• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financial Risk Management Objectives Policies

Dalam dokumen financial statement march 2013 (Halaman 117-122)

Aktivitas Grup terpengaruh berbagai risiko

keuangan: risiko pasar (termasuk risiko mata uang, risiko suku bunga dan risiko harga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Program manajemen risiko Grup secara keseluruhan difokuskan pada pasar keuangan yang tidak dapat diprediksi dan Grup berusaha untuk meminimalkan dampak yang berpotensi merugikan kinerja keuangan Grup.

The Group activities are exposed to a variety of financial risks: market risk (including currency risk, fair value interest rate risk and price risk), credit risk and liquidity risk. The Group‟s overall risk management programme focuses on the unpredictability of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Group‟s financial performance.

Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi. Direksi bertugas menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu seperti risiko mata uang asing, risiko suku bunga,

risiko kredit dan penggunaan instrumen

keuangan derivatif.

Risk management is the responsibility of the Board of Directors (BOD). The BOD has the responsibility to determine the basic principles of

the Group‟s risk management as well as

principles covering specific areas, such as foreign exchange risk, interest rate risk, credit

risk and the use of derivative financial

instruments.

Risiko Pasar Market Risk

a. Risiko Mata Uang Asing a. Foreign Exchange Risk

Grup terpengaruh risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama terhadap Dolar Amerika Serikat. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari transaksi komersial di masa depan serta aset dan liabilitas yang diakui.

The Group is exposed to foreign exchange risk arising from various currency exposures, primarily with respect to the U.S. Dollar. foreign exchange risk arises from future commercial transactions and recognized assets and liabilities.

kecuali Dinyatakan Lain) unless Otherwise Stated)

Manajemen telah menetapkan kebijakan yang mengharuskan entitas-entitas dalam Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang fungsionalnya. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi komersial masa depan atas aset dan liabilitas yang diakui didenominasikan dalam mata uang yang bukan mata uang

fungsional. Risiko diukur dengan

menggunakan proyeksi arus kas.

Management has set up a policy to require Group companies to manage their foreign exchange risk against their functional currency. Foreign exchange risk arises when future commercial transactions or recognized assets or liabilities are denominated in a currency that is not the entity‟s functional currency. The risk is measured using cash flow forecasts.

Pada tanggal 31 Maret 2013, jika mata uang melemah/menguat sebesar 1% terhadap Dolar Amerika Serikat dengan variabel lain konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp 11.949, terutama diakibatkan keuntungan/ (kerugian) dari penjabaran aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi serta keuntungan/(kerugian)

penjabaran pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.

As of March 31, 2013, if the currency had weakened/strengthened by 1%, against the U.S. Dollar with all other variables held constant, post-tax profit for the years would have been Rp 11,949 lower/higher, mainly as a result of foreign exchange gains (losses) on translation of US Dollar-denominated financial assets at fair value through profit or lossand

foreign exchange gains (losses) on

translation of U.S. Dollar-denominated

borrowings.

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31

Desember 2012, Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

As of March 31, 2013 and December 31, 2012, the Group have monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:

kecuali Dinyatakan Lain) unless Otherwise Stated)

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31

Desember 2012, kurs nilai tukar yang digunakan Grup diungkapkan pada Catatan 2.e atas laporan keuangan konsolidasian.

As of March 31, 2013 and December 31, 2012 the conversion rates used by the Group are disclosed stated on Notes 2.e to the consolidated financial statements.

b. Risiko Harga b. Price Risk

Risiko harga adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu

instrument keuangan akan berfluktuasi

karena perubahan harga pasar. Eksposur Grup terkait risiko harga pasar terutama berasal dari harga komoditas pada tingkat yang minimum. Grup melakukan kontrak pembelian dan penjualan produk kelapa sawit dengan harga yang telah ditentukan dan

membayar uang muka. Manajemen

berkeyakinan tidak terdapat eksposur risiko harga yang signifikan.

Price risk is the risk that the value of the financial instrument will fluctuate as a result of changes in market prices. The Group‟s exposure to price risk relates to its palm oil based product commodities. The Group monitors the market closely to ensure that the risk exposure to the volatility of the commodities is kept at minimum level. The Group entered into sale and purchase of palm oil products at a fixed price and paid advances. The management believes that price risk exposure is not significant.

c. Risiko Suku Bunga d. Interest Rate Risk

Risiko suku bunga Grup timbul dari pinjaman jangka panjang. Pinjaman yang diterima

dengan suku bunga mengambang

mengakibatkan timbulnya risiko suku bunga arus kas terhadap Grup.

The Group‟s interest rate risk arises from long-term borrowings. Borrowings issued at floating rates expose the Group to cash flow interest rate risk.

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31

Desember 2012, saldo pinjaman dengan suku bunga mengambang adalah sebesar dan Rp 824.401 dan Rp 1.099.204 yang terdiri atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang.

As of March 31, 2013 and December 31, 2012, the Group‟s floating rate borrowings amounted to Rp 824,401 and Rp 1,099,204 consists of short term bank loan and long- term bank loans.

kecuali Dinyatakan Lain) unless Otherwise Stated)

Pinjaman dengan suku bunga tetap yang dimiliki Grup dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Untuk itu, pinjaman tersebut tidak termasuk dalam risiko suku bunga sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 60.

The Group‟s fixed rate borrowings are carried at amortized cost. They are therefore not subject to interest rate risk as defined in PSAK No. 60.

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, jika suku bunga atas

pinjaman yang didenominasikan dalam

Rupiah lebih tinggi/rendah 1% dan variabel lain dianggap tetap, laba setelah pajak untuk periode yang berakhir 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 akan lebih rendah/tinggi sebesar Rp 3.055 dan Rp 8.244, terutama sebagai akibat tingginya/rendahnya beban bunga dari pinjaman dengan suku bunga mengambang.

As of March 31, 2013 and December 31, 2012, if interest rates on Rupiah-denominated borrowings had been 1% higher/lower with all other variables held constant, post-tax profit for the year ended March 31, 2013 and December 31, 2012, would have been Rp 3,055 dan Rp 8,244 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest expense on floating rate borrowings.

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, apabila suku bunga atas

pinjaman berdenominasi Dolar Amerika

Serikat meningkat/menurun sebesar 0,1% dan variabel lain tetap, laba setelah pajak untuk periode yang berakhir 31 Maret 2013

dan 31 Desember 2012 akan lebih

rendah/tinggi sebesar Rp 519 dan Rp 1.086, sebagian besar akibat beban bunga yang lebih tinggi/rendah pada pinjaman dengan suku bunga mengambang.

As of March 31, 2013 and December 31, 2012, if interest rates on U.S. Dollar- denominated borrowings at that date had been 0.1% higher/lower with all other variables held constant, post- tax profit for the year ended March 31, 2013 and December 31, 2012 would have been Rp 519 and Rp 1,086 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest expense on floating rate borrowings.

Risiko Kredit Credit Risk

Risiko kredit dikelola berdasarkan kelompok, kecuali risiko kredit sehubungan dengan saldo piutang. Setiap entitas bertanggung jawab

mengelola dan menganalisa risiko kredit

pelanggan baru sebelum persyaratan

pembayaran dan distribusi ditawarkan. Risiko kredit timbul dari kas dan setara kas, investasi pada surat berharga utang dan deposito berjangka di bank, maupun risiko kredit yang timbul dari pelanggan grosir dan ritel, termasuk piutang yang belum dibayar dan transaksi yang mengikat.

Credit risk is managed on a group basis except for credit risk relating to accounts receivable balances. Each entity is responsible for managing and analysing the credit risk for each of their new clients before standard payment and delivery terms and conditions are offered. Credit risk arises from cash and cash equivalents, derivative financial instruments, investment in debt securities and deposits with banks and financial institutions, as well as credit exposures to wholesale and retail customers, including

outstanding receivables and committed

transactions. Lihat Catatan 6 untuk informasi piutang yang

belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.

Refer to Note 6 for the information regarding not past due and unimpaired receivables.

kecuali Dinyatakan Lain) unless Otherwise Stated)

Berikut adalah eksposur maksimum terhadap risiko kredit untuk komponen laporan posisi

keuangan konsolidasian pada tanggal

31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.

The table below shows the maximum exposure to credit risk for the component of the consolidated statements of financial position as of March 31, 2013 and December 31, 2012.

Risiko Likuiditas Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due.

Kebutuhan likuiditas Grup terutama timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan pengeluaran modal untuk ekspansi lahan dan penanaman baru kelapa sawit.

Liquidity needs of the Group primarily arise from the need to finance investment and capital expenditures for expansion and new planting of new oil palm.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar

keuangan untuk mendapatkan sumber

pendanaan yang optimal.

In the management of liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group‟s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluates the projected and actual cash flows and continuously assess conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources.

Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan konsolidasi berdasarkan

pembayaran kontraktual yang tidak

didiskontokan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012:

The table below summarizes the maturity profile of financial assets and liabilities based on contractual undiscounted payments as of March 31, 2013 and December 31, 2012:

kecuali Dinyatakan Lain) unless Otherwise Stated)

45. Pengungkapan Tambahan Laporan Arus Kas

Dalam dokumen financial statement march 2013 (Halaman 117-122)