• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5 Financial Distress

2.5.3 Faktor Penyebab Financial Distress

Menurut Damodaran (1997) dalam Hasymi (2007), kesulitan keuangan dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal perusahaan.

Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan, yaitu: a. Faktor internal kesulitan keuangan

Merupakan faktor dan kondisi yang timbul dari dalam perusahaan perusahaan yang bersifat mikro ekonomi. Faktor internal dapat berupa:

1) Kesulitan arus kas 2) Besarnya jumlah hutang

3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun

b. Faktor eksternal kesulitan keuangan

Faktor eksternal kesulitan keuangan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang bersifat makro ekonomi yang mempengaruhi baik secara

langsung terhadap kesulitan keuangan perusahaan. Faktor eksternal kesulitan keuangan perusahaan dapat berupa kenaikan tingkat bunga pinjaman

Menurut Lizal (2002) mengelompokkan penyebab-penyebab kesulitan dan menamainya dengan Model Dasar Kebangkrutan atau Trinitas penyebab kesulitan keuangan. Ada tiga alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:

a. Neoclassical model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan mempunyai campuran aset yang salah.

Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan laba-rugi. Misalnya profit/assets (untuk mengukur profitabilitas) dan liabilities/assets.

b. Financial model

Pada kasus ini campuran aset benar tapi struktur keuangan salah dengan batasan likuiditas. Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia harus bangkrut dalam jangka pendek. Hubungan dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama.

Model ini mengestimasi kesulitan dengan indikator keuangan atau indikator kinerja seperti turnover/total assets, revenues/turnover,

flow/ total equity, debt ratio, cash flow/ liabilities-reserves, current ratio, acid test, current liability, turnover/employee, coverage of fixed assets, working capital, total equity per share, EPS ratio, dan sebagainya.

c. Corporate governance model

Kasus ini, kebangkrutan mempunyai campuran aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisien ini mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang tak terterpecahkan. 2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengungkapan sukarela,

corporate governance dan financial distress adalah sebagai berikut : Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Nasir dan Abdullah (2005) Pengaruh Corporate Governance dan Financial Distress terhadap Pengungkapan Sukarela

Proporsi outside director dan

outside blockholder memiliki hubungan yang positif dan

signifikan terhadap

pengungkapan sukarela. Sedangkan financial distress, independensi komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan saham tidak

berhubungan dengan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 2. Westi Meda Prapessi (2007) Analisis Pengaruh Good Corporate Governance, Komposisi Boc Independent, Komposisi Saham Publik dan Ukuran Perusahaan terhadap

Disclosure Index

CGPI, Saham Publik, Size

perusahaan berpengaruh positif secara signifikan dan parsial terhadap DI (Disclosure Index). Sedangkan variabel bebas BOC

independent tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Disclosure Index). 3. Gedie E.

Siagian Imam Ghozali (2012)

Pengaruh Struktur dan Aktifitas Good Corporate Governance

terhadap Luas

Pengungkapan

Informasi Strategis secara Sukarela pada

Website Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

Aktifitas dewan komisaris, aktifitas komite audit dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure. Sedangkan ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap luas

voluntary disclosure. 4. Sinung Primastuti, Tarmizi Achmad (2012) Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis Kepemilkan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berhubungan signifikan terhadap luas pengungkapan informasi strategis. Sedangkan Jumlah dewan komisaris dan jumlah rapat dewan komisaris tidak berhubungan dengan luas pengungkapan informasi strategis.

5 Riesanti Edie Wijaya (2009)

Keberadaan corporate governance dan kondisi

finansial distress

terhadap voluntary disclosure

Kondisi financial distress dan

mekanisme corporate governance

secara serentak mempengaruhi luas

voluntary disclsure. Sedangkan secara parsial hanya kualitas audit yang mempengaruhi luas voluntary disclosure

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 6 Ratna Wardhani (2006) Mekanisme corporate governance dalam perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan (financially distressed firm)

jumlah direksi, jumlah komisaris, tingkat turn over dari direksi berpengaruh terhadap

financial distress sedangkan independesnsi dewan komisaris dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap financial distress 7 Tri Bodroastuti (2009) Pengaruh struktur corporate governance terhadap financial distress

Jumlah dewan direksi dan jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap financial distres, sedangkan kepemilikan publik, jumlah direksi keluar, kepemilikan institusional, kepemilikan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress 8 Hongxia Li, Ainian Qi (2008) Impact Of Corporate Governance On Voluntary Disclosure In Chinese Listed Companies Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh tertinggi terhadap pengungkapan sukarela

Sumber : Penelitian Sebelumnya 2.7 Kerangka Berfikir

Laporan keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil kinerja perusahaan pada saat tertentu, biasanya menggambarkan tentang kondisi perusahaan setahun terakhir. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pengguna pengguna laporan keuangan, maka diperlukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Pengungkapan laporan keuangan

merupakan faktor yang penting dalam hubungannya dengan pihak eksternal perusahaan khususnya investor yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi entitas kepada investor dan stakeholders lainnya. Selain itu, untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik dan stakeholders lainnya diperlukan adanya pengungkapan lebih.

Dalam pengungkapan sukarela laporan keuangan sangat dipengaruhi adanya penerapan corporate governance yang baik dalam perusahaan, karena merupakan salah satu alat untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas yang diperkirakan berhubungan dengan pengungkapan sukarela. Selain itu, faktor yang mempengaruhi sedikitnya luas pengungkapan informasi pada perusahaan yaitu adanya permasalahan keuangan (financial distress), sehingga perusahaan akan berusaha untuk menutupi berita tersebut agar tidak diketahui oleh pihak eksternal.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini, dapat diuraiakan bahwa penerapan corporate governance mempengaruhi luas voluntary disclosure. Dan kondisi

financial distress sebagai variabel perantara (intervening) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model kerangka pemikiran

Luas voluntary disclosure Corporate governance Financial distress H2 H4 H3 H1

Dokumen terkait