• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

OPERASI LAIN DAN BEBAN OPERASI LAIN OTHER OPERATING INCOME AND OTHER OPERATING EXPENSES

35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko suku bunga, risiko mata uang asing, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Board of Directors reviewed and agreed on the policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:

Risiko mata uang asing Foreign currency risk Mata uang fungsional Kelompok Usaha adalah

Rupiah. Kelompok Usaha menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakan harga acuan dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Kelompok Usaha dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak bisa ditandingkan dalam hal nilai dan/atau pemilihan waktu, Kelompok Usaha terpapar risiko mata uang asing.

The Group’s functional currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as the borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. If the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

Kelompok Usaha tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal atas eksposur nilai tukar mata uang asing.

The Group does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposures.

Risiko mata uang asing (lanjutan) Foreign currency risk (continued) Lebih lanjut, terkait dengan yang telah dijelaskan

pada paragraf sebelumnya, fluktuasi kurs tukar antara Rupiah dan Dolar AS memberikan ruang lindung nilai alami (natural hedge) terhadap dampak kurs tukar dalam Kelompok Usaha.

Pada tanggal 30 September 2021, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2021 akan lebih tinggi/rendah sebesar Rp3.587.411 terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang bukan usaha, utang trust receipts, utang bank jangka pendek dan cerukan, utang usaha, utang bukan usaha dan utang jangka panjang yang terdiri dari utang bank, utang obligasi dan utang jangka panjang lainnya.

Further, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

As at September 30, 2021, had the exchange rate of Rupiah against foreign currencies appreciated/depreciated by 10% with all other variables held constant, income before income tax expense for the nine-month period ended September 30, 2021 would have been Rp3,587,411 lower/higher mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, accounts receivable - trade, accounts receivable - non-trade, trust receipts payable, short-term bank loans and overdraft, accounts payable - trade, accounts payable - non-trade and long-term debts which consist of bank loans, bonds payable and other long-term debt.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and plasma farmers and placement of current accounts and deposits in the banks.

Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan Kelompok Usaha. Kelompok Usaha memilih menempatkan dananya pada bank-bank terkemuka yang telah memiliki reputasi yang baik.

Investasi atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Pembatasan tersebut ditetapkan untuk meminimalkan risiko konsentrasi kredit sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut.

Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in accordance with the Group’s policy. The Group opted to place its fund in leading and reputable banks. Investments of surplus funds are limited for each bank and reviewed annually by the directors. Such limits are set to minimize the concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure of the banks.

Kelompok Usaha menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik.

Kelompok Usaha mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan

The Group implements policies to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. The Group requires that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Untuk penjualan dalam negeri, Kelompok Usaha

memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 1 - 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Kelompok Usaha menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu, seperti mengharuskan sub-distributor untuk memberikan jaminan bank.

Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

For domestic sales, the Group grants its customers credit terms of 1 - 45 days from the issuance of invoice. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer, such as requiring sub-distributors to provide bank guarantees. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group’s exposure to bad debts.

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Kelompok Usaha akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih.

Untuk meringankan risiko kredit, Kelompok Usaha akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat terlambat dan/atau gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term given, the Group will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default.

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Entitas Anak menunggu pendanaan dari bank.

Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantations development which include costs for plasma plantations funded by the banks and temporarily self-funded by the Subsidiaries awaiting banks’ funding.

Piutang plasma juga mencakup pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma.

Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma dan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi sepenuhnya.

Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installment to the banks, advances for fertilizers and other agricultural supplies. These advances shall be reimbursed by the plasma farmers and the collateral in the form of titles of ownership of the plasma plantations will be handed over to the plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.

Kelompok Usaha melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Kelompok Usaha untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.

The Group through partnership scheme also provides technical assistance to the plasma farmers to maintain the productivity of plasma plantations as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is expected to improve the repayments of plasma receivables.

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Pada tanggal laporan, eksposur maksimum

Kelompok Usaha terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim.

As at the reporting date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amounts of each class of financial assets presented in the interim consolidated statement of financial position.

Kelompok Usaha tidak memiliki konsentrasi risiko kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

The Group has no concentration of credit risk as its trade receivables relate to large number of ultimate customers.

Tabel dibawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2021 dan 31 Desember 2020.

The tables below represent the aging analysis of financial assets of the Group as of September 30, 2021 and December 31, 2020.

30 September 2021/September 30, 2021 Belum Jatuh

Tempo dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Neither past Due nor Impaired

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/Past Due but Not Impaired

Total

1 - 30 hari/

1 - 30 days

31 - 60 hari/

31 - 60 days

61 - 90 hari/

61 - 90 days

Lebih Dari 90 hari/More than 90 Days Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents 17.801.972 17.801.972 - - - -

Piutang/Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third parties 6.582.583 4.530.544 1.262.474 266.576 177.185 345.804 Kerugian kredit ekspektasian/ Expected

credit losses (180.245 ) - - - - (180.245 )

Pihak ketiga – neto/ Third parties – net 6.402.338 4.530.544 1.262.474 266.576 177.185 165.559

Pihak berelasi/Related parties 1.279.351 1.279.351 - - - -

Bukan usaha/Non-trade:

Pihak ketiga/Third parties 134.779 134.779 - - - -

Pihak berelasi/Related parties 583.277 583.277 - - - -

Piutang plasma - bagian lancar/Plasma

receivables - current portion 4.711 4.711 - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/ Other non-current assets -

Long-term receivables 44.293 44.293 - - - -

Piutang plasma - bagian jangka panjang/Plasma

receivables - long-term portion 1.357.638 1.357.638 - - - -

Aset keuangan / financial assets

Investasi jangka pendek/ Short-term

investments 2.230.295 2.230.295 - - - -

Investasi jangka panjang/ Long-term

investments 4.264.958 4.264.958 - - - -

Total 34.103.612 32.231.818 1.262.474 266.576 177.185 165.559

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Tabel dibawah ini menunjukkan analisa umur aset

keuangan Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2021 dan 31 Desember 2020 (lanjutan).

The tables below represent the aging analysis of financial assets of the Group as of September 30, 2021 and December 31, 2020 (continued).

31 Desember 2020/December 31, 2020

Total

Belum Jatuh Tempo dan Tidak

Mengalami Penurunan Nilai/

Neither past Due nor Impaired

Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai/

Past Due but Not Impaired

1 - 30 hari/

1 - 30 days

31 - 60 hari/

31 - 60 days

61 - 90 hari/

61 - 90 days

Lebih Dari 90 hari/More than

90 Days Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and

receivables

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents 17.336.960 17.336.960 - - - -

Piutang/Accounts receivable

Usaha/Trade :

Pihak ketiga/Third parties 5.507.296 3.097.822 1.295.715 403.623 188.136 522.000 Kerugian kredit ekspektasian/ Expected

credit losses (191.685 ) - - - - (191.685 )

Pihak ketiga – neto/ Third parties - net 5.315.611 3.097.822 1.295.715 403.623 188.136 330.315

Pihak berelasi/Related parties 1.113.519 1.113.519 - - - -

Bukan usaha/Non-trade:

Pihak ketiga/Third parties 420.935 420.935 - - - -

Pihak berelasi/Related parties 601.605 601.605 - - - -

Piutang plasma - bagian lancar/Plasma

receivables - current portion 10.031 10.031 - - - -

Aset tidak lancar lainnya - Piutang jangka panjang/ Other non-current assets -

Long-term receivables 40.147 40.147 - - - -

Piutang plasma - bagian jangka panjang/Plasma

receivables - long-term portion 1.558.254 1.558.254 - - - -

Aset keuangan / financial assets - - - -

Investasi jangka pendek/ Short-term

investments 1.275 1.275 - - - -

Investasi jangka panjang/ Long-term

investments 3.875.012 3.875.012 - - - -

Total 30.273.349 28.055.560 1.295.715 403.623 188.136 330.315

Risiko likuiditas Liquidity risk Kelompok Usaha menghadapi risiko likuiditas

karena mungkin akan menemui kesulitan dalam memenuhi kewajiban dan komitmen kontraktualnya.

The Group faces liquidity risk because it may encounter difficulty in meeting its contractual obligations and commitments.

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan setara kas dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit yang memadai.

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and cash equivalents, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Kelompok Usaha secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, dan terus menerus memantau kondisi pasar keuangan untuk inisiatif penggalangan dana. Inisiatif ini mencakup utang dan pinjaman bank, dan penerbitan ekuitas pasar modal.

The Group regularly evaluates its projected and actual cash flow information and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to pursue fund-raising initiatives.

These initiatives may include bank loans and borrowings and equity market issues.

Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities, based on contractual undiscounted payments:

30 September 2021/September 30, 2021

Jumlah/ Utang bank jangka pendek dan

cerukan 16.095.680 16.095.680 - - Short-term bank loans and

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun Current maturities

of long-term bank loans

Pokok pinjaman 2.029.877 2.029.877 - - Principal

Utang obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu

satu tahun Current maturities of

Bonds payables

Pokok pinjaman 1.998.387 1.998.387 - - Principal

Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun Long-term bank loans - net

of current maturities

Pokok pinjaman 10.962.516 - 7.651.641 3.310.875 Principal

Utang obligasi jangka panjang Bonds payables

Pokok pinjaman 24.829.285 - - 24.829.285 Principal

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo

liabilitas keuangan Kelompok Usaha, berdasarkan arus kas kontraktual yang tidak terdiskonto:

(lanjutan)

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities, based on contractual undiscounted payments: (continued)

31 Desember 2020/December 31, 2020

Jumlah/

Total

Dalam waktu 1 tahun/

Within 1 year

Dalam waktu 1 sampai dengan

5 tahun/

Within 1-5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years Utang bank jangka pendek dan

cerukan 13.800.300 13.800.300 - - Short-term bank loans and

overdraft

Utang usaha 4.407.555 4.407.555 - - Trade payables

Utang lain-lain - Pihak ketiga 1.747.882 1.747.882 - - Other payables - Third parties

Beban akrual 3.374.396 3.374.396 - - Accrued expenses

Utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun Current maturities

of long-term bank loans

Pokok pinjaman 912.918 912.918 - - Principal

Utang obligasi jangka panjang Bonds payables

Pokok pinjaman 1.996.572 1.996.572 - - Principal

Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun Long-term bank loans - net

of current maturities

Pokok pinjaman 36.568.706 - 34.954.434 1.614.272 Principal

Utang jangka panjang lainnya Long-term debt

Pokok pinjaman 7.788 - 7.788 - Principal

Liabilitas sewa 234.142 99.787 134.355 - Lease liabilities

Utang kepada pihak berelasi 516.143 - 516.143 - Due to related party

Beban bunga masa depan 4.399.586 1.312.181 2.951.859 135.546 Future interest expense

Risiko harga komoditas Commodity price risks Kelompok Usaha terkena dampak risiko harga

komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global.

Dampak tersebut terutama timbul dari pembelian minyak kelapa sawit, di mana marjin laba atas penjualan barang jadi dapat terpengaruh jika harga minyak kelapa sawit (yang merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pabrik penyulingan untuk memproduksi minyak dan lemak nabati) meningkat dan Kelompok Usaha tidak dapat mengalihkannya kepada pelanggannya.

The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors, such as weather, government policies, level of demand and supply in the market and the global economic environment. Such exposure mainly arises from its purchases of CPO where the profit margin on sales of its finished products may be affected if the cost of CPO (which is the main raw material used in the refinery factories to produce edible oil and fats products) increases and the Group is unable to pass such cost increases to its customers.

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2021 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas risiko harga komoditas tersebut.

For the nine-month period ended September 30, 2021 and the year ended December 31, 2020, the Group’s policy is that no hedging in the said commodity price risk shall be undertaken.

Kebijakan Kelompok Usaha adalah untuk meningkatkan swasembada minyak kelapa sawit dalam proses penyulingan untuk mengurangi risiko biaya bahan baku terhadap fluktuasi harga komoditas.

The Group’s policy is to increase its self-sufficiency in supply of CPO for the refinery operations to reduce the exposure of raw material costs to fluctuations in commodity prices.

36. PIUTANG PLASMA 36. PLASMA RECEIVABLES

30 September 2021/

September 30, 2021

31 Desember 2020/

December 31, 2020

Piutang plasma 2.297.014 2.213.698 Plasma receivables

Penyisihan penurunan nilai (934.665 ) (645.413 ) Allowance for impairment

Total 1.362.349 1.568.285 Total

Dikurangi bagian lancar 4.711 10.031 Less current Portion

Piutang plasma, bagian tidak lancar 1.357.638 1.558.254 Plasma receivables, non current portion

Kebijakan pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan perkebunan untuk membangun area perkebunan inti rakyat. Sehubungan dengan kebijakan tersebut, Entitas-entitas Anak, yaitu LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP, HPIP dan IBP (secara bersama-sama disebut sebagai “Perusahaan Inti”), memiliki komitmen dengan beberapa KUD yang mewadahi petani plasma untuk mengembangkan perkebunan plasma.

The Indonesian government policy requires the plantations companies to develop plasma plantations (perkebunan inti rakyat). Relative to this, Subsidiaries, namely LSIP, MISP, GS, CNIS, KGP, RAP, CKS, MSA, JS, MPI, SBN, PIP,HPIP and IBP (collectively referred to as the “Nucleus Companies”), have commitments with several KUD representing the plasma farmers to develop plantations under the plasma scheme.

Pembiayaan atas pengembangan perkebunan plasma ini diperoleh melalui pinjaman dari bank maupun pembiayaan langsung oleh Perusahaan Inti. Perusahaan Inti, tidak termasuk MISP, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) untuk pelunasan pinjaman atas pembiayaan yang diperoleh dari bank.

The financing of these plasma plantations are provided by the banks or Nucleus Companies.

Nucleus Companies, exclusive of MISP, provide corporate guarantees to the related credit facilities provided by the bank.

Pada saat perkebunan plasma telah menghasilkan, petani plasma berkewajiban untuk menjual seluruh hasil perkebunan tersebut kepada Perusahaan Inti, dan melunasi angsuran atas fasilitas pinjaman investasi yang diberikan oleh bank atau Perusahaan Inti sesuai skema pembiayaan tiap-tiap proyek dengan menggunakan dana yang dipotong dari penjualan hasil perkebunan plasma tersebut.

When the plasma plantations start to mature, the plasma farmers are obliged to sell all their harvests to the respective Nucleus Companies, and shall repay the installments for the credit investment facilities obtained from the bank or the Nucleus Companies in accordance with the scheme of the plasma plantations development using funds deducted from the proceeds of the said sales of plasma plantations’ harvests.

Perusahaan Inti juga memberikan pinjaman kepada petani plasma untuk dana pengembangan kebun dan untuk membayar angsuran pinjaman dan beban bunga yang timbul dari pinjaman di atas kepada masing-masing bank, karena hasil penjualan TBS dari perkebunan plasma terkait belum mencukupi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tersebut di atas. Pinjaman tersebut akan dilunasi oleh masing-masing KUD pada saat hasil penjualan TBS dari perkebunan plasma tersebut sudah menghasilkan arus kas neto yang positif.

Nucleus Companies also provide loans to the respective plasma farmers to develop the plasma plantations and to repay the loan installments and the related interest charges to the respective banks, since the deductions from the proceeds from FFB sales are not yet sufficient to cover the above-mentioned expenditures. These loans will be repaid by the respective KUD when the FFB sales

Nucleus Companies also provide loans to the respective plasma farmers to develop the plasma plantations and to repay the loan installments and the related interest charges to the respective banks, since the deductions from the proceeds from FFB sales are not yet sufficient to cover the above-mentioned expenditures. These loans will be repaid by the respective KUD when the FFB sales