• Tidak ada hasil yang ditemukan

a Radio Regulation

STASIUN RADIO AMATIR

16. FASILITAS REPEATER

Bahwa fasilitas repeater merupakan stasiun pengulang otomatis untuk menambah jarak jangkauan dari stasiun amatir radio. Komunikasi melalui fasilitas repeater dibatasi oleh pengatur waktu.

Fasilitas repeater dapat digunakan untuk sarana memanggil amatir radio lainnya atau tempat meneruskan berita-berita darurat.

Selama komunikasi masih dapat dilaksanakan dengan metode point-to-point, maka tidak perlu menggunakan fasilitas repeater.

Dapat memanggilnrekan di Repeater namun setelah itu segera berpindah ke frkuensi lain dan bekerja dengan metode point to point.

Gunakanlah repeater seperlunya, hindarkan pembicaraan yang berkepanjangan. Jangan mengaktifkan repeater dengan panggilan CQ.

COPYED BY YB1PR

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan marabahaya ini antara lain : a. Persiapkanlah terlebih dahulu berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar

penyampaian berita effisien dan efektif.

b. Usahakan selalu berbicara tepat dimuka mike agar supaya suara/berita dapat diterima dengan jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan.

c. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena umumnya berbicara lebih cepat dari pada dari pada mekanisme tombol PTT.

d. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuyk berbicara cepat, harus dijaga supaya berita dapat sampai ketujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk berbicara perlahan dan jelas, KETEPATAN BERITA ADALAH UTAMA, KECEPATAN ADALAH KEDUA.

e. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan membawa kesan negatif terhadap Amatir Radio.

f. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena dapat disalah artikan.

g. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja kata per kata, misalnya nomor "satu kosong tiga lima" dan "tidak seribu tiga puluh lima" yang mungkin sulit dicatat.

h. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena NCS atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang memanggil.

i. Jangan mencoba untuk menjadi relay station, apabila tidak diminta oleh NCS.

j. Jangan anda menerima begitu saja berita tanpa dimengerti, artinya tanyakan sekali lagi sehingga anda-benar-benar mengerti maksudnya.

k. Yang terpenting kirimkanlah berita berdasarkan fakta yang sebenarnya tidak berdasarkan desas desus.

l. Harus selalu mengetahui secara tepat lokasinya anda, sehingga memudahkan stasiun untuk memberikan petunjuk langsung.

m. Didalam mengirimkan berita dengan handy Transceiver (HT) usahakan supaya anda tetap berada di posisi pada waktu transit dan tidak berjalan-jalan, karena dapat mengakibatkan berita tidak diterima secara sempurna.

n. Stasiun yang tidak mempunyai berita atau tidak dipanggil, tidak perlu mengudara, anda hanya berbicara kalau ada berita atau dipanggil, usahakan supaya frekuensi selalu clear.

COPYED BY YB1PR

b. Telegraphi (CW) c. Radio Teletype (RTTY)

Masih banyak kelas emisi lainnya yang dapat dipergunakan oleh seorang amatir radio namun pada prinsipnya caranya sama dengan salah satu jenis kelas emisi di atas. Untuk jenis kelas emisi AJ, kecepatan berkata rata -rata mencapai 150~200 kata per menit. Sehingga sebetulnya tidak perlu digunakan singkatan-singkatan.

Usahakan untuk mengucapkan semua kata -kata dengan langsung dan jelas serta to the point. 19. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BERKOMUNIKASI

Dalam berkomunikasi perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : a. Pada Phone (AJ) :

1). Monitor (dengarkan)dengan baik. Jawablah panggilan CQ yang paling jelas dan baik, walaupun kadang-kadang signalnya lemah. Tinggalkanlah stasiun-stasiun pemanggil CQ yang beroperasi dengan power yang berlebihan dan menyebabkan splatters atau spurious karena dengan demikian anda membantu mengurangi pencemaran frekuensi. 2) Gunakanlah VOX (Voice Automatic Control) atau PTT (Push-To-Talk), Penggunaan

VOX/PTT, lepaskan PTT/VOX Cut off sesering mungkin untuk mengetahui ada atau tidaknya kemungkinan double transmission dengan stasiun lawan bicara anda.

3) Jangan menjadi seorang yang MONOLOGOUS.

4) Dengarkan dahulu sebelum mulai dengan pancaran anda. Tindakan yang perlu dilakukan adalah :

• Yakinkanlah diri anda bahwa frekuensi sedang tidak dipergunakan.

• Bila frekuensi ternyata sedang dipergunakan,padahal anda perlu menggunakannya, sabarlah menunggu sampai QSO selesai, baru anda masuk. Jangan sekali-sekali menganggu QSO yang sedang berlangsung, kecuali ada hal-hal yang penting.

• Jangan sampai anda dipersilahkan sebagai seorang "breaker" sebaliknya anda sendiri jangan menyebutkan seseorang sebagai "breaker"

• Ketahui terlebih dahulu siapa-siapa yang bekerja di frekuensi, sehingga bila anda dipersilahkan tidak perlu bertanya lagi "siapa yang menerima saya?"

5) Sebutkan nama panggilan anda sesering mungkin. 6) Jagalah modulasi anda konstan.

7) Jangan berbicara tentang hal-hal yang tidak pantas dan melanggar norma-norma kesusilaan/kesopanan.

8) Jika berada didalam suatu Group pada frekuensi (Round Table QSO) usahakan untuk tidak mengadakan transmisi yang panjang dan tetap berorientasi kepada NCS.

COPYED BY YB1PR

anda

3) Jangan mengetok dengan kecepatan di atas kemampuan menerima, karena stasiun lawan anda akan berusaha mengetok sama cepat dengan ketokan anda.

4) Jangan segan-segan untuk minta QRS/QRO

5) Harus menguasai mengenai CW Ending Signals dengan baik, agar supaya tidak salah pengertian.

Contoh Ending Signals : __

AR : digunakan sebelum QSO betul-betul mulai, akhir dari suatu message, transmisi (over)

K : semua stasiun boleh masuk, invitation to transmit (go ahead). __

KN : hanya stasiun tertentu yang dituju, yang diharapkan untuk transmit (over/go only).

__

SK akhir sebuah QSO/end of contact dan masih dapat menjawab panggilan baru (over).

CL closing station, QRT, tidak mendengarkan atau menjawab panggilan berikutnya (clear off).

c. RADIO TELETYPE (RTTY)

1) Untuk conventional RTTY dipakai kecepatan 45.45 baud per menit sedangkan untuk AMTOR dipakai kecepatan 100 baud per menit.

2) Semua identifikasi stasiun untuk mode RTTY harus didalam CW 3) Ending signals sama dengan Ending Signals untuk CW

4) Khusus untuk mode AMTOR, panggilan CQ dilakukan dengan mempergunakan Mode FEC (Forward Error Correction)

COPYED BY YB1PR

42/DIRJEN/87 juncto SK No.22/DIRJEN/88 pasal 47, yang harus dipatuhi Amatir Radio : a. Saling berkomunikasi dengan stasiun radio yang tidak mempunyai izin/tidak mempunyai

identifikasi.

b. Memancarkan kembali (relay) suara musik.

c. Memancarkan kembali (relay) siaran radio pemerintah atau swasta/umum, siaran tv dan sebagainya

d. Memancarkan atau menerima berita dengan mempergunakan bahasa sandi dan atau peralatan pengubah audio.

e. Menyambungkan peralatan komunikasi Amatir Radio dengan jaringan telekomunikasi untuk umum.

f. Memancarkan berita-berita atau panggilan marabahaya palsu. g. Memancarkan atau menerima berita yang bersifat komersiil/dagang.

h. Memancarkan dan menerima bagi pihak ketiga, kecuali yang bersifat penyelamatan jiwa manusia/harta benda (marabahaya)

i. Memancarkan berita yang bersifat politik, menghasut, adu domba dan sebagainya, yang dapat menimbulkan gangguan keamanan Negara atau ketertiban umum.

j. Memancarkan berita yang melanggar kesusilaan.

k. Memancarkan dan menerima berita dengan memergunakan Nama Panggilan samaran fdan tidak menggunakan Nama Panggilan yang telah ditetapkan baginya.

l. Stasiun Radio Amatir atau Perangkat Radio Amatir dilarang digunakan sebagai sarana komunikasi untuk dinas Instansi Pemerintah atau Badan bukan Pemerintah.

21. LAIN-LAIN

a. Bagi Anggota Tingkat Siaga :

Tidak diperkenankan untuk mengadakan komunikasi dengan stasiun Amatir Radio diluar negeri; secara tidak langsung anggota Tingkat Siaga dapat berlatih DX-ing di Club Station; b. Bagi Anggota Kehormatan:

Tidak diperkenankan untuk mengadakan komunikasi dengan stasiun amatir radio luar negeri mengingat belum memiliki persyaratan sebagai dimaksud didalam Radio Regulation (RR) 2735;

c. Bagi Segenap Anggota:

Bahwa PP 21 tahun 1967 pasal a (3), SK 42/DIRJEN/87 pasal 57 mengharuskan segenap anggota untuk melaksanakan administrasi yang timbul sebagai akibat suatu komunikasi, yaitu dengan :

- Mengisi Log Book - Mengirimkan Kartu QSL

COPYED BY YB1PR

No. KM-65/HK.207/MPPT-86 pasal 3 dinyatakan bahwa untuk dapat melakukan kegiatan Amatir radio di Indonesia harus mendapatkan Izin dari Pemerintah dan bagi warga negara asing perijinan berlaku ketentuan khusus. Ketentuan yang sama dijumpai pula dalam SK. 42/DIRJEN/87 pasal 13.

Dengan demikian jelas warga negara asing (walaupun ia seorang Amatir Radio di negerinya) tidak diperkenankan melakukan kegiatan Amatir Radio di Indonesia, kecuali telah mendapatkan izin dari Pemerintah.

ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Ketua Umum,

Ttd

KEP-065/OP/KU/2009 1

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

Nomor : KEP-065/OP/KU/2009 TENTANG

PEMBAGIAN DAN PENGGUNAAN SEGMEN BAND FREKUENSI AMATIR RADIO ( BANDPLAN )

KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

Menimbang : a. Bahwa telah terbit Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor. 33/PER/M.KOMINFO/08/2009 tertanggal 31 Agustus 2009 tentang Penyelenggaraan Amatir Radio;

b. Bahwa sehubungan dengan itu perlu disesuaikan dan diatur lebih lanjut penggunaan segmen frekuensi dalam bentuk Surat Keputusan Pembagian dan Penggunaan Segmen Band Frekuensi Amatir Radio (Bandplan).

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 29/PER/M.KOMINFO/ 07/2009 tertanggal 30 Juli 2009 tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia

2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 33/PER/M.KOMINFO/ 08/2009 tertanggal 31 Agustus 2009 tentang Penyelanggaraan Amatir Radio.

3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ORARI;

4. Ketetapan Munas VIII ORARI Nomor Tap.02/MUNAS/2006 tentang Garis-garis Besar Kebijaksanaan Organisasi TAHUN 2006 – 2011

5. Keputusan Rakernas ORARI Tahun 2007 bidang Pembinaan dan Operasi 6. Hasil Konferensi IARU Region III ke 14 tahun 2009

Memperhatikan Hasil Rapat Pleno ORARI Pusat tanggal 5 Oktober 2009; M E M U T U S K A N

Menetapkan KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA TENTANG PEMBAGIAN DAN PENGGUNAAN SEGMEN BAND FREKUENSI AMATIR RADIO (BANDPLAN)

Pertama Mencabut Surat Keputusan Ketua Umum ORARI nomor Kep-021/OP/KU/1992 tentang Pembagian dan Penggunaan Segmen Band Frekuensi Amatir Radio.

Kedua Menetapkan Pembagian dan Penggunaan Segmen Band Frekuensi Amatir Radio Indonesia (Band Plan) sebagaimana terlampir pada surat keputusan ini.

Ketiga Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. 1. Menteri Komunikasi dan Informatika; 2. Kepala Kepolisian Republik Indonesia; 3. Direktur Jenderal Pos dan Telekomuniksi; 4. Gubernur di Seluruh Indonesia;

5. Para Kepala UPT, Balmon & Satker Ditjen Postel 6. Pengurus ORARI Daerah se-Indonesia;

7. Distribusi "A" dan "B" (ORARI PUSAT)

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 22 Oktober 2009 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

Ketua Umum,

KEP-065/OP/KU/2009 2 LAMPIRAN “ A “

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORARI Nomor : KEP-065/OP/KU/2009 Tanggal : 22 Oktober 2009 .

Dokumen terkait