PENYERTAAN ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
MANAJEMEN RESIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)
a) Risiko suku bunga (lanjutan) a) Interest rate risk (continued)
Kebijakan Perusahaan dan Anak Perusahaan terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengelola biaya bunga melalui kombinasi pinjaman dengan suku bunga tetap
dan variabel. Perusahaan dan Anak
Perusahaan mengevaluasi perbandingan suku
bunga tetap terhadap suku bunga
mengambang dari hutang bank jangka panjang sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di pasar uang. Berdasarkan penilaian manajemen, pembiayaan baru akan ditentukan harganya pada suku bunga tetap atau mengambang.
The Company and Subsidiaries‘ policies relating to interest rate risk are to manage interest cost through a mix of fixed and variable rate debts. The Company and Subsidiaries evaluate the fixed to floating ratio of its short-term bank loans and long-term loans in line with movements of relevant interest rates in the financial markets. Based on management’s assessment, new financing will be priced either on a fixed or floating rate basis.
b) Risiko mata uang b) Foreign exchange risk
Risiko mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari hutang usaha dari pembelian dalam mata uang asing dan piutang lain-lain dari transaksi dalam mata uang asing.
Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Company and Subsidiaries’ exposure to exchange rate fluctuations results primarily from account payable of foreign currency purchase and other receivables from foreign currency transaction.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan lindung nilai atas risiko mata uang.
The Company and Subsidiaries do not hedge the currency risk.
Apabila Rupiah melemah dari mata uang asing yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2010, hutang bank jangka pendek, hutang usaha, biaya masih harus dibayar dan hutang jangka panjang dalam mata uang asing akan meningkat dalam mata uang Rupiah. Namun, peningkatan kewajiban ini akan dihapus oleh peningkatan nilai kas dan setara kas, piutang
usaha, piutang lain-lain, piutang pihak
hubungan istimewa dan pinjaman direksi dan karyawan.
If the Rupiah weakened against foreign currency as of December 31, 2010, short-term bank loans, trade payables, accrued expenses and long-term loans in foreign currencies will increase in the Rupiah terms. However, the increase in this liability would be offset by the increase in the value of cash and cash equivalent, trade receivable, other receivables, due from related parties and loans to officers and employees.
26. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
MANAJEMEN RESIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)
c) Risiko kredit c) Credit risk
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.
Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to fullfill its obligations and will result in a loss to other party. The credit risk faced by the Company and Subsidiaries arises from the credit given to the customers. The Company and Subsidiaries trade only with recognized and creditworthy third parties. It is the Company and Subsidiaries’ policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to
bad debts. There are no significant
concentration of credit risk.
d) Risiko likuiditas d) Liquidity risk
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Perusahaan dan Anak Perusahaan menunjukkan bahwa pendapatan
jangka pendek tidak cukup menutupi
pengeluaran jangka pendek.
The liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Company and Subsidiaries indicate that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.
Kebutuhan likuiditas Perusahaan dan Anak Perusahaan secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai aktivitas bisnis Perusahaan dan Anak Perusahaan.
The Company and Subsidiaries’ liquidity requirements have historically arose from general funding of business activities.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan dan Anak Perusahaan memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap
memadai untuk membiayai operasional
Perusahaan dan Anak Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Perusahaan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadual jatuh tempo hutang jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen fasilitas kredit. Kegiatan ini meliputi pinjaman bank dan pinjaman pihak hubungan istimewa. Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan prinsip hati-hati dalam mengelola risiko likuiditas dengan menjaga saldo kas yang cukup.
In the management of liquidity risk, the Company and Subsidiaries monitor and maintain a level of cash on hand and in banks deemed adequate to finance the Company and Subsidiaries’ operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Company and Subsidiaries also regularly evaluate the projected and actual cash flows, including their long-term loan maturity profiles, and continuously assess conditions in the financial markets to maintain flexibility in funding by keeping committed credit facilities available. These activities may include bank loans and due to related parties. The Company and Subsidiaries adopts prudent liquidity risk management by maintaining sufficient cash balances.
26. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
MANAJEMEN RESIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)
d) Risiko likuiditas (lanjutan) d) Liquidity risk (continued)
Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan (dalam jutaan Rupiah).
The table below summarizes the maturity profile of the Company’s and Subsidiaries’ financial liabilities based on contractual undiscounted payments (in millions of Rupiah).
Nilai wajar Dibawah 1 Di atas 5 31 Des 2010/
tahun/ Below 1-2 tahun/ 3-5 tahun/ tahun/ Over Jumlah/ Fair value
1 year 1-2 years 3-5 years 5 years Total Dec 31, 2010
Kewajiban keuangan Financial liabilities
disajikan dalam nilai wajar carried at fair value
atau teramortisasi or amortized cost
Kewajiban lancar Current liabilities
Hutang bank jangka pendek 132.832 - - - 132.832 132.832 Short-term bank loans
Hutang Usaha 96.189 4.090 - - 100.279 100.279 Trade payables
Biaya masih harus dibayar 22.570 - - - 22.570 22.570 Accrued expense
Bagian yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun : Current maturities of :
Hutang bank
jangka panjang 11.657 - - - 11.657 11.657 Long-term loans
Kewajiban tidak lancar Non-current liabilities
Hutang bank
jangka panjang - 27.916 77.930 - 105.846 105.846 Long-term loans
Jumlah 263.247 32.006 77.930 - 373.184 373.184 Total
27. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG