren Bukit Hidayah Malino dalam meningkatkan kuantitas santri ialah sarana dan prasarana berupa masih kurangnya ruang kelas/belajar para santri sementara jumlah santri yang melebihi kapasitas kelas, belum adanya ruang khusus untuk perpustakaan, serta fasilitas kursi dan meja belajar yang masih sangat kurang disbanding dengan jumlah santri yang semakin bertambah setiap tahunnya.

Dokumen terkait