Manajemen Risiko Keuangan Financial Risk Management
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Grup adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Grup dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko
The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign exchange risk, credit risk, and liquidity risk. The operational activities of the Group are managed in a prudential manner by managing those risks
Keuangan (lanjutan) Policies (continued)
Risiko Suku Bunga Interest Rate Risk
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.
Interest rate risk is the risk that the fair value or contractual future cash flows of a financial instrument will be affected due to changes in market interest rates. The Group’s exposures to the interest rate risk relates primarily to bank loan.
Walaupun Grup memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap, Manajemen Grup juga melakukan penelaahan atas suku bunga yang telah ditetapkan, apabila suku bunga pasar turun
secara signifikan, manajemen Grup akan
melakukan negosiasi untuk menurunkan suku bunga tersebut.
Eventhough the Group has liabilities with fixed interest rate, management of the Group also conducts assessments of such rates and if market interest rate decreases significantly, management of the Group would negotiate to decrease its loan interest rate.
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan konsolidasian Grup yang terkait risiko suku bunga:
The following table sets out the carrying amount, by maturity, of the Group’s consolidated financial assets and liabilities that are exposed to interest rate risk:
Kurang dari Kurang dari
atau sama dengan Lebih dari atau sama dengan Lebih dari satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ ≤ 1 Tahun/ > 1 Tahun/ ≤ 1 Tahun/ > 1 Tahun/ Less than or more than Less than or more than equal one year one year equal one year one year
≤ 1 Year > 1 Year ≤ 1 Year > 1 Year Jumlah/Total
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Assets
Kas dan setara kas 620.722.349.838 - - - 620.722.349.838 Cash and cash equivalents
Dana yang dibatasi pencairannya - - 15.826.989.004 - 15.826.989.004 Restricted funds
Piutang lain-lain - pihak ketiga - - 9.965.553.941 - 9.965.553.941 Other receivables - third parties
Jumlah aset keuangan 620.722.349.838 - 25.792.542.945 - 646.514.892.783 Total financial assets
Liabilitas Liabilities
Utang bank - - 51.893.180.697 - 51.893.180.697 Bank loan
Jumlah liabilitas keuangan - - 51.893.180.697 - 51.893.180.697 Total financial liabilities 31 Maret/ March 31, 2014
Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/ Floating interest rate Fixed interest rate
Kurang dari Kurang dari
atau sama dengan Lebih dari atau sama dengan Lebih dari satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ ≤ 1 Tahun/ > 1 Tahun/ ≤ 1 Tahun/ > 1 Tahun/ Less than or more than Less than or more than equal one year one year equal one year one year
≤ 1 Year > 1 Year ≤ 1 Year > 1 Year Jumlah/Total
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Assets
Kas dan setara kas 779.919.990.358 - - - 779.919.990.358 Cash and cash equivalents
Dana yang dibatasi pencairannya - - 10.099.954.915 - 10.099.954.915 Restricted funds
Piutang lain-lain - pihak ketiga - - 6.146.212.481 4.057.560.166 10.203.772.647 Other receivables - third parties
Jumlah aset keuangan 779.919.990.358 - 16.246.167.396 4.057.560.166 800.223.717.920 Total financial assets
Liabilitas Liabilities
Utang bank - - 58.066.371.407 - 58.066.371.407 Bank loan
Jumlah liabilitas keuangan - - 58.066.371.407 - 58.066.371.407 Total financial liabilities 31 Desember/ December 31 , 2013
Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/ Floating interest rate Fixed interest rate
Risiko Mata Uang Foreign Currency Risk
Sebagai akibat transaksi yang dilakukan dengan pembeli dari luar negeri, laporan posisi keuangan konsolidasian Grup dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan nilai tukar Dolar AS/Rupiah. Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing. Namun, Grup mempunyai penjualan ekspor yang dapat memberikan lindung nilai alamiah yang terbatas terhadap dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah dengan mata uang asing.
As a result of certain transactions with overseas buyers, the Group’s consolidated statements of financial position may be affected significantly by movements in the US Dollar/Rupiah exchange rates. Currently, the Group does not have a formal hedging policy for foreign currency exposures. However, the Group has export sales which provide limited natural hedge against the impact of fluctuations in exchange rate of Rupiah against foreign currencies.
Grup memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group has monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:
Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen
asing/ Rp/ asing/ Rp/
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in
Currency Rupiah Currency Rupiah
Aset Assets
Kas dan setara kas USD 14.189.623 161.818.460.244 19.873.764 242.241.308.327 Cash and cash equivalents
CNY 20.000 37.092.200 20.000 39.984.400
Piutang usaha USD 48.831.900 556.878.989.584 37.483.063 456.881.049.726 Trade receivables
Jumlah Aset 718.734.542.028 699.162.342.453 Total Assets
Liabilitas Liabilities
Utang bank USD 4.550.437 51.893.180.697 4.763.834 58.066.371.407 Bank loan
Utang usaha USD 32.140.616 366.531.590.513 25.839.192 314.953.914.659 Trade payables
Utang lain-lain USD 9.208.862 105.017.859.397 16.657.670 203.040.338.138 Other payables
Beban akrual USD 2.575.967 29.376.332.802 2.900.269 35.351.375.535 Accrued expenses
SIN 307 2.778.994 -
-Uang muka pelanggan USD 299.250 3.412.647.000 1.109.103 13.518.852.445 Advances from customers
Jumlah Liabilitas 556.234.389.403 624.930.852.184 Total Liabilities
Jumlah Aset, neto 162.500.152.625 74.231.490.269 Total Assets, net
31 Desember/December 31, 2013 31 Maret/ March 31, 2014
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, kurs konversi yang digunakan Grup diungkapkan pada Catatan 2d atas laporan posisi keuangan konsolidasian.
As of March 31, 2014 and December 31, 2013, the conversion rates used by the Group were disclosed in Note 2d to the consolidated financial statements.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi yang rasional, jika
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS
melemah/menguat sebesar 9% (31 Desember 2013:8%), dengan seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka laba sebelum pajak untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, masing-masing
akan lebih rendah/lebih tinggi sebesar
Rp14.621.925.548 dan Rp5.935.320.470,
terutama sebagai akibat dari kerugian/keuntungan selisih kurs atas penjabaran kas dan setara kas,
At March 31, 2014 and December 31, 2013, based on a sensible simulation, had the exchange rate of Rupiah against the US Dollar depreciated/appreciated by 9% (December 31, 2013:8%), with all other variables held constant, income before tax for the three-months period ended March 31, 2014 and for the years ended
December 31, 2013 would have been
lower/higher Rp14,621,925,548 and
Rp5,935,320,470, respectively, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, trade receivables and payables and other payables
Keuangan (lanjutan) Policies (continued)
Risiko Mata Uang (lanjutan) Foreign Currency Risk (continued)
Jika aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2014 dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah transaksi yang dipublikasikan Bank Indonesia pada tanggal 17 April 2014, maka aset moneter, neto akan meningkat sebesar Rp199 juta.
If the monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies as of March 31, 2014, shall be converted to Rupiah amount using the middle rate as published by Bank Indonesia at April 17, 2014, the net monetary assets will increase by Rp199 million.
Risiko Kredit Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Credit risk is the risk that the Group will incur
a loss arising from the customers or
counterparties which fail to fulfill their contractual obligations. Management believes that there are no significant concentrations of credit risk. The Group manages and controls the credit risk by dealing only with recognized and credit worthy parties, setting internal policies on verifications and authorizations of credit, and regularly monitoring the collectibility of receivables to reduce the exposure to bad debts.
Berikut adalah eksposur laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit:
The table below shows the Group’s exposures related to credit risk:
Total Bruto/ Total Neto/ Total Bruto/ Total Neto/ Gross Amount Net Amount Gross Amount Net Amount
Rp Rp Rp Rp
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Kas dan setara kas 620.722.349.838 620.722.349.838 779.919.990.358 779.919.990.358 Cash and cash equivalents Piutang usaha 783.228.972.447 783.119.376.130 717.255.193.326 717.168.786.759 Trade receivables Piutang lain-lain 16.633.128.040 16.633.128.040 16.882.428.735 16.882.428.735 Other receivables Dana yang dibatasi pencairannya 15.826.989.004 15.826.989.004 10.099.954.915 10.099.954.915 Restricted funds Aset tidak lancar lain-lain 2.543.110.795 2.543.110.795 2.617.877.170 2.617.877.170 Other non-current assets
Jumlah 1.438.954.550.124 1.438.844.953.807 1.526.775.444.504 1.526.689.037.937 Total
Available-for-Sale Financial
Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Assets
Investasi Saham 168.348.395 168.348.395 168.348.395 168.348.395 Investment in shares of stock 31 Maret/ March 31, 2014 31 Desember/December 31, 2013
Risiko Likuiditas Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi likuiditasnya.
Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas
yang dianggap memadai untuk membiayai
operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo pinjaman
dan utang, dan terus-menerus melakukan
penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
In the management of liquidity risk,
management monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluate the projected and actual cash flows, including loan maturity profiles, and continuously assess
conditions in the financial markets for
opportunities to obtain optimal funding sources. Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan
liabilitas keuangan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan:
The table below summarizes the maturity profile of financial assets and liabilities based on contractual undiscounted payments:
<= 1 tahun/ 1-2 tahun/ > 2-5 tahun/ Total/ Biaya transaksi/ Nilai Tercatat/ <= 1 year 1-2 years > 2-5 years Total Transaction costs As Reported
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Assets
Kas dan setara kas 621.789.541.682 - - 621.789.541.682 - 621.789.541.682 Cash and cash equivalents Piutang usaha, neto 783.119.376.130 - - 783.119.376.130 - 783.119.376.130 Trade receivables - net Piutang lain-lain 11.083.187.638 5.549.940.402 - 16.633.128.040 - 16.633.128.040 Other receivables
Investasi saham 168.348.395 - - 168.348.395 - 168.348.395 Investment in shares of stock
Dana yang dibatasi pencairannya 15.826.989.004 - - 15.826.989.004 - 15.826.989.004 Restricted funds Aset tidak lancar lain-lain - 2.543.110.795 - 2.543.110.795 - 2.543.110.795 Other non-current assets
Jumlah Aset 1.431.987.442.849 8.093.051.197 - 1.440.080.494.046 - 1.440.080.494.046 Total Assets
Liabilitas Liabilities
Utang bank 51.893.180.697 - - 51.893.180.697 - 51.893.180.697 Bank loan
Utang usaha 513.040.120.361 - - 513.040.120.361 - 513.040.120.361 Trade payables
Utang lain-lain 236.433.809.740 - - 236.433.809.740 - 236.433.809.740 Other payables
Beban akrual 69.908.436.922 - - 69.908.436.922 - 69.908.436.922 Accrued expenses
Jumlah Liabilitas 871.275.547.720 - - 871.275.547.720 - 871.275.547.720 Total Liabilities Gap between assets
Selisih aset dengan liabilitas 560.711.895.129 8.093.051.197 - 568.804.946.326 - 568.804.946.326 and liabilities 31 Maret/March 31 , 2014
33. Perjanjian Penting, Komitmen, dan
Kontinjensi
33. Agreements, Commitments and
Contingencies
a. Iuran Dana Hasil Produksi Batubara
(DHPB)
a. Royalty
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 129/KMK.01/1997 tanggal 31 Maret 1997, perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara berkewajiban untuk menyetor
Based on the Decision Letter
No. 129/KMK.01/1997 dated
March 31, 1997 of Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, companies engaged in coal mining activities are
(lanjutan) Contingencies (continued) a. Iuran Dana Hasil Produksi Batubara (DHPB)
(lanjutan)
a. Royalty (continued)
Sehubungan dengan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia
No. 129/KMK.01/1997, BORNEO, entitas
anak, dan Pemerintah Republik Indonesia
mengadakan Perjanjian Kerjasama
Penjualan Batubara No. 32.KS/05/DJB/2009 tanggal 12 November 2009 yang berlaku
sejak 1 Juli 2009 sampai dengan
31 Desember 2010 dan
No. 49.BA/05/DJB/2011 tanggal 28 Maret 2011 yang berlaku sejak 1 Januari 2011
sampai dengan 31 Desember 2015.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BORNEO wajib menyetor hasil penjualan batubara bagian Pemerintah sebesar 13,5% dari penjualan yang diterima BORNEO.
In accordance with the Decision Letter
No. 129/KMK.01/1997 of Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia,
BORNEO, a subsidiary, and the
Government of the Republic of Indonesia
entered into Coal Sale agreement
No. 32.KS/05/DJB/2009 dated November 12, 2009, which was valid starting July 1, 2009 until December 31, 2010 and No. 49.BA/05/DJB/2011 dated March 28, 2011 which is valid starting January 1, 2011 until December 31, 2015. As stated in the agreement, BORNEO is required to pay to
Indonesia Government an amount
equivalent to 13.5% of proceeds from sale of BORNEO’s coal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 45/2003, seluruh perusahaan yang memiliki kuasa pertambangan diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 3% - 5% dari nilai penjualan, setelah dikurangi beban penjualan.
Further, based on Government regulation No. 45/2003, all companies holding mining rights have an obligation to pay an exploitation fee ranging from 3% - 5% of sales, net of selling expenses.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan
31 Desember 2013, iuran DHPB yang masih
harus dibayar masing-masing sebesar
Rp21.435.242.899 dan Rp25.665.930.191 disajikan sebagai bagian dari “Beban akrual” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 16). Beban DHPB untuk
periode-periode tiga bulan yang berakhir
31 Maret 2014 dan 2013 masing-masing
sebesar Rp64.002.321.993 dan
Rp47.365.129.126 disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” (Catatan 22).
As of March 31, 2014 and December 31, 2013, accrued royalty fee amounted to Rp21,435,242,899 and Rp25,665,930,191, respectively, and is presented as part of “Accrued expenses” in the consolidated statements of financial position (Note 16). The royalty fee for the three-months period ended March 31, 2014 and 2013,
amounted to Rp64,002,321,993 and
Rp47,365,129,126, respectively, and were presented as part of “Cost of Sales“ (Note 22).
b. Iuran Tetap (Deadrent) b. Deadrent
Sesuai dengan Perjanjian Kerjasama
Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B), BORNEO, entitas anak, diwajibkan
untuk membayar iuran tetap kepada
Pemerintah berdasarkan jumlah hektar yang termasuk dalam area PKP2B yaitu 24.100 hektar sesuai dengan tarif yang ditetapkan dalam PKP2B.
In accordance with the Coal Cooperation Agreement (CCA), BORNEO, a subsidiary, is required to pay fixed payment (deadrent) to the Government based on total area of land of 24,100 hectares in accordance with the rates stipulated therein.
Beban deadrent untuk periode-periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp291.053.802 dan Rp230.486.310, disajikan sebagai bagian dari “Beban umum dan administrasi-lain-lain”.
Deadrent for the three-months period ended March 31, 2014 and 2013 amounted to Rp291,053,802 and Rp230,486,310, respectively, and was presented as part of “General and administrative expenses-others”.
c. Perjanjian Penggarapan Lahan Pertambangan Batubara
c. Land Exploitation Agreement
BORNEO, entitas anak, mengadakan
perjanjian dengan beberapa pihak ketiga
sehubungan dengan penggarapan/
eksploitasi lahan tambang batubara. Sesuai dengan perjanjian tersebut, BORNEO akan membayar pemilik lahan sejumlah nilai tertentu berdasarkan hasil produksi setiap bulan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam Surat Perjanjian
Kerjasama.
BORNEO, a subsidiary, had agreements with third parties relating to usage/ exploitation of a certain parcel of land in relation to its mining activities. Based on the aforementioned agreement, BORNEO will pay the land owner a certain sum of money calculated based on the production output for each month in accordance with the terms and conditions stipulated in the Agreement.
Beban akrual sehubungan dengan
penggarapan lahan pada tanggal
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp733.645.000 dan Rp938.239.500, disajikan sebagai bagian dari “Beban akrual - lain-lain”. Beban penggarapan lahan untuk periode-periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2014 dan
2013 masing-masing sebesar
Rp6.490.334.476 dan Rp6.180.530.772
disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” (Catatan 22).
Accrued production fee related to the agreement as of March 31, 2014 and
December 31, 2013 amounted to
Rp733,645,000 and Rp938,239,500,
respectively, were recorded as part of
“Accrued expenses - others”. Land
exploitation expense for the three-months period ended March 31, 2014 and 2013
amounted to Rp6,490,334,476 and
Rp6,180,530,772, respectively, and were recorded as part of “Cost of Sales” (Note 22).
Pada tanggal 19 Juli 2011, BORNEO,
mengadakan perjanjian dengan
PT Gerak Bangun Utama, pihak ketiga. Perjanjian ini dibuat sehubungan dengan kegiatan penambangan BORNEO di areal yang terdapat Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik pihak ketiga
lainnya. Perjanjian ini berlaku sejak
ditandatangani dan berakhir sampai dengan
BORNEO selesai melakukan kegiatan
penambangan di area tersebut.
On July 19, 2011, BORNEO, entered into an agreement with PT Gerak Bangun Utama, a third party. This agreement has been made in a relation with BORNEO’s mining activities in the area which Industrial Forest Concession Rights (HTI) is owned by other third party. This agreement is valid since the signing date of the agreement until BORNEO’s mining activities in the area are completed.
Pada tanggal 5 Oktober 2011, BORNEO dan PT Buana Karya Bhakti (BKB), pihak ketiga, telah menandatangani Perjanjian Pemakaian Lahan Perkebunan BKB seluas 183,11 hektar di Batulaki Utara untuk keperluan
eksploitasi/ penambangan batubara
BORNEO, dengan periode kegiatan
penambangan selama 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal 5 Oktober 2011 dan dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun. Sehubungan dengan perjanjian ini, BORNEO memberikan ganti rugi lahan pada tahun 2011, uang jaminan atas kompensasi tanah
On October 5, 2011, BORNEO and PT Buana Karya Bhakti (BKB), a third party, signed a Plantation Land Usage Agreement for an area of 183.11 hectares owned by BKB in North Batulaki for BORNEO’s coal exploitaiton/mining acitivities for a period of four (4) years since October 5, 2011 and can be extended for one (1) year. In relation
to this agreement, BORNEO pays
compensation for the land used in 2011, guarantee for unused land area and guarantee for infrastructure maintenance.
(lanjutan) Contingencies (continued)
c. Perjanjian Penggarapan Lahan
Pertambangan Batubara (lanjutan)
c. Land Exploitation Agreement (continued)
Pada tanggal 5 Oktober 2011, BORNEO, mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan PT Gagah Putera Satria (GPS), pihak ketiga, sehubungan dengan kegiatan penambangan BORNEO di areal lahan perkebunan milik
BKB, uang jasa pengelolaan lahan
dibayarkan oleh BORNEO kepada GPS berkisar antara USD1/ton sampai dengan
USD4,75/ton berdasarkan ketentuan
sebagaimana diatur dalam perjanjian.
Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani sampai dengan BORNEO selesai melakukan kegiatan penambangan di areal tersebut.
On October 5, 2011, BORNEO, entered
into a Cooperation Agreement with
PT Gagah Putera Satria (GPS), a third
party, relating to BORNEO’s mining
activities in BKB’s plantation land area. Management fee paid by BORNEO to GPS ranges from USD1/ton up to USD4.75/ton based on the provision stated in the agreement. The agreement is valid since the signing date until BORNEO’s mining activities in the area are completed.
d. Perjanjian Jual Beli Batubara d. Coal Sale and Purchase Agreement
Perusahaan dan entitas anaknya
menandatangani beberapa perjanjian jual beli batubara dengan beberapa pelanggan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam masing-masing perjanjian-perjanjian tersebut.
The Company and its subsidiaries entered into several coal sale and purchase
agrements with various buyers and
suppliers based on the provision stated in each of the Agreements.
e. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Jalan e. Road Management Cooperation Agreement
Pada tanggal 8 Juni 2007, BORNEO, entitas anak, mengadakan Perjanjian Kerjasama
Operasional Pengelolaan Jalan Eks
PT Alam Unda sepanjang 21 km di Kecamatan Satui, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan pihak ketiga.
Perjanjian tersebut meliputi ketentuan
mengenai pengelolaan dan perawatan jalan yang berkesinambungan, penyempurnaan konstruksi jalan, pengendalian pemakaian jalan sehubungan dengan pengangkutan hasil alam disepanjang jalan tersebut. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu dua puluh lima (25) tahun sejak tanggal
perjanjian. Saldo jaminan sebesar
Rp2.870.971.939 dan Rp3.068.596.718
masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 disajikan sebagai bagian dalam “Aset tidak lancar lain-lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 11).
On June 8, 2007, BORNEO, a subsidiary,
entered into a Road Maintenance
Agreement ex PT Alam Unda covering a land road for 21 km at Kecamatan Satui, Kabupaten Kotabaru, South Kalimantan with third parties. The said agreement includes provision for continuous road management and maintenance, completion of road construction, control of road usage with respect to transportation of natural
resources products along the road.
This agreement is valid for twenty five (25) years from the agreement date. Balance of guarantee amounted to Rp2,870,971,939 and Rp3,068,596,718 as of March 31, 2014 and December 31, 2013, respectively, were presented as part of “Other non-current assets” in the consolidated statements of financial position (Note 11).
e. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Jalan (lanjutan)
e. Road Management Cooperation Agreement
(continued) Pada tanggal 26 November 2010, BORNEO
menandatangani Perjanjian Kerjasama
Pemeliharaan Jalan Hauling Batubara
dengan PT Tunas Inti Abadi (Tunas), pihak
ketiga. Perjanjian tersebut meliputi
perawatan jalan sehingga dapat dilintasi BORNEO. Perjanjian ini berlaku sampai tercapainya volume sebesar 15.000.000 metrik ton atau untuk jangka waktu 5 tahun mana yang tercapai lebih dulu, terhitung
sejak ditandatanganinya berita acara
dimulainya kegiatan sesuai perjanjian. Syarat
dan ketentuan lainnya diatur dalam
perjanjian.
On November 26, 2010, BORNEO entered into Maintenance Road for Coal Hauling