• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas Wilayah / Infrastruktur a Aksesibilitas Daerah

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 126-131)

N o Kelompok Industr

2.4.2. Fasilitas Wilayah / Infrastruktur a Aksesibilitas Daerah

Sarana dan prasarana merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola suatu kawasan perkotaan. Ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan sangat menentukan dalam pengembangan suatu kota. Sarana perkotaan meliputi infrastuktur jalan, jaringan listrik, air bersih, serta jaringan utilitas lainnya. Kondisi sarana dan prasarana di Kabupaten Tabalong saat ini masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Kabupaten.

Dari sisi transportasi jalan raya, Akses dari dan ke wilayah Kabupaten Tabalong dengan menggunakan jaringan transportasi darat dapat dilalui dari tiga arah yaitu; (1) dari arah selatan yang merupakan lalu-lintas dari Kota Banjarmasin dan wilayah sekitarnya; (2) dari arah Barat yang merupakan lalu-lintas dari Kota Amuntai dan Kota Tamiyang Provinsi Kalimantan Timur; (3) dari arah utara yang merupakan lalu-lintas dari Kota Balikpapan dan Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur.

Pelayanan angkutan umum di Kabupaten Tabalong meliputi jaringan pelayanan angkutan bertrayek tetap antar kota antar provinsi, antar kota dalam provinsi, angkutan pedesaan dan angkutan tidak dalam trayek. Pelayanan angkutan umum ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.59

Trayek Angkutan Umum Jumlah Armada (Unit)

Antarkota Antar Provinsi 5

Pariwisata 1

Antarkota Dalam Provinsi 389

Angkutan Pedesaan 38

Angkutan Kota 3

Angkutan Sewa/Travel 36

Angkutan Perintis/Damri 6

JUMLAH 478

Sumber : Dinas Perhubungan dan Telematika Kabupaten Tabalong, Tahun 2014 Adapun panjang jalan di Kabupaten Tabalong dari tahun 2009 hingga tahun 2013 meningkat sepanjang 25,61 km, dimana pada tahun 2009 sepanjang 1.062,06 km pada tahun 2013 menjadi 1.087,68 km, yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 118,26 km, jalan provinsi sepanjang 65,29 km dan jalan kabupaten sepanjang 904,126 km. Dan saat ini kondisi jaringan jalan dalam kondisi baik selalu mengalami peningkatan.

Disamping angkutan darat, Kabupaten Tabalong mempunyai sarana angkutan udara berupa Bandara Perintis di Warukin yang saat ini dipakai oleh pesawat yang dikontrak oleh PT. Adaro Indonesia untuk penerbangan ke bandara Syamsudinnoor Banjarmasin sebanyak 2 kali penerbangan setiap harinya.

b. Penataan Wilayah

Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-undang no 26 tahun 2007 yang penggantikan Undang-undang no 24 tahun 2002 tentang Penataan Ruang, dimana setiap kabupaten diwajibkan menyusun RTRW Kabupaten sesuai dengan Undang-Undang terbaru tersebut dan menetapkannya menjadi Perda maksimal 3 tahun setelah Undang-Undang tersebut diundangkan. Kabupaten Tabalong

sendiri sejak tahun 2005 tidak mempunyai Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten, hal ini disebabkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tabalong Nomor 5 tahun 1995 tentang RTRW Kabupaten Tabalong sudah habis masa berlakunya yaitu selama 10 tahun, sehingga dari tahun 2005 sampai sekarang, Kabupaten Tabalong tidak mempunyai arahan perencanaan struktur dan pola ruang. Hal ini jugalah yang menyebabkan rendahnya ketaatan terhadap RTRW Kabupaten. Untuk mengatasi hal tersebut, dari tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Tabalong mulai menyusun RTRWK yang dimulai dengan penyusunan materi teknis, kemudian penyusunan raperdanya yang dimulai sejak tahun 2008, sebagai upaya penetapan Peraturan Daerah tentang RTRWK. Proses penetapan ini sangat panjang mulai dari pembahasan di Kabupaten, kabupaten berbatasan, Pemerintah Provinsi sampai ke Pemerintah Pusat. Pada tahun 2014 ini Kabupaten Tabalong sudah mempunyai Peraturan Daerah tentang RTRWK yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor... tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034.

Untuk pengembangan wilayah perkotaan direncanakan untuk pembangunan kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan diartikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kota Tanjung yang merupakan kawasan perkotaan harusnya juga sesuai dengan definisi diatas. Namun terdapat beberapa permasalahan keruangan di Kota Tanjung antara lain :

 Tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang terus meningkat memerlukan upaya pengembangan

permukiman dan perumahan yang layak dalam rangka permukiman yang sehat, aman, serasi dan teratur serta penyebaran atau pendistribusian penduduk yang rasional.  Terlalu terpusatnya seluruh kegiatan di Kota Tanjung

menyebabkan stagnansi dalam pertumbuhannya.

 Adanya rencana pembangunan fasilitas-fasilitas strategis seperti perkantoran dan infrastruktur yang baru, yaitu pembangunan Kantor Pemerintahan, pembangunan pasar serta fasilitas kesehatan (rumah sakit) dan fasilitas pendidikan (sekolah).

 Masih sangat kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa taman kota dan hutan kota untuk memenuhi ketentuan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka diperlukan lahan-lahan yang berada di sekitar pemukiman untuk pengembangan RTH di Kota Tanjung.

Adanya beberapa permasalahan tersebut, sehingga diperlukan pengembangan Kota Tanjung agar pembangunan Kota Tanjung lebih terarah. Pengembangan kawasan ini memerlukan skenario yang meliputi berbagai aspek perencanaan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembangunan secara bertahap. Dengan keterpaduan ini diharapkan pengembangan wilayah ini dapat terselenggara dengan lebih terkoordinasi serta berjalan secara sinergis dengan pengembangan bagian-bagian lain dari kawasan perkotaan Tanjung.

c. Fasilitas Bank dan Non Bank

Sampai tahun 2013 di Kabupaten Tabalong terdapat sejumlah yang sudah beroperasi baik bank umum konvensioal, bank umum syariah maupun BPR Konvensional. Ini menunjukkan perkembangan perbankan di Kabupaten Tabalong cukup menggembirakan khususnya Bank Umum

Konvensional dan Syariah seperti Bank Kalsel, Bank BRI, Bank BRI Syariah, Bank Danamon Simpan Pinjam, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Mega, BTPN, dan Bank mandiri Syariah. Segmentasi Pasar bagi bank – bank ini terutama pada sektor industri dan perdagangan.

d. Ketersediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih di Kabupaten Tabalong sebagian besar dilayani oleh PDAM, terutama untuk daerah perkotaan ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan. Jumlah pelanggan PDAM dari tahun 2009 sampai tahun 2012 selalu meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 783 pelanggan per tahun. Jumlah peningkatan pelanggan PDAM dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebesar 2.350 pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.60

Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Tabalong Tahun 2009-2012

N

o Pelanggan 2009 2010Tahun2011 2012

1 Rumah Tangga 10.21

6 10.820 10.072 10.917 2 Hotel dan Obyek Wisata - - 12 324 3 Badan Sosial dan Rumah

Sakit 687 612 154 3

4 Tempat Peribadatan - - 359 69

5 Sarana (Fasilitas) Umum 316 313 - 418 6 Perusahaan, Toko dan

Industri 172 179 2.015 1.809 7 Instansi/Kantor Pemerintah - - 149 158 8 Pelabuhan - - - - 9 Terminal Air - - - 43 1 0 Lain-Lain - - - -

Jumlah 11.391 11.924 12.761 13.741 Sumber : Kabupaten Tabalong Dalam Angka/BPS, Tahun 2013

Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam hal pelayanan air bersih pedesaan adalah Pansimas. Program Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Kabupaten Tabalong baru mendapatkan program ini pada tahun 2014 untuk 10 desa.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 126-131)

Dokumen terkait