• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII IKATAN PATRON-KLIEN DAN PENGELOLAAN

7.2 Faktor yang Berpengaruh terhadap Hubungan Patron Klien dan

Hubungan antara ikatan patron-klien pada masyarakat pesisir Pulau Panggang dan pengelolaan sumberdaya pesisir dapat terjadi karena disertai pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengaruh positif yang diberikan oleh tengkulak kepada nelayan dan berdampak positif bagi pengelolaan sumberdaya pesisir dapat terjadi jika terdapat faktor-faktor penentu dalam hubungan tersebut. Pertama adalah akses kedua pihak yaitu tengkulak maupun nelayan kepada sumberdaya, baik berupa modal, sarana perikanan, ataupun sumberdaya lainnya

84   

  yang dapat menunjang kegiatan perikanan yang mereka lakukan. Akses kepada sumberdaya ini kemudian akan mempengaruhi derajat ketergantungan nelayan kepada tengkulaknya ataupun sebaliknya. Sebagai contoh, jika nelayan mampu mendapatkan modal bagi usahanya sendiri tanpa bantuan tengkulak, maka asumsinya nelayan tidak memiliki kewajiban yang terlalu besar dalam hal kepatuhan terhadap aturan yang diberikan tengkulak. Baik aturan yang berhubungan langsung dengan pengelolaan sumberdaya pesisir ataupun yang tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan sumberdaya pesisir.

Contoh lainnya adalah akses tengkulak kepada potasium. Pada saat tengkulak tidak lagi menyediakan potasium bagi nelayan, otomatis nelayan tidak lagi menggunakan potasium pada kegiatan perikanan tangkap yang mereka lakukan. Karena satu-satunya penyedia potasium bagi nelayan setempat adalah tengkulaknya.

Tabel 16. Faktor yang Berpengaruh terhadap Hubungan Patron-Klien dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

Faktor Asumsi

Akses masing-masing aktor (tengkulak dan nelayan) terhadap sumberdaya.

Semakin mudah akses masing-masing aktor terhadap sumberdaya, semakin rendah derajat ketergantungannya terhadap aktor lain.

Derajat ketergantungan antara aktor yang terlibat.

Semakin tinggi derajat ketergantungan antara aktor yang terlibat, semakin tinggi pula derajat kepatuhan yang terjadi antara masing-masing aktor.

Kedua adalah derajat ketergantungan nelayan pada tengkulak. Semakin tinggi derajat ketergantungan nelayan semakin patuh pula nelayan pada aturan- aturan yang diberikan oleh tengkulak (Tabel 16). Sebagai contoh pada nelayan ikan hias, ketergantungan nelayan yang cukup tinggi pada tengkulak membuat nelayan mematuhi aturan tengkulak untuk melaporkan lokasi dan waktu penangkapan ikan yang mereka lakukan. Tingginya derajat ketergantungan antara nelayan dengan tengkulaknya salah satunya dipengaruhi oleh pemberian modal dan pinjaman yang diberikan oleh tengkulak pada nelayan.

8.1 Kesimpulan

Pengelolaan sumberdaya pesisir Pulau Panggang yang masuk dalam wilayah Kepulauan Seribu dipengaruhi oleh rezim pemerintah dan rezim masyarakat (rezim milik bersama). Pengelolaan sumberdaya berdasarkan rezim pemerintah dapat dilihat dari pembentukan wilayah Kepulauan Seribu menjadi taman nasional yang di dalamnya terdapat aturan-aturan tertentu. Aturan tersebut antara lain: pembagian zonasi pada wilayah Kepulauan Seribu, larangan menggunakan alat tangkap yang berbahaya bagi lingkungan laut, larangan menangkap jenis ikan dilindungi, dan lain-lain. Sedangkan rezim pengelolaan oleh masyarakat dapat dilihat dari adanya aturan-aturan lokal yang dibuat, dilaksanakan, dan diawasi prosesnya oleh masyarakat setempat. Aturan lokal tersebut antara lain: larangan menggunakan potasium dan bom pada usaha perikanan serta larangan melaut pada hari Jumat. Adanya interaksi antara dua rezim ini bersifat saling mendukung karena memiliki kesamaan tujuan dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan.

Di wilayah pesisir Pulau Panggang, terdapat sebuah hubungan yang merupakan kekhasan dari masyarakat pesisir, yaitu terbentuknya ikatan patron- klien. Pada ikatan patron-klien yang terjadi di wilayah Pulau Panggang, pola hubungan yang terbentuk berbeda sesuai dengan jenis usaha perikanan. Namun demikian, terdapat pola umum yang dapat terlihat pada ikatan tersebut yaitu ikatan yang terjadi tidak terlalu mengikat, karena nelayan dapat berpindah kepada tengkulak lain jika tidak terdapat hutang pada tengkulak sebelumnya. Oleh karena itu, nelayan Pulau Panggang sangat menghindari peminjaman hutang kepada patron di luar urusan usaha perikanan yang mereka jalankan.

Pola ikatan patron-klien yang terjadi dapat berpengaruh pada pengelolaan sumberdaya pesisir di wilayah tersebut. Dalam ikatan yang terjadi, patron dapat

86   

  ataupun sebaliknya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat beberapa aturan antara patron dengan klien yang berpengaruh positif terhadap pengelolaan pesisir. Pertama adalah larangan menggunakan potasium dalam kegiatan perikanan dengan cara tidak menyediakan potasium tersebut untuk nelayan. Kedua adalah kewajiban melaporkan lokasi dan waktu penangkapan bagi nelayan ikan hias untuk menghindari kegiatan perikanan tangkap di zona larangan.

Ikatan patron-klien yang terdapat di Pulau Panggang memiliki tingkat ketergantungan yang berbeda berdasarkan jenis usaha perikanan yang dilakukan. Tingkat ketergantungan paling tinggi terdapat pada ikatan patron-klien pada usaha perikanan tangkap jaring muroami, kemudian pada ikatan patron-klien usaha perikanan tangkap ikan hias, ikatan patron-klien pada usaha perikanan budidaya dan terakhir pada usaha perikanan tangkap bubu. Perbedaan tingkat ketergantungan ini dinilai berdasarkan perbedaan pengaruh patron terhadap usaha perikanan yang klien lakukan.

Terdapat faktor yang berpengaruh pada hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi yaitu ikatan patron-klien dan pengelolaan sumberdaya pesisir. Faktor yang pertama adalah akses aktor terhadap sumberdaya dan yang kedua adalah derajat ketergantungan yang terjadi dalam ikatan patron-klien. Asumsinya, jika akses aktor terhadap sumberdaya semakin rendah, maka derajat ketergantungan yang terjadi dalam ikatan patron-klien semakin tinggi dan hal tersebut akan berpengaruh pada penegakan aturan dari patron yang berdampak positif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir.

8.2 Saran

Adanya pengaruh ikatan patron-klien terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam hal pembuatan kebijakan yang terkait bagi pengelolaan sumberdaya pesisir. Partisipasi masyarakat pesisir harus disertakan tidak hanya dalam pelaksanaan aturan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir, tetapi juga dalam proses pembuatan, pelaksanaan hingga pengawasan. Dengan begitu, masyarakat akan lebih memiliki kesadaran terhadap aturan yang ada. Selain hal tersebut, pemahaman masyarakat setempat mengenai karakteristik sumberdaya alam

setempat yang terangkum dalam pengetahuan lokal masyarakat dapat menjadi tambahan pertimbangan pembuatan aturan pengelolaan sumberdaya pesisir yang memiliki dampak berkelanjutan. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk menyertakan pihak patron maupun klien yang memiliki pengaruh besar pada ikatan tersebut. Untuk kemudian membantu pemerintah dalam tahap pengawasan penegakan aturan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya pesisir.

88   

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anggraini, Eva. 2002. “Analisis Penyusunan Model Pengelolaan Sumberdaya Laut: Tinjauan Sosiologi dan Kelembagaan di Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu”. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. 1999/2000. Buku Informasi Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

Berkes, Fikret. 1989. Common Property Resources, Ecology and Community- Based Sustainable Development. London: Belhaven Press.

Bromley, Daniel W. 1992. Making the Commons Work. San Fransisco: Institute for Contemporary Studies.

Dahuri, M., J.Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Geheb, Kim and Kevin Crean. 2002. “Community-level Access and Control in The Management of Lake Victoria’s Fisheries”. Journal of Environmental Management, Vol. 67, pp 99-106. Tahun 2003

Hartono, Tjahjo Tri & Agus Heri Purnomo & Zahri Nasution. 2007. Sosial Ekonomi Masyarakat Perikanan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Horton, Paul B & Chester L. Hunt. 1991. “Sosiologi”. Terj. Sociology. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Koentjaraningrat. 1990. Kebudayaan dan Mentalitas. Jakarta: Gramedia.

. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Ed 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000. Metodelogi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nikijuluw, Victor.P.H. 1998. “Management of Coastal Areas by Villagers of Jemluk, Bali Island”. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. Vol.1, No.1, Tahun 1998

. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta: Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional (P3R) dan PT. Pustaka Cidesindo.

Platteau , Jean-Philippe.1995. “A Framework for the Analysis of Evolving Patron- Client Ties in Agrarian Economies”. World Development Journal, Vol. 23, No. 5, pp.767-768, Tahun 1995

Ruddle, Kenneth dan Arif Satria. 2010. Managing Coastal and Inland Waters, pre-existing Aquatic Management Systems in Southeast Asia. Germany: Springer.

Saad, Sudirman. 2009. Hak Pemeliharaan dan Penangkapan Ikan Eksistensi dan Prospek Pengaturannya di Indonesia. Yogyakarta: LKiS.

. 2003. Politik Hukum Perikanan Indonesia. Jakarta: Dian Pratama Printing.

Satria, Arif dan Yoshiaki Matsuda. 2004. ” Decentralization Policy: An Opportunity for Strengthening Fisheries Management System?”. Journal of Environment & Development, Vol. 13, No. 2, pp. 179-196, Tahun 2004 Satria, Arif, Yoshiaki Matsuda dan Masaaki Sano. 2006. “Contractual Solution to

the Tragedy of Property Right in Coastal Fisheries”. Journal of Marine Policy, Vol. 30, pp. 226-236, Tahun 2006

Satria, Arif. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.

. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. 2009. Bogor: IPB Press.

Singarimbun Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Subani, Waluyo. 1989. ”Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia”. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, Nomor: 50, Tahun 1988/1989

Tim Editor Sosiologi Umum Institut Pertanian Bogor. 2003. Sosiologi Umum. Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Pustaka Wirausaha Muda.

90   

 

LAMPIRAN

Lampiran 1. Aturan Pusat yang Berlaku di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu

Zona Peruntukan Aktivitas

Diizinkan Dilarang Pulau-Pulau

a. Inti I Perlindungan penyu sisik Pendidikan dan penelitian

ilmiah

‐ Dilarang masuk tanpa izin

dari TNKPS

‐ Seluruh aktivitas manusia

yang merusak alam

‐ Membuat bangunan

Gosong Rengat

b. Inti II Perlindungan mangrove dan

tempat peneluran penyu

Penjaliran Barat, Penjaliran Timur, Peteloran Barat, Peteloran Timur

c. Inti III Perlindungan terumbu karang Pulau Kayu Angin Bira,

Belanda

Perlindungan Pariwisata terbatas, kegiatan

pendidikan, penelitian

Perkemahan, rekreasi pantai dan berlayar

‐ Membangun hotel, rumah,

dan bungalow

‐ Semua aktivitas

memancing kecuali dengan pancing kail

‐ Menebang pohon dan

menambang koral

Pulau Buton, Jagung, Karang Manyang, Rengit, Nyamplung, Sebaru Besar dan Kecil, Lipan, Kapas, Bunder, Hantu Timur dan Barat, Yu Timur dan Barat, Satu dan Kelor Timur

Pemanfaatan Intensif Pariwisata Membangun hotel dan rumah,

penangkapan tradisional, rekreasi dan olahraga air

‐ Merusak terumbu karang

‐ Menebang pohon dan

menambang karang

‐ Mengambil kerang dan

karang untuk dijual

‐ Penangkapan selain

dengan alat tradisional

Pulau Kelor Barat, Gosong Laga, Gosong Sepa, Sepa Barat dan Timur, Jagung, Melinjo, Cina,Semut Besar dan Kecil, Melintang, Perak Petondan Barat dan Timur, Panjang Bawah, KA.Melintan, KA.Putri, Tongkeng, Macan Kecil, Putri Besar dan Kecil, Kuburan Cina, dan Pulau Bulat

92   

 

Pemanfaatan Tradisional Pemanfaatan sumberdaya alam

secara tradisional

Penangkapan tradisional oleh penduduk Kepulauan Seribu dan Budidaya

Seluruh aktivitas yang menyebabkan kerusakan bagi zona inti dan perlindungan

Pulau Dua Barat dan Timur, Kaliage Besar dan Kecil, Semut, Karang Ketamba, Karang Mungu,Opak Besar dan Kecil, Karang Bongkok, Kotok Besar dan Kecil, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Kelapa, Karya, Pramuka, Panggang.

Penyangga Menyangga keberadaan jenis

biota laut dan ekosistem yang terdapat dalam wilayah TNKPS

Pengembangan budidaya dan pengembangan serta

pemanfaatan lain untuk kesejahteraan masyarakat

Seluruh aktivitas yang menyebabkan kerusakan bagi zona inti dan perlindungan

Di luar kawasan taman nasional.

Lampiran 2. Peta Wilayah Zonasi Taman Nasional Kepulauan Seribu

94   

  Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data Kuantitatif

Tabel 1. Tabel Frekuensi Skor Responden berdasarkan Tingkat Pengaruh

Jenis Usaha Perikanan

Variabel Tingkat Pengaruh

Pemberian Modal Penentuan Alat Tangkap Penentuan Harga Ikan Penentuan Hasil Tangkapan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Muroami 1 3 6 3 0 7 0 3 7 10 0 0 Bubu 10 0 0 10 0 0 0 5 5 10 0 0 Ikan Hias 7 2 1 6 1 3 4 3 3 1 3 6 Budidaya 7 2 1 6 0 4 0 6 4 10 0 0

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Tabulasi Silang menggunakan SPSS for Windows versi 16.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Usaha Perikanan *

Tingkat Ketergantungan 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

Jenis Usaha Perikanan * Tingkat Ketergantungan Crosstabulation

Count

Tingkat Ketergantungan

Total

Rendah Sedang Tinggi

Jenis Usaha Perikanan Muroami 1 6 3 10

Bubu 10 0 0 10

Ikan Hias 4 4 2 10

Budidaya 5 5 0 10

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Foto 1. Wilayah Pulau Panggang

96   

  Foto 3. Penempatan Bibit Ikan Kerapu pada Usaha Perikanan Budidaya

PENGARUH IKATAN PATRON-KLIEN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR

(Studi Kasus Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu)

Oleh: Maya Samiya

I34070084

Dosen Pembimbing Dr. Arif Satria, SP, M.Si

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

MAYA SAMIYA. The Effect of Patront-Client Ties in Coastal Resource Management Case Study on Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Under supervision of ARIF SATRIA.

This paper focuses on analyzing the effect of patron-client ties in coastal resource management in Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Patron-client ties are the particular characteristic in coastal community. Patron-client usually understood as asymmetrical, long-term, and multifaceted relations that comprised a strong element of affection and stretch over a wide and loosely defined domain. The mutual obligations of this parties are the exchange of specific goods and services. This paper also shows the patterns of patron-client ties in fisheries enterprise, and its impact to coastal resource management. By analyzing its impact on coastal resource management, the government should consider the participation of coastal community in rules making.

ii   

 

RINGKASAN

MAYA SAMIYA. Pengaruh Ikatan Patron-Klien terhadap Pengelolaan Sumberdaya Pesisir: Studi Kasus Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. (Di bawah bimbingan ARIF SATRIA)

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alamnya. Agar kondisi tersebut dapat terus terjaga diperlukan suatu pengelolaan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan baik dari segi ekonomis maupun ekologis. Pengelolaan sumberdaya dapat berjalan secara baik jika terdapat partisipasi dari setiap pihak yang terkait dengan sumberdaya tersebut. Pihak yang secara langsung menerima dampak dari pengelolaan sumberdaya pesisir adalah masyarakat pesisir. Dalam hubungan sosial yang terjadi di wilayah pesisir, terdapat suatu kekhasan hubungan yaitu adanya ikatan patron-klien sebagai upaya penjaminan kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat. Ikatan patron-klien yang terjadi pada usaha perikanan yang dijalankan oleh masyarakat, dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rezim pengelolaan yang terdapat di wilayah pesisir Pulau Panggang, mempelajari pola ikatan patron-klien pada wilayah tersebut, serta menganalisis pengaruh ikatan patron-klien terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penduduk Pulau Panggang yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan sampel dari penelitian ini diperoleh melalui teknik pengambilan sampel acak distratifikasi (stratified random sampling). Teknik ini digunakan karena populasi tersebut terbagi menjadi empat kategori nelayan yang berbeda yaitu: nelayan perikanan tangkap jaring muroami, nelayan perikanan tangkap bubu, nelayan perikanan tangkap ikan hias serta nelayan perikanan budidaya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif. Metode pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi langsung pada objek penelitian. Sedangkan pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner, dengan teknik wawancara langsung kepada responden penelitian. Data kuantitatif yang didapat, digunakan sebagai pendukung data kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua rezim pada pengelolaan sumberdaya pesisir di Pulau Panggang, yaitu rezim pemerintah dan rezim masyarakat. Sementara pola ikatan patron-klien pada wilayah tersebut memiliki pola umum pada tiap jenis usaha perikanan yang berbeda yaitu, ikatan yang terjadi tidak terlalu mengikat, karena nelayan dapat berpindah kepada tengkulak lain jika tidak terdapat hutang pada tengkulak sebelumnya. Ikatan patron-klien yang terjadi di wilayah pesisir Pulau Panggang memiliki pengaruh terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Hal ini dapat dilihat dari adanya aturan-

aturan dalam ikatan yang berpengaruh positif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir. Aturan tersebut yaitu: larangan penggunaan potasium dan bom pada usaha perikanan dengan cara tidak menyediakan potasium bagi nelayan dan kewajiban yang terdapat pada nelayan ikan hias untuk melaporkan lokasi dan waktu penangkapan ikan kepada patron.

Hasil penelitian menemukan terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ikatan patron-klien dan pengelolaan sumberdaya pesisir. Faktor tersebut adalah akses aktor terhadap sumberdaya dan derajat ketergantungan dalam ikatan patron-klien. Dengan asumsi, jika akses aktor terhadap sumberdaya semakin rendah, maka derajat ketergantungan yang terjadi dalam ikatan tersebut semakin tinggi. Hal tersebut akan berpengaruh pada penegakan aturan dari patron yang berdampak positif terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir.

PENGARUH IKATAN PATRON-KLIEN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR

(Studi Kasus Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu)

Oleh: Maya Samiya

I34070084

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama Mahasiswa : Maya Samiya

Nomor Pokok : I34070084

Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul : Pengaruh Ikatan Patron-Klien terhadap Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir (Studi Kasus Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Arif Satria, SP, M.Si NIP. 19710917 199702 1 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Dr. Soeryo Adiwibowo, MS. NIP. 19550630 198103 1 003

ii   

 

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PENGARUH IKATAN PATRON-KLIEN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR (STUDI KASUS PULAU PANGGANG, KELURAHAN PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU), ADALAH BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN, SEMUA DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN TELAH DINYATAKAN DENGAN JELAS DAN DAPAT DIPERIKSA KEBENARANNYA.

Bogor, 21 Januari 2011

Maya Samiya I34070084

RIWAYAT HIDUP

 

Maya Samiya dilahirkan di Cairo pada tanggal 21 Mei 1989. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pendidikan yang telah ditempuh adalah taman kanak-kanak selama satu tahun di TK Aisyiyah IV Jakarta, sekolah dasar selama enam tahun di SDS Muhammadiyah 06 Jakarta, sekolah menengah pertama selama tiga tahun di SMPN 115 Jakarta, dan sekolah menegah atas selama tiga tahun di SMAN 37 Jakarta. Masuk universitas pada tahun 2007 di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis merupakan mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) dengan minor Manajemen Fungsional.

Mulai aktif berorganisasi sejak di bangku sekolah menengah pertama. Pada bangku kuliah, penulis aktif dalam komunitas radio kampus IPB Agri FM sebagai penyiar, dan program director. Serta aktif dalam UKM Kesenian IPB Gentra Kaheman, dalam divisi tari saman. Penulis pernah meraih prestasi sebagai lulusan terbaik SMA N 37 Jakarta dan Juara I dalam lomba debat tingkat nasional dengan tema ”Ekologi Politik” pada acara INDEX. Selain itu, penulis juga pernah menjadi reporter magang di TVRI Nasional, serta moderator dan pembawa acara pada beberapa kegiatan di dalam dan luar kampus.

Penulis memiliki hobi membaca, dan traveling. Penulis juga memiliki minat yang besar pada isu-isu pengembangan masyarakat serta kajian sosial pesisir dan kelautan.

iv   

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, ridho dan segala kemudahan dalam proses penulisan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Ikatan Patron-Klien terhadap Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (Studi Kasus Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu)” ini merupakan syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi bidang keilmuan khususnya dalam bidang pengelolaan sumberdaya pesisir.

Bogor, 21 Januari 2011

Maya Samiya I34070084

UCAPAN TERIMA KASIH

 

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT pengatur dan pemerlancar segala urusan. Atas rahmat dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Arif Satria, SP, MSi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan tenaga untuk dapat membimbing, memberi saran, kritik, bantuan baik moril maupun materil serta motivasi yang demikian besarnya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

2. Dr. Satyawan Sunito, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Serta Dr. Anna Fatchiya selaku Dosen Penguji skripsi.

3. Kedua orangtua tercinta Komariah Karim dan Budiman Latief Sa’dami atas segala doa yang mengalir tanpa diminta dan motivasi agar penulis dapat terus membanggakan keluarga.

4. Ibu, Encah, Abang Ridwan, Anna, Romy dan Raehan atas segala keceriaan, dukungan dan doa bagi penulis.

5. Bakhtiar Rahmat Imawan atas segala doa, semangat, dan nasehat agar penulis tetap berjuang meraih mimpi.

6. Dewi, Aci, Asih, Bio dan Uty untuk tawa, cerita, semangat dan dukungan yang memberi kekuatan penuh pada penulis untuk dapat menyelesaikan

Dokumen terkait