a. Manajemen Risiko Modal a. Capital Risk Management
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang bank (Catatan 10) dan ekuitas pemegang saham induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan (Catatan 17), tambahan modal disetor (Catatan 18) dan saldo laba.
The Company manages capital risk to ensure that it will be able to continue as going concern, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. The Company’s capital structure consists of bank loans (Note 10) and equity shareholders of the holding consisting of capital stock (Note 17), additional paid-in capital (Note 18) and retained earnings.
Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Board of Directors of the Company periodically reviews the Company’s capital structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and related risks.
Gearing ratio pada tanggal 31 Maret 2013 dan
31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of March 31, 2014 and December 31, 2013 is as follows: 31 Maret / 31 Desember/ March 31, 2014 December 31,2013 Rp Rp Pinjaman 79,636,306 111,030,596 Debt Ekuitas 901,352,883 886,649,701 Equity
Rasio pinjaman terhadap ekuitas 8.84% 12.52% Debt to equity ratio
b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
b. Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company’s overall financial risk management objectives and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of its business, while managing its exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company operates within defined guidelines that are approved by the Board.
i. Manajemen risiko mata uang asing i. Foreign currency risk management
Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan pinjaman dan pembelian bahan baku yang didenominasi dalam Dollar Amerika Serikat.
The Company is exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of borrowings and purchases of raw materials denominated in US Dollar.
Perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan berusaha untuk meningkatkan penjualan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perusahaan pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 29.
The Company manages the foreign currency exposure by trying to increase sales denominated in U.S. Dollar. The Company’s net open foreign currency exposure as of reporting date is disclosed in Note 29.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013, sensivitas Perusahaan terhadap peningkatan dan penurunan 9,29% dan 1,5% dalam Rp terhadap mata uang asing yang relevan adalah peningkatan atau penurunan Rp 6.854.049 ribu dan Rp 1.249.584 ribu pada laba rugi setelah pajak. 8,9% dan 1,5% adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada para karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata uang asing moneter yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 8,9% dan 1,5% dalam nilai tukar mata uang asing.
In March 31, 2014 and 2013, The Company’s sensitivity to a 8.9% and 1.5% increase and decrease in the Rp against the relevant foreign currencies would result in Rp 6,854,049 thousand and Rp 1,249,584 thousand increase decrease of profit or loss net of tax. 9.29% and 1.5% are the sensitivity rate used when reporting foreign currency risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in foreign exchange rates. The sensitivity analysis includes only outstanding foreign currency denominated monetary items and adjusts their translation at the period end for a 8.9% and 1,5% change in foreign currency rates.
ii. Manajemen Risiko Tingkat Bunga ii. Interest Rate Risk Management
Risiko tingkat bunga mengacu pada nilai wajar dari arus kas masa depan dari instrumen keuangan yang berfluktuasi karena perubahan tingkat bunga pasar. Eksposur tingkat bunga pada Perusahaan sebagian besar berkaitan dengan pinjaman bank (mengacu pada tabel risiko likuiditas pada section iv).
Interest risk refers to the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rate. The Company’s interest rate exposure relate mainly to bank borrowings (refer to liquidity risk table in section iv below).
Untuk mengelola risiko tingkat bunga. Manajemen mempertimbangkan diawal dan menyetujui sumber pembiayaan yang tepat yang dapat memberikan suku bunga kompetitif serta secara teratur memonitor pergerakan tingkat bunga untuk menentukan langkah yang tepat.
To manage the interest rates risk management considers upfront and approves the appropriate source of financing that would provide competitive interest rate and regularly monitors interest rate movement to determine appropriate measures.
iii. Manajemen risiko kredit iii. Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian keuangan bagi Perusahaan.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in financial loss to the Company.
Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada rekening bank, piutang kepada pihak berelasi dan piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Eksposur Perusahaan dan pihak lawan dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara pihak lawan yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) pihak lawan yang direview dan disetujui oleh manajemen.
The Company’s credit risk is primarily attributed to its cash in banks, accounts receivables from related parties, and trade and other accounts receivable. The Company places its bank balances with credit worthy financial institutions. Trade accounts receivable are entered with respected and credit worthy third parties and related parties. The Company’s exposure and its counterparties are continuously monitored and the aggregate value of transactions concluded is spread amongst approved counterparties. Credit exposure is controlled by counterparty limits that are reviewed and approved by management.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company’s exposure to credit risk.
iv. Manajemen risiko likuiditas iv. Liquidity risk management
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
Ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the board of directors, which has built an appropriate liquidity risk management framework for the management of the Company’s short, medium and long-term funding and liquidity management requirements. The Company manages liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities and continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
Tabel risiko likuiditas dan suku bunga Liquidity and interest risk tables Tabel berikut merinci sisa jatuh tempo
kontrak untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Perusahaan. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal terawal di mana Perusahaan dapat diminta untuk membayar. Tabel mencakup arus kas bunga dan pokok. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal terawal di mana Perusahaan mungkin akan diminta untuk membayar.
The following tables detail the Company’s remaining contractual maturity for its non-derivative financial liabilities with agreed repayment periods. The tables have been drawn up based on the undiscounted cash flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Company can be required to pay. The tables include both interest and principal cash flows. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Company may be required to pay.
Tingkat bunga efektif rata-rata tertimbang/
Weighted Kurang dari 3 bulan
-average satu bulan/ 1 tahun/ Diatas
effective Less than 1-3 bulan/ 3 months to 1-5 tahun/ 5 tahun/ Jumlah/ interest rate 1 month 1-3 months 1 year 1-5 years 5+ years Total
% Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
31 Maret 2014 March 31, 2014
Tanpa bunga Non-interest bearing
Utang usaha - 23,186,012 114,186,791 - - - 137,372,803 Trade accounts payable Utang lain-lain kepada pihak ketiga 374,238 349,109 4,659,287 - - 5,382,634 Other accounts payable to third parties Biaya yang masih harus dibayar - 17,052,431 - - - 17,052,431 Accrued expenses
Jaminan penyalur - - - - 43,123,863 - 43,123,863 Distributors' deposit
Instrumen tingkat bunga tetap Fixed interest rate instruments
Utang pembelian kendaraan 11,45% - 216,708 616,011 497,994 - 1,330,713 Liabilities for purchase of vehicles
Utang bank Bank loans
PT Bank Central Asia Tbk 10,5% - 64,440 - - - 64,440 PT Bank Central Asia Tbk
The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited, Banking Corporation Limited,
Jakarta 6% - 469,250 - - - 469,250 Jakarta
Jumlah 23,560,250 132,338,729 5,275,298 43,621,857 - 204,796,134 Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Tanpa bunga Non-interest bearing
Utang usaha - 17,457,467 126,827,352 - - - 144,284,819 Trade accounts payable Utang lain-lain kepada pihak ketiga 74,806 344,250 7,351,221 - - 7,770,277 Other accounts payable to third parties Biaya yang masih harus dibayar - 20,232,914 - - - 20,232,914 Accrued expenses
Jaminan penyalur - - - - 43,123,863 - 43,123,863 Distributors' deposit
Instrumen tingkat bunga tetap Fixed interest rate instruments
Utang pembelian kendaraan 11,45% - 232,971 650,124 729,258 - 1,612,353 Liabilities for purchase of vehicles
Utang bank Bank loans
PT Bank Central Asia Tbk 11,0% - 29,206,188 - - - 29,206,188 PT Bank Central Asia Tbk
The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Limited, Banking Corporation Limited,
Jakarta 6% - 82,370,294 - - - 82,370,294 Jakarta
v. Risiko Harga Komoditas v. Commodity Price Risk
Pendapatan Perusahaan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas. Perusahaan mengelola risiko harga komoditas dengan memantau harga komoditas dan melakukan kontrak derivatif komoditi dengan Ong First Pte. Ltd., sebagai broker terdaftar di pasar bursa komoditi London Metal Exchange untuk melindungi fluktuasi harga komoditas.
The Company’s earnings are affected by changes in commodity price. The Company manages the risk by monitoring the commodity price and entering into forward commodity contracts with Ong First Pte. Ltd., a licensed broker in London Metal Exchange to hedge the fluctuations in commodity price.
34. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN