Heinrich (1980) dalam risetnya menemukan sebuah teori yang dinamai teori domino. Teori ini menyebutkan
5. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata
kecelakaan adalah mendapat
celaka, bencana, kemalangan, kejadian (peristiwa) yang
177 menyebabkan orang celaka. Ada yang mengatakan defenisi kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan atau tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, kerusakan alat, cedera, korban jiwa dan kekacauan. Kecelakaan tidak selalu harus ada korban jiwa atau kekacauan namun kejadian itu berdampak menimbulkan kerugian.
Faktor Penyebab Kecelakaan Mengapa kecelakaan terjadi?, ada beberapa factor yang menjadi penyebab kecelakaan, namun dalam setiap investigasi yang dilakukan pasca terjadinya kecelakaan selalu dititik beratkan pada 2 (dua) hal mendasar yaitu:
a. Kondisi tidak aman (unsafe condition) b. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Beberapa contoh kondisi tidak aman adalah, peralatan kerja yang sudah tidak layak pakai baik karena using maupun kerusakan, tempat kerja yang semrawut dan berantakan juga dapat menyebabkan kondisi yang tidak aman, terdapat bahan-bahan berbahaya yang tidak dilindungi dengan semestinya, perangkat eleltrikal yang tidak terawat, tidak adanya rambu-rambu keselamatan yang memadai dilingkungan kerja. Disinilah terlihat betapa pentingnya rambu rambu keselamatan kerja dan yang paling sederhana diantara itu semua adalah safety poster dan safety sticker disamping tanda tanda safety sign lainnya. Adapun contoh tindakan tidak aman seperti tidak dikenakannya Alat Pelindung Diri, merokok tidak pada area yang telah disediakan, mengemudi dalam keadaan mengantuk, minum minuman keras, penggunaan narkoba dan lain sebagainya. Ada beberapa factor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tidak aman dalam melakukan pekerjaan :
1) Ketidak tahuan tenaga kerja tentang bahaya bahaya ditempat kerja dikarenakan tidak adanya prosedur kerja standar atau system operating procedure (SOP) dan Instruksi kerja yang
178 baku juga peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan perusahaan.
2) Tenaga kerja yang tidak terampil dalam mengoperasikan suatu peralatan atau mesin, mengemudikan kendaraan dan menggunakan perangkat kerja lainnya.
3) Kekacauan system manajemen K3 perusahaan itu sendiri misal, tidak komitmennya manajemen dalam pelaksanaan K3, penegakan peraturan yang lemah, tanggung jawab K3 tidak jelas, tidak adanya audit K3, anggaran yang tidak mendukung dan lain lain.
Dalam rangka menekan angka kecelakaan kerja yang tinggi memang diperlukan kerja sama semua pihak baik manajemen maupun karyawan suatu perusahaan. Penerapan peraturan K3 yang tegas dan konsisten mutlak diperlukan. Komitmen dalam menerapkan manajemen K3 memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, baik untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan tentang dasar dasar dan prinsip K3, memberikan penjelasan mengenai identifikasi bahaya berupa potensi potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja secara berkelanjutan.
Dalam hal identifikasi bahaya inilah rambu rambu keselamatan atau perangkat safety sign mutlak diperlukan baik sebagai petunjuk, peringatan maupun himbauan. Selain dari 2 (dua) hal diatas faktor lain penyebab kecelakaan kerja yang berada diluar jangkauan manusia untuk mengontrolnya adalah ‘takdir’.
5.1 Faktor penyebab kecelakaan kerja menurut Heinrich (1980) antara lain:
1) Ancestry dan Social Environment, yaitu faktor keturunan, keras kepala, gugup, penakut, iri hati, sembrono, tidak sabar, pemarah, tidak mau bekerja sama, tidak mau menerima pendapat orang lain, dan lain-lain.
2) Fault of Person, yaitu rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan yang menjurus pada tindakan yang salah
179 dalam melakukan pekerjaan. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan kesalahan-kesalahan, yaitu:
1. Pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang rendah
2. Keadaan fisik seseorang yang tidak memenuhi syarat 3. (Keadaan mesin atau lingkungan fisik yang tidak
memenuhi syarat
4. Unsafe Actions and Unsafe Conditions, yaitu tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik yang memudahkan terjadinya kecelakaan.
3) Penyebab Langsung ( Immediate Causes)
Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:
a. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari dari manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain: ¾ Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect) ¾ Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom) ¾ Sikap dan tingkah laku yang tidak aman
¾ Pengetahuan.
b. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu
keadaan yang akan menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
¾ Mesin, peralatan, bahan. ¾ Lingkungan
¾ Proses pekerjaan ¾ Sifat pekerjaan ¾ Cara kerja
180 4) Penyebab Dasar (Basic causes).
Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitu a. Faktor manusia/personal (personal factor)
Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi
Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill.
Stres.
Motivasi yang tidak cukup/salah
b. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)
Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll.
Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst
Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga.
Ergonomi dan psikososial.
Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 20%.
Menurut Suma’mur faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15 %.
Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%.
Menurut Phoon (1988), penyebab kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam, dan kompleks.
Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah: a. Lingkungan kerja
b. Metode kerja c. Pekerja sendiri
181 Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di akibatkann kesalahan manusia. Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/ aktivitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/ potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan MSDM.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
a. Kelelahan (fatigue)
b. Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
c. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
d. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
e. Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan “pemanasan prosedural”, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud.
182 f. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).