• Tidak ada hasil yang ditemukan

40 FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES (continued)

Dalam dokumen financial report as per 30 june 2011 unaudited (Halaman 108-111)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)

Strategi SCTV untuk memitigasi risiko pasar dari persaingan meliputi: memutakhirkan peralatan siaran, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, melakukan program efisiensi berkelanjutan, memonitor audience share dan peringkat TV secara dekat dan mengadaptasi strategi program dengan tepat dan memperkuat tim manajemen.

SCTV‟s strategies to mitigate market risk from

competition include: updating broadcast equipment, improving competency of human resources, conducting ongoing efficiency programs, monitoring audience share and TV ratings closely and adapting the program strategy accordingly, and strengthening the management team.

Kegagalan SCTV untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya dapat menghasilkan dampak yang merugikan pada kondisi dan hasil keuangan Perusahaan dan SCTV.

Failure of SCTV to maintain or increase its market share may have an adverse impact on the financial condition and results of the Company and SCTV.

Perkembangan industri pertelevisian menuju pelayanan era TV Digital yang diajukan oleh Pemerintah pada tahun 2018 telah memaksa semua stasiun televisi (termasuk SCTV) untuk memulai pemuktahiran peralatan siaran.

The development of the television industry into digital free to air service proposed by the Government for year 2018 has forced all television stations (including SCTV) to start updating broadcast equipment.

Risiko tingkat suku bunga Interest rate risk

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas di masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Perusahaan dan Anak Perusahaan terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan pinjaman jangka pendek milik Perusahaan dan Anak Perusahaan. Obligasi SCTV II memiliki suku bunga tetap.

Interest rate risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company and Subsidiaries‟ exposure to the risk of changes in market interest rates relates primarily to the Company and Subsidiaries‟ cash and cash and equivalents, short-term investment and short-term loan. The SCTV Bond II has a fixed interest rate.

Perubahan tingkat suku bunga tidak mempunyai dampak signifikan terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Changes in interest rates have no significant impact on the Company and Subsidiaries.

Risiko mata uang asing Foreign exchange risk

Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan dan Anak Perusahan akan membeli valuta asing secara tunai (spot) untuk melakukan pembayaran atas pembelian dalam valuta asing.

Foreign currency risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company and Subsidiries buys foreign exchange on spot to pay for purchase in foreign currencies.

Mata uang pelaporan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar uang asing karena adanya penjualan dan biaya beberapa pembelian dalam mata uang Dollar Amerika Serikat atau harga secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar Amerika

The Company and Subsidiaries‟ reporting currency

is Rupiah. The Company and Subsidiaries faces foreign exchange risk as their sales and costs for certain purchases may be denominated in United States Dollars or their price may be significantly influenced by benchmark price movements in foreign currencies (mainly United States Dollars) as quoted in the international markets.

40. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

40. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE AND POLICIES (continued)

Risiko mata uang asing (lanjutan) Foreign exchange risk (continue)

Serikat) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Perusahaan dan Anak Perusahaan di dalam mata uang asing selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum dan/atau pemilihan waktu, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing.

To the extent that the revenue and purchases of the Company and Subsidiaries are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Company and Subsidiaries have exposure to foreign currency risk.

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk exposure mata uang asing. Bagaimanapun, Perusahaan dan beberapa Anak Perusahaan menjaga saldo kas dalam AS$ untuk meniadakan beberapa exposure dalam pembelian beberapa item spesifik dalam mata uang asing.

The Company and Subsidiaries does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, the Company and several Subsidiaries maintain a cash balance in US$ to offset some of the exposure on purchasing specific items in foreign currencies.

Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata uang asing

Pada tanggal 30 Juni 2011, jika nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar Amerika Serikat

menurun/meningkat sebanyak 2% dengan semua variabel konstan, pendapatan sebelum pajak untuk tahun yang berakhir sebesar Rp1,71 miliar lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, hutang usaha dan hutang lain-lain dalam Dolar Amerika Serikat.

Sensitivity analyses for foreign currency risk

As of June 30, 2011 had the exchange rate of Rupiah against the United States Dollar depreciated/appreciated by 2% with all other variables held constant, income before tax of the year then ended would have been Rp1.71 billion higher/lower, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivables, other receivables, trade payables and other payables denominated in United States Dollars.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit adalah risiko dimana lawan transaksi tidak akan memenuhi kewajibannya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan hanya terkena risiko kredit dari kegiatan operasi yang berhubungan dengan penjualan. Risiko kredit pelanggan dikelola oleh Direksi sesuai dengan kebijakan Perusahaan, prosedur dan pengendalian yang telah ditetapkan yang berkaitan dengan manajemen risiko kredit pelanggan. Posisi piutang pelanggan dipantau secara teratur.

Credit risk is the risk that a counterparty will not meet its obligations under a financial instrument or customer contract, leading to a financial loss. The Company is only exposed to credit risk from its operating activities related to sales. Customer credit risk is managed by the Board of Directors

subject to the Company‟s established policies,

procedures and controls relating to customer credit risk management. Outstanding customer receivables are monitored on a regular basis.

Risiko likuiditas Liquidity Risk

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara

Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash and cash equivalents to support business activities on a timely basis. The

41. INSTRUMEN KEUANGAN 41. FINANCIAL INSTRUMENT Tabel dibawah ini menyajikan perbandingan atas

nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasi.

The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company and Subsidiaries financial instruments that are carried in the consolidated financial statements. Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk

estimasi nilai wajar:

The following methods and assumptions are used to estimate fair value:

Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Carrying Value Fair Value

Aset Keuangan Financial Assets

Kas dan setara kas 1.226.277.349 1.226.277.349 Cash and cash equivalents

Investasi jangka pendek 3.028.246 3.028.246 Short-term investments

Piutang usaha - bersih 768.683.481 768.683.481 Trade receivables - net

Piutang lain-lain - bersih 28.274.392 28.274.392 Other receivables - net

Investasi pada perusahaan asosiasi 556.620.613 556.620.613 Investment in associated company

Jumlah 2.582.884.081 2.582.884.081 Total

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities

Pinjaman jangka pendek 3.297.304 3.297.304 Short-term loans Hutang usaha 259.843.454 259.843.454 Trade payables Hutang lain-lain 119.087.610 119.087.610 Other payables

Biaya masih harus dibayar 189.584.111 189.584.111 Accrued expenses

Hutang obligasi 574.184.910 603.044.573 Bonds payable

Jumlah 1.145.997.389 1.174.857.052 Total

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak- pihak yang berkeinginan (willing parties), bukanlah dalam penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan.

The Fair value of financial assets and liabilities are presented at amounts at which the instruments can exchange in a current transaction between willing parties, which transaction is not the result of financial difficulties or a forced sale in a liquidation.

Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman jangka pendek, hutang usaha, hutang lain-lain dan biaya masih harus dibayar dalam jumlah signifikan mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Sedangkan, investasi pada perusahaan asosiasi yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar tidak diperdagangkan dikarenakan jumlahnya tidak signifikan.

Fair value of cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivables, other receivables, short-term loans, trade payables, other payables and accrued expenses of significant amounts are close to their carrying value because of short term. Whereas, investment in associated company is recorded as part of non current assets not for sale as the amount is not significant.

Obligasi II yang diterbitkan oleh SCTV, anak perusahaan dari SCM, tidak aktif diperdagangkan sehingga teknik penilaian untuk mengukur nilai wajar adalah model diskonto arus kas.

The Bonds II issued by SCTV, a subsidiary of SCM, are not actively traded, so the model to calculate their fair value is discounted cash flow.

42. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 42. SUBSEQUENT EVENT Penawaran tender saham IDKM IDKM Shares Tender Offer

Setelah penyelesaian akuisisi sebesar 27,24 % saham IDKM dari PV (Catatan 11), Perusahaan melakukan penawaran tender di Bursa Efek Indonesia untuk sisa saham IDKM dimulai dari tanggal 14 Juni 2011 sampai 13 Juli 2011 dengan harga penawaran tender sebesar Rp950 (angka penuh) per saham. Atas penawaran tender tersebut Perusahaan telah memperoleh surat dari BAPEPAM-LK dengan surat No S-6405/BL/2011 tertanggal 10 Juni 2011. Jumlah saham yang diperoleh dari penawaran tender tersebut adalah 1.165.335.371 lembar saham atau 57,53% dan telah dibayarkan pada tanggal 22 Juli 2011 dengan menggunakan fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank dan Citibank (Catatan 38). Setelah perolehan penawaran tender tersebut, kepemilikan Perusahan di IDKM menjadi 84,77%.

After the completion of 27.24% IDKM shares acquisition from PV (Note 11), the Company entered tender offer in Indonesia Stock Exchange for the remaining IDKM shares started from June 14, 2011 until July 13, 2011 with tender offering price Rp950 ( full amount) per share. The Company has received the tender offer confirmation letter from BAPEPAM-LK no No S-6405/BL/2011 dated Juni 10, 2011. Number of shares acquired from the tender offer is 1,165,335,371 shares or 57.53 % and fully paid on July 22, 2011 by utilizing credit facilities from Standard Chartered Bank and Citibank (Notes 38) . After the tender offer acquisition, the

Company‟s ownership in IDKM is 84.77%.

43. REKLASIFIKASI AKUN 43. RECLASSIFICATION OF ACCOUNT

Laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 (31 Desember 2009) telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011.

Consolidated financial statement as of December 31, 2010 and January 1, 2010 (December 31, 2009) have been reclassified to conform with the presentation of the consolidated financial statement for the six month period ended June 30, 2011.

Laporan Terdahulu/ 31 Desember 2010/ 1 Januari 2010/ Disajikan Kembali Sebagai Reklasifikasi/ As Previously Stated December 31, 2010 January 1, 2010 As Reclassified

Hak minoritas pada anak perusahaan Kepentingan nonpengendali (disajikan antara liabilitas dan ekuitas)/ (disajikan di ekuitas)/

Minority interest in subsidiaries Non-controlling interests

(presented between liabilities and equity) 230.950.000 209.116.945 (presented in equity)

44. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Dalam dokumen financial report as per 30 june 2011 unaudited (Halaman 108-111)

Dokumen terkait