• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Faktor Sosiologis / Demografis

Pada Bab II tentang Kajian Pustaka telah diidentifikasi dan dijelaskan bahwa ada faktor-faktor sosiologis dan demografis ikut mempengaruhi perilaku memilih seseorang pada kegiatan pemilu, baik pemilu legislative, pemilu presiden, maupun pemilukada gubernus, bupati, dan wali kota. Dalam faktor ini, karakteristik sosial dan pengelompokan sosial adalah faktor-faktor penting yang ikut berkontribusi menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor sosiologis yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan perilaku memilih warga pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012, yaitu: faktor usia pemilih, jenis kelamin, agama/keyakinan pemilih, kelompok wangsa/klen warga, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal (desa/kota), dan pengalaman memilih.

Tabel 4.13: Pemilih pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 Ditinjau dari Sebaran Usianya Kelompok Usia Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid 1. 17 – 20 Tahun 28 7.0 7.0 7.0 2. 21 – 30 Tahun 108 27.0 27.0 34.0 3. 31 – 40 Tahun 120 30.0 30.0 64.0 4. 41 – 50 Tahun 116 29.0 29.0 93.0 5. 51 – 60 Tahun 21 5.2 5.2 98.2 6. > 60 Tahun 7 1.8 1.8 100.0 Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dengan analisis statistik menggunakan korelasi kontingensi (CC) dapat diperoleh hasil bahwa faktor usia pemilih tidak memiliki korelasi yan signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada 2012 (CC =

0,204 dan α = 0,068). Tetapi, faktor usia ini ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan

variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun

2012 yang cenderung rasional (CC = 0,380 dengan α = 0,001). Berdasarkan distribusi data

ternyata pemilih dengan alasan yang rasional cenderung adalah pemilih dengan usia 20 – 40 tahunan.

Faktor kedua yang diduga ikut menentukan perilaku memilih warga adalah faktor jenis kelamin warga. Ditinjau dari faktor jenis kelaminnya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.14: Jumlah Pemilih Laki-laki dan Perempuan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid 1. Laki-laki 291 72.8 72.8 72.8 2. Perempuan 109 27.2 27.2 100.0 Total 400 100.0 100.0

kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,028 dengan α = 0,851), tetapi

menjadi faktor yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,232 dengan α = 0,002). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dengan alasan yang rasional cenderung adalah pemilih laki-laki.

Faktor ketiga yang masih diduga ikut menentukan perilaku memilih warga adalah faktor agama /keyakinan warga. Ditinjau dari faktor agama/keyakinannya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.15: Jumlah Pemilih Menurut Agama/Keyakinannya pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Agama Responden Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid 1 = Hindu 326 81.5 81.5 81.5 2 = Islam 64 16.0 16.0 97.5 3 = Kristen 5 1.2 1.2 98.8 4 – Katholik 2 .5 .5 99.2 5 = Budha 3 .8 .8 100.0 Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa agama/keyakinan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,321 dengan α = 0,000), maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,485 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua agama/keyakinan cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis.

Faktor keempat yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor kedudukan sosialnya berdasarkan pertimbangan klen/trah (dadya) atau kelompok wangsa dalam masyarakat dilihat dari garis keturunan laki-laki. Ditinjau

Tabel 4.16: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Kelompok wangsa pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Kelompok Wangsa Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid 0 = Lain-lain 70 17.5 17.5 17.5 1 = Jaba / Sudra 293 73.2 73.2 90.8 2 = Waisia 6 1.5 1.5 92.2 3 = Ksatria 19 4.8 4.8 97.0 4 = Brahmana 12 3.0 3.0 100.0 Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor kelompok wangsa warga ternyata tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,152 dengan α = 0,308), tetapi menjadi faktor yang cukup signifikan dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,508 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua kelompok wangsa cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis.

Faktor kelima yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor tingkat pendidikan. Ditinjau dari faktor tingkat pendidikannya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.17: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tingkat Pendidikan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif

Valid 1 = Sekolah Dasar 27 6.8 6.8 6.8

2 = SMTP 44 11.0 11.0 17.8

3 = SMTA 284 71.0 71.0 88.8

4 = Diploma 8 2.0 2.0 90.8

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap

kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,311 dengan α = 0,000), maupun

dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada

Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,418 dengan α = 0,000).

Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua tingkat pendidikan cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dan makin tinggi tingkat pendidikan warga berasosiasi dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis.

Faktor keenam yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor jenis pekerjaan / profesi. Ditinjau dari faktor jenis pekerjaannya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.18: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Jenis Pekerjaan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif

Valid 1 = Petani / Buruh 104 26.0 26.0 26.0

2 = Wiraswata 185 46.2 46.2 72.2

3 = PNS / TNI / POLRI 53 13.2 13.2 85.5

4 = Ibu Rumah Tangga 36 9.0 9.0 94.5

5 = Pelajar/Mahasiswa 16 4.0 4.0 98.5

6 = Nelayan 6 1.5 1.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,246 dengan α = 0,004), tetapi bukan merupakan faktor yang signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,320 dengan α = 0,106).

sehingga tidak ada asosiasi antara jenis pekerjaan warga dengan alasan memilih warga yang akan menentukan tipe perilaku memilih warga.

Faktor ketujuh yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor jenis tempat tinggal warga. Ditinjau dari faktor tempat tinggalnya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.19: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tempat Tinggal pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Tempat Tinggal Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid 1 = Desa 193 48.2 48.2 48.2 2 = Kota 207 51.8 51.8 100.0 Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor tempat tinggal warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap

kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,155 dengan α = 0,007), maupun

dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,261 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih baik di desa maupun di kota cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis.

Faktor sosiologis terakhirh yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor pengalaman memilih warga. Ditinjau dari faktor pengalaman memilihnya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.20: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Pengalaman Memilih pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini

Pengalaman Memilih Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif

Valid 1 = Pertama kali 41 10.2 10.2 10.2

2 = Kedua kali 79 19.8 19.8 30.0

3 = Ketiga Kali / Lebih 280 70.0 70.0 100.0

Total 400 100.0 100.0

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor pengalaman memilih warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga

terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,156 dengan α = 0,036),

maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,311 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua tingkat pengalaman memilih cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis.

Dokumen terkait