• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Perilaku Phubbing

2. Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Chotpitayasunondh (2016) , faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku phubbing antara lain adalah:

a. Kecanduan Smartphone

Penggunaan smartphone yang bermasalah berkaitan dengan penarikan, intoleransi, perilaku kompulsif dan gangguan fungsional.

Penggunaan smartphone yang berlebihan dengan perilaku memeriksa smartphone secara berulang-ulang juga terkait dengan masalah hubungan interpersonal dan pengembangan kepercayaa, gangguan aktifitas sosial lainnya dan ketidakamanan dalam hubungan romantis dengan pasangan.

b. Fear of missing out

Ketakutan, kekhawatiran, dan kegelisahan adalah gambaran yang mungkin dimiliki orang-orang sehubungan dengan berada di atau luar adanya peristiwa, pengalaman, dan percakapan yang terjadi di lingkungan sosialnya.

Orang-orang yang memiliki rasa tidak aman terkait dengan penggunaan ponsel yang terus-menerus. Kecemasan ini tentang

22

ketertinggalan dari informasi yang juga memainkan peran penting dalam layanan jejaring sosial, kepuasan kebutuhan, kepuasan hidup, dan suasana hati, yang semuanya telah terhubung ke tingkat kecanduan smartphone.

c. Kontrol Diri

Ketiga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrol diri terkait erat dengan perilaku adiktif (kecanduan) dan juga telah dikaitkan dengan penggunaan smartphone yang bermasalah. Dikatakan bahwa, mirip dengan gejala-gejala ketergantungan, orang-orang dengan gangguan tinggi atau tingkat kesulitan yang tinggi mengendalikan impuls mereka mungkin tidak dapat mengontrol penggunaan ponsel mereka. Sementara itu, kurangnya ketekunan dapat mengganggu fokus tugas dan meningkatkan insiden gangguan yang tidak relevan, yang juga dapat meningkatkan frekuensi penggunaan ponsel. Oleh karena itu masuk akal untuk menyarankan bahwa kontrol diri dalam memprediksi kecanduan smartphone. Pada akhirnya dapat memprediksi penggunaan smartphone bermasalah menjadi perilaku phubbing.

Karadag, dkk (2015) juga menambahkan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku phubbing, yaitu:

a. Gangguan komunikasi

Mengindikasikan bahwa seseorang yang sering mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan menggunakan ponsel mereka dalam lingkungan interaksi sosial.

b. Memiliki obsesi pada smartphone

Terindikasikan bahwa seseorang yang selalu membutuhkan smartphone di dalam lingkungan sosial mereka. Mereka akan sulit berjauhan dengan smartphone.

Kadarag, dkk (2015) menambahkan faktor-faktor pendukung perilaku phubbing lainnya, yaitu:

a. Kecanduan Smartphone

Kecanduan teknologi ini memiliki konsekuensi seperti penggunaan teknologi yang berlebihan, ditambah dengan fitur-fitur menarik memiliki efek yang signifikan. Kecanduan ini sebagian besar mempengaruhi kehidupan manusia.

b. Kecanduan internet

Studi ini menunjukkan bahwa smartphone saja tidak bermasalah, yang menjadi masalah adalah yang disebabkan oleh aplikasi didalamnya.

Salah satu yang menjadi masalahnya adalah tetap online untuk waktu yang lama (Chou, 2000). Fakta bahwa durasi waktu yang dihabiskan untuk internet memicu penggunaan internet yang patologis (Nalwa, 2003).

c. Kecanduan sosial media

Media sosial yang mencakup banyaknya situs seperti permainan, komunikasi, pertukaran informasi dan berbagai multimedia yang dapat mendorong seseorang untuk tetap online dari komputer maupun smartphone. Media sosila di komputer membutuhkan meja, beda

24

halnya dengan smartphone yang dapat dibawa kemana-mana setiap saat.

d. Kecaduan game

Kecanduan game adalah salah satu yang dapat meningkatkan perilaku phubbing. Hal ini dibantu dengan individu yang tidak memiliki keterampilan manajemen waktu dalam menggunakannya untuk menghindar dari masalah dan sebagai alat relaksasi mental (Wood, 2008).

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi perilaku maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku phubbing yaitu kecanduan atau penggunaan smartphone yang berlebihan, faktor Fear of missing out atau ketakutan akan ketertinggalan informasi dan faktor kontrol diri. Adapun faktor yang dikemukakan oleh Karadag ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku phubbing yaitu gangguan komunikasi dan memiliki obsesi pada smartphone. Ada empat faktor pendukung seseorang melakukan phubbing yaitu kecanduan smartphone, kecanduan internet, kecanduan sosial media, dan kencanduan game.

C. Pengaruh Phubbing terhadap Interaksi Sosial pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Pekanbaru

Komunikasi yang baik yaitu komunikasi yang terjadi jika adanya hubungan timbal balik. Pada masa remaja, berinteraksi sangat penting dalam masa perkembangannya karena banyaknya tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi yaitu perkembangan fisik, psikis dan yang paling utama adalah perkembangan secara sosial. Menurut Hinigharst (dalam Sarwono, 2006) mengatakan bahwa seorang remaja harus memiliki interaksi sosial yang baik dengan lingkungannya. Semakin baik kemampuan interaksi sosialnya, biasanya semakin mudah mendapatkan teman, maupun berkomunikasi dengan baik dan semua itu dilakukan tanpa menyebabkan perasaan tegang ataupun perasaan tidak enak yang mampu mempengaruhi emosinya.

Menurut Bonner (dalam Ahmadi, 2002) mengatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu yang lain. Di setiap terjadinya interaksi sosial maka adanya timbal balik antara individu dengan individu yang lain. Hubungan timbal balik yaitu hubungan yang saling menguntungkan satu dengan yang lain. Pada perilaku phubbing hubungan timbal balik tidak terjadi dengan baik, karena phubber tidak akan merespon dengan simpati bahkan terkesan tidak peduli.

Menurut Karadag (2015) menyatakan bahwa phubbing dapat diartikan sebagai perilaku menyakiti perasaan lawan bicara yang menunjukkan sikap acuh tak acuh dan membuat orang lain merasa tidak dihargai yang dilakukan

26

berulang kali oleh seseorang dalam berinteraksi yang terjadi dalam interaksi individu pada individu, individu pada kelompok, dan kelompok pada kelompok. Smartphone digunakan sebagai alat untuk memenuhi kesepian atau kesendirian dan kebutuhan untuk mengelola diri sendiri. Saat seseorang merasakan kesepian seseorang akan lebih memilih untuk melakukan phubbing daripada harus berinteraksi dengan orang lain. Biasanya hal ini sering terjadi saat seseorang berada di tengah keramaian, saat makan, dan berkumpul dengan keluarga (Pinchot dkk, 2010).

Seseorang yang disibukkan dengan smartphonenya dibandingkan harus berinteraksi dengan lawan bicara atau membangun hubungan dengan lingkungan. Padahal salah satu bentuk indikator suatu komunikasi dikatakan efektif adalah kesamaan pemahaman antara pengirim dan penerima pesan (Devito, 2015). Jika salah satu individu menggunakan smartphone saat terlibat dalam perbincangan bukan tidak mungkin bahwa mereka tidak menyerap informasi secara maksimal dan sebagai akibatnya lawan *bicara mereka harus mengulang pernyataan yang sama.

Adapun penelitian dari Yusnita (2017) menunjukkan hasil temuannya bahwa phubbing berkorelasi negatif terhadap interaksi sosial. Hal ini mempertegas hasil penelitian Firdaus (2015) yang menunjukkan bahwa smartphone mempengaruhi proses interaksi sosial. Smartphone menjadikan seseorang malas untuk berinteraksi baik kepada teman dan keluarga, hal ini dikarenakan lebih suka menggunakan fitur sosial media dan smartphone dapat menghilangkan rasa solidaritas dan rasa hormat kepada sesama.

Dokumen terkait