• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Faktor yang Mendorong Pelajar SMA Negeri 3 Makassar

Cerminan remaja terkhsusus para pelajar sebagai generasi penerus bangsa sesungguhnya merupakan cerminan bagaimana bangsa kita kedepannya. Kondisi pelajar yang berada di SMA Negeri 3 Makassar merupakan salah satu problema sosial yang hendaknya diperhatikan sedini mungkin. Sebab mereka adalah generasi penerus yang sebaiknya memiliki moral dan akhlak yang tinggi dan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dengan hal-hal yang baik tanpa mengurangi perilaku yang baik.

Tak seperti proses keputusan pembelian dalam pasar organisasi, yang dipengaruhi oleh personil pusat pembelian atau faktor lain (misalkan permintaan turunan dan kebijakan perusahaan), proses keputusan pembelian memang dipengaruhi oleh faktor pribadi, psikologi dan sosial (Monle Lee dan Carla Jhonson, 2004: 113). Kepemilikan dalam penggunaan smartphone terkhsus bagi para pelajar dilihat dari beberapa faktor.

Faktor pribadi seperti tingkat pendapatan dan pekerjaan, pelajar sangat dibantu, serta cenderung membuat pilihan berbeda menyangkut penggunaan

smartphone. Adanya keinginan sendiri untuk memilikinya, tanpa adanya dorongan

dari orang lain. Karakteristik seperti usia, para pelajar telah diberikan kesempatan untuk menggunakan dikarenakan sudah layak dan mereka telah banyak mengetahui tentang dunia luar. Tingkat pendidikan pelajar SMA yang rentan umurnya mulai dari 15 tahun ke atas memiliki rasa penasaran sangatlah tinggi, hingga berbagai macam kehidupan mereka hadapi. Smartphone menjadi alat kebutuhan bagi mereka,

pekerjaan sebagai pelajar dapat memudahkan proses belajar mengajarnya. Serta tingkat pendapatan orang tua menjadi alasan dalam pembelian tanpa melihat murah atau mahalnya.

Faktor psikologi dalam penggunaan smartphone, para pelajar memiliki dorongan, persepsi, gaya hidup, dan motivasi yang berbeda-beda dalam sebuah informasi barang atau produk. Meskipun barang yang dipasarkan melalui media tidak dapat mengendalikan persepsi orang, hanya saja sering kali mencoba mempengaruhinya. Munculnya sebuah produk melalui iklan-iklan menjangkau konsumen di bawah ambang kesadaran yang telah memebesar-besarkan akibat frekuensi praktik –praktik tersebut.

Faktor sosial pun menjadi bagian dari hal yang mendorong penggunaan

smartphone adanya keyakinan, nilai, dan simbol yang dibagi bersama oleh

masyarakat dan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya membentuk sebuah budaya. Perbedaan-perbedaan nilai dalam berbagai budaya yang menjadikan para pelajar menggunakan smartphone. Adanya pula rujukan dari teman-teman, serta adanya status sosial keluarga sehingga mereka lebih mudah memndapatkan dan menggunakanya.

Menurut Baudrillard (Ritzer, 2014: 95) menyatakan “bahwa masyarakat konsumsi tidak lagi digerakkan oleh kebutuhan dan tuntutan konsumenn, melainkan oleh kapitalis roduksi yang sangat besar, rasionalitas konsumsi dalam sistem masyarakat konsumsi telah jauh berubah, karena saat ini masyarakat membeli barang bukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan , namun lebih sebagai pemenuhan hasrat, oleh karena itu proses konsumsi bukan hanya sekedar proses ekonomi melainkan melibatkan proses psikologi”

Artinya selain adanya faktor ekonomi, sosial yang mampu menunjang pelajar mampu menggunakan smartphone. Akan tetapi lebih pula kepada dorongan dari psikologi yang objek hasrat yang muncul secara bawah sadar secara imajiner, dan mencari sebuah substansi dalam dunia objek simbol-simbol barang dikonsumsi. Masyarakat konsumsi akan membeli simbol-simbol yang melekat pada suatu objek, sehingga objek-objek konsumsi dalam masyarakat banyak yang terkikis nilai guna dan nilai tukarnya.

Era modern yang diidentikkan dengan masyarakat digital, setiap aktivitas manusia yang akan digerakkan dengan serangkaian teknologi. Hal inilah yang dikemukakan oleh Baudrillard (Nanang Martono 2014: 216) bahwa teknologi adalah sebuah kemajuan. Seseorang yang menggunakan teknologi akan tercerminkan bahwa sebuah kemajuan, selain itu menjadikan pula sebagai simbol status bagi pemakainnya yang dapat dipertontonkan kepada khalayak.

Smartphone awalnya memiliki daya guna dan manfaat sebagai penunjang

dalam pembelajaran. Pelajar dengan mudah membuka internet dengan mencari sumber pembajaran seperti ada beberapa mata pelajaran yang sangat membutuhkan

smartphone seperti mata pelajaran bahasa inggris. Dengan mudahnya membuka

aplikasi kamus bahasa tanpa mengandalkan kamus manual yang begitu tebal, mata pelajaran matematika yang membutuhkan kalkulator, mata pelajaran sosiologi yang ketika menemukan istilah-istilah ilmiah bisa menemukan melalui internet di Geogle, begitu pun mata pelajaran yang lainnya. Samrtphone sangatlah membantu bagi para

pelajar terkhusus di SMA Negeri 3 Makassar. Berbagai memanfaatan smartphone oleh pihak sekolah, tanpa menggunakan wifi sekolah, dengan smartphone para pelajar bisa mengakses dengan lancar.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara beberapa guru mata pelajaran mengizinkan para pelajar menggunakan dikarenakan buku-buku paket terbatas sehingga salah satu cara untuk mengefesienkannya dengan membuka smartphone untuk memcari bahan ajar. Kemudian tidak diperkenankannya menjual lembar kerja siswa (LKS) sehingga para guru dengan mudah memberikan kesempatan kepada pelajar untuk membuka internet mencari jawaban-jawaban berkaitan dengan soal yang diberikan.

Proses belajar mengajar selain menggunakan sistem tatap muka dalam suatu ruangan. Bisa pula melalui media Elearning (elektronic learning) Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang bisa di donload melalui

smartphone mereka. Sehingga guru dan para pelajar tidak harus bertatap muka, bisa

dilakukan proses belajar mengajar dengan jarak jauh. Dalam hal ini dapat melalui media email, blog, teleconfrens, atau web resmi sekolah.

Smartphone ini sangat memberikan solusi mudah untuk kehidupan sehari-hari pelajar. Seperti untuk mencari alamat teman-temannya hanya perlu membuka geogle map. Dengan kecepatan internet dengan waktu yang singkat alamat pun diketahui, dengan inginnya berkomunikasi dengan melihat video atau gambar hanya membuka aplikasi BBM atau Line mereka lebih mudah untuk menggunakannya. Beberapa aplikasi games-games yang berpoint, jika mengumpulkan point, para

pelajar bisa menukarkan berupa snack atau makan ringan di toko-toko yang mensponsori seperti AlfaMart. (pengakuan dari beberapa infroman).

Perilaku pembeli dapat dipengaruhi pula oleh sebuah kelompok rujukan, termasuk keluarga, teman, dan organisasi-organisasi profesional. Kelompok ini bisa terdiri dari satu atau lebih orang yang memberikan pengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan pelajar.

Para pelajar mulai dibekali dengan pengetahuan dalam pengoprasikan dalam pemanfaatan teknologi terhusus smartphone. Agar nilai-nilai asing yang masuk melalui media tersebut dapat disaring, oleh sebab itu guru beserta staff tidak terlepas dari kontrol dan memberikan banyak aktifitas ekstrakurikuler untuk menunjang bakat mereka dari segala bidang keterampilanya sehingga tidak terlepas dari berbagai perestasi yang dimiliki oleh para pelajar.