• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Dalyono (2009:55-60) dalam proses pembelajaran tidak semua siswa dapat mengukuti pembelajaran secara optimal. Ada siswa yang pandai dan ada juga siswa yang kurang pandai. Dari sinilah ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan kemampuan siswa tersebut. Berhasil atau tidaknya sesorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseoarang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

b. Intelegensi dan bakat

Seseoarang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

c. Minat dan motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain

karena einginan yang luat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia.

Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak/pendororng untuk melakukan sesuatau pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan.

d. Cara belajar

Belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis , psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

a. Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

b. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode pengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya, baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar,

d. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempenharuhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan luas lintang, iklim dan sebagainya.

Sedangkan menurut Walgito (2005: 151-157) “agar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya, haruslah diperhatikan faktor-faktor yang terdapat didalam belajar itu”. Didalam belajar akan didapati adanya:

a. Faktor Anak atau Individu Yang Belajar

Faktor individu merupakan faktor yang penting. Anak jadi belajar atau tidak adalah adalah tergantung kepada anak itu sendiri. Walaupun mungkin faktor yang lain telah memenuhi persyaratan, tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai kamauan untuk belajar maka proses belajar itu tidak terjadi.

1) Faktor fisik. Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Fisik harus dalam kondisi yang baik, dalam arti sehat. Bila badan sakit maka akan berpengaruh terhadap belajar anak.

2) Faktor psikis. Faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal ini ialah bahwa individu harus mempunyai kesiapan mental untuk menghadapi tugas.

Kesiapan mental ini mempengaruhi motif, minat, perhatian, konsentrasi dan sebagainya.

a) Motif. Motif merupakan hal yang paling penting dalam manusia berbuat. Dengan motif yang kuat maka individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang akan ditentukan.

b) Minat. Salah satu faktor yang turut menentukan atau mempengaruhi motif ialah minat. Apabila anak telah mempunyai minat maka akan mendorong inividu untuk berbuat sesuai dengan minatnya.

c) Konsentrasi perhatian. Agar belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, maka diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari.

b. Faktor Lingkungan Anak

Dalam proses belajar, faktor lingkunganjuga memegang peran yang penting. Pengertian lingkungan disini adalah termasuk peralatan. Oleh karenanya hal ini harus mendapatkan perhatian sebaik-baiknya. Faktor lingkungan ini berhubungan dengan:

1)Tempat. Tempat belajar yang baik adalah merupakan tempat yang tersendiri, yang tenang, warna dindingnya sebaiknya jangan sampai ada hal-hal yang dapat mengganggu perhatian.

2)Alat-alat untuk belajar. Belajar tidak dapat berjalan dengan baik bilamana tanpa alat-alat belajar yang cukup. Proses belajar akan terganggu kalau alat yang diperlukan tidak ada.

3)Suasana. Hal ini berhubungan erat dengan tempat. Hendaknya dapat diciptakan suasana belajar yang baik. Suasana belajar yang baik akan memberikan motivasi yang baik terhadap proses belajar dan ini akan berpengaruh baik terhadap prestasi belajar anak-anak.

4)Waktu. Pembagian waktu untuk belajarpun harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

5)Pergaulan. Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh karena itu hendaknya dijaga agar anak bergaul dengan anak-anak yang suka belajar. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap motif anak untuk belajar.

c. Faktor Bahan atau Materi Yang Dipelajari

Bahan yang dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar apa yang akan ditempuh. Jadi teknik atau metode belajar dipengaruhi atau ditentukan oleh macam materi yang dipelajari.

1) Pada umumnya belajar cara keseluruhan lebih baik dari pada belajar secara bagian-bagian.

2) Sebagaian waktu belajar disediakan untuk melakukan ulangan. Ulangan ini digunakan untuk mengecek sampai dimana bahan yang dipelajari itu tinggal dalam ingatan.

3) Atas apa yang dipelajari hendaknya diadakan ulangan sekerap mungkin. Semakin kerap diingat maka akan makin baik tinggal diingatan.

4) Di dalam mengulangi bahan pelajaran hendaknya dipakai spaced repetition, yaitu mengulangi dengan waktu tenggang.

5) Apabila materi yang dipelajari tidak mempunyai arti, maka pergunakanlan cara mneumoteknik, yaitu bahan yang satu dihubungkan dengan bahan yang lainnya hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti.

Djamarah (2011:175) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor Lingkungan: lingkungan alami, lingkungan sosial budaya. 2) Faktor Instrumental: kurikulum, progam, sarana dan fasilitas, guru. 3) Kondisi Fisiologis

4) Kondisi Psikologis: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor fisiologis (kondisi jasmani/kondisi fisik) dan faktor psikologis (minat, intelegensi, motivasi, bakat, sikap siswa terhadap mata pelajaran)

b) Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar luar diri siswa yang meliputi lingkungan fisik dan sosial dan instruen yang berupa kurikulum, progam, metode mengajar, guru, sarana dan fasilitas.

2.1.6. Jenis dan Sistem Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar

Menurut Sudjana (2011: 5) “dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan”.

1. Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki progam pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

2. Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

3. Penilaian diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial

(remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya

disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

4. Penilaian selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk kelembaga pendidikan tertentu.

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui

keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu progam belajar dan

penguasaan belajar seperti yang diprogamkan sebelum memulai kegiatan

belajar untuk progam itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi progam baru dan kecocokan progam belajar dengan kemampuan siswa.

Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menurut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menurut jawaban secara tulisan), da nada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-sola tes ada yang disusun dalam bentuk obyektif, ada juga yang dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll.

2.1.7. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

Menurut Azwar (2014: 18-21) hasil tes

prestasi merupakan salah satu informasi penting guna pengambilan keputusan pendidikan. Namun perlu diingat bahwa bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang benar dan dapat dipercaya banyak tergantung pada sejauh mana tes yang digunakan itu memenuhi kriteria sebagai tes prestasi yang layak. Tes prestasi yang layak tentulah dapat diperoleh apabila penyusunannya didasari oleh prinsip-prinsip pengukuran yang berlaku sehingga menjadi sarana yang positif dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Grounlund (dalam Azwar 2014: 18) dalam bukunya mengenai penyusunan prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut:

1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan intruksional.

2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh progam intruksional atau pengajaran.

3. Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5. Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hari.

6. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

2.2. Minat Membaca

Menurut Rahim (2005: 28) “ minat baca ialah keinginan yang kuat disertai dengan usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan mewujudkannya dalam kesediannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri atau dorongan dari luar ”.

Dokumen terkait