• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Pesan Dakwah, Film Dan Semiotika Roland Barthes

B. Film Religi

1. Pengertian Film Religi

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui peroses kimiawi, peroses elektronik atau peroses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.

Sementara itu, menurut Undang-Undang Nomor 33 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2009 tentang perfilman mengatakan bahwa, Film merupakan karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat

dipertunjukan. Religi adalah “agama” Menurut kamus besar bahasa Indonesia

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan.

Jadi yang dimaksud dengan film religi adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar bercirikan tentang keagamaan, kepercayaan kepada tuhan dan dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik.

2. Unsur-Unsur Pembentukan Film Religi

Secara umum film religi memiliki unsur yang sama seperti film pada umumnya. Yakni, unsur naratif dan sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya sendiri.

a. Unsur Naratif

Bisa dikatakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah. Dalam film cerita unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Unsur naratif berhubungang dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film ceritatidak mungkin lepas dari uunsur naratif. Setiap cerita pasti memilik unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lainnya. Seluruh elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama

lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Sedangkan pada film religi unsur naratif lebih ke cerita tentang agama.

b. Unsur Sinematik

Sementara unruk unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Unsur sinematik atau juga sering disebut gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentukan film yakni:

1. Mise-en-scane adalah segala hal yang berada di depan kamera 2. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dan obyek yang diambil.

3. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot)

lainnya.

4. Sedangkan suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut saling terkait, mengisi, serta kesinambungan satu sama lain untuk membentuk unsu sinematik secara keseluruhan.

3. Karakter Film Religi

Pada dasarnya karakter film religi tidak jauh berbeda dengan karakter film pada umumnya, yakni memiliki tujuan untuk menyampaikan suatu hal tergantung dengan jenis film tersebut dan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pembuat film.

Adapun karakter pada film religi, adalah:

a. Film yang didalamnya menceritakan tentang cinta, baik cinta kepada Allah, Rasul dan sesama manusia.

b. Film yang menceritakan nilai-nilai pendidikan yang dapat kita jadikan satu gambaran tentang kehidupan.

c. Film yang menceritakan tentang akhlak Islam yang bersumber dari Al-

Qur‟an dan Al-Hadist serta kisah-kisah tauladan Rassul SAW.

4. Film Sebagai Media Dakwah

Dakwah selama ini diidentikan dengan ceramah melalui media lisan. Namun, seiring era globalisasi, dimana trend informasi dan komunikasi semakin berkembang, media film seharusnya dapat mengambil peranan yang cukup signifikan dalam penyebaran pesan-pesan keagamaan.

Film sebagai salah satu produk kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yangbenar terhadap arus komunikasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.Bila dilihat lebih jauh, film bukan hanya sekedar tontonan atau hiburan belaka, melainkan sebagai suatu media komunikasi yang efektif. Melalui film kita dapat mengekspresikan seni dan kretivitas sekalipun mengkomunikasikan nilai-nilai ataupun kebudayaan dari berbagai kondisi masyarakat.

Dalam penyampaian pesan melalui film terjadi peroses yang berdampak signifikan bagi para penontonya. Ketika menonton sebuah film, terjadi identifikasi psikologi dari diri penonton terhadap apa yang disaksikannya.

Penonton memahami dan merasakan seperti apa yang dialami salah satu pemeran. Pesan-pesan yang terdapat dalam sejumlah adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, sehingga pada akhirnya pesan-pesan itu membentuk karakter penonton.

Film memeberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam satu proses menonton film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologi. Ketika proses dicoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya denganperan film. Penonton bukan hanya dapat memahami atau merasakan seperti yang dialami oleh salah satu pemeran, lebih dari itu, mereka seolah-olah mengalami sendiri adegan-adegan dalam film.Pengaruh film tidak hanya sampai disitu. Pesan-pesan yang termuat dalam film akan membekas dalam jiwa penonton. Lebih jauh pesan itu akan membentuk karakter penonton16.

Film sebagai media dakwah mempunyai kelebihan, antara lain dapat manjangkau berbagai kalangan. Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat auditif, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audi visual. Kelebihan film sebagai media dakwah antara lain:

a. Secara psikologi, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya efektif terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak dan samar-samar dan sulit

16

Makarima Akhlak,Pengaruh Antara Minat Menonton Tayangan Film Religi Terhadap Anak, http://makarimalakhlak.blogspot.co.id/?m=i, diakses pada 4 april2016.

diterangkan dengan kata-kata dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efesien dengan media ini

b. Media film yang menyuguhkan pesan yang hidup dapat mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.

c. Film sebagai media komunikasi, juga dapat berfungsi sebagai media dakwah yang bertujuan mengajak kepada kebenaran. Dapat mengkomunikasikan nilai-nilai kepada masyarakat sehingga perilaku penonton dapat berubah mengikuti apa yang disaksikannya dalam berbagai film. Melihat hal demikian sangat memungkinkan sekali media film digunakan sebagai sarana penyampai syair islam kepada masyarakat luas.

d. Melalui media film informasi disampaikan secara teratur sehingga menarik untuk ditonton. Hal ini dikarenakan persiapan yang begitu mantap mulai dari naskah, skenario, Shooting, Acting, dan penyelesain. Media film dan sinetron sebernya bersifat entertaiment

(Hiburan), bahkan bersifat komersial. Akan tetapi, film dapat digunakan sebagai media dakwah, jika isinya tentang Islam dan mengajak kepada kebaikan.

C. Semiotika Roland Barthes

Dokumen terkait