IV.3 HAZOP Study
IV.5.2 Fire modelling dengan perangkat lunak
ALOHA mensimulasikan bagaimana persebaran panas, kadar gas, maupun overpressure yang terjadi ketika skenario bahaya berlangsung. Simulasi dilakukan pada ketiga skenario bahaya dan kelima skenario kebocoran. Sehingga dari masing-masing skenario lubang kebocoran dapat diketahui seberapa banyak receiver yang terdampak yang kemudian menjadi hasil dari analisa konsekuensi.
Inputan ALOHA secara garis besar adalah kondisi atmosfer, kondisi landscape fasilitas, jenis gas, sumber, dan ukuran kebocoran . Dalam analisa konsekuensi ini 2 node yaitu
Parts of valve connect dan Control Valve station dilakukan
penggabungan, dikarenakan lokasi receiver yang sangat berdekatan sehingga dimungkinkan untuk melakukan satu kali analisa.
75
IV.5.2.1 Analisa konsekuensi akibat jet fire
Fire modelling pada skenario jet fire dilakukan dengan
variasi 5 skenario kebocoran, antara lain full bore (>150 mm),
large bore (50-150 mm), medium bore (10-50 mm), small bore
(3-10 mm), dan very small bore (1-3 mm). Penentuan variasi lubang kebocoran berdasarkan DNV failure frequency. Sehingga nantinya akan diketahui radiasi panas yang dihasilkan dan seberapa besar dampak yang diterima oleh
receiver. Gambar 4.6 menunjukkan hasil dari fire modelling jet fire dengan kebocoran full bore pada jetty.
Gambar 4. 6 Fire modelling jet fire pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm)
Dari fire modelling jet fire pada jetty menunjukan beberapa hasil yakni, jet fire hanya berlangsung selama 20 detik. Hal ini diperoleh dari volume gas yang ada di dalam pipa yang akan habis dalam 20 detik pada saat jet fire berlangsung. Mekanisme closed off pipe membuat hal ini sangat penting, mengingat harus ada prosedur yang membatasi volume gas yang terbakar menjadi seminimal mungkin. Didalam ALOHA, hal ini di representasikan dengan panjang pipa. Semakin
pendek pipa dengan diameter yang sama maka volume yang ada dan yang terbakar akan menjadi lebih sedikit, sehingga waktu jet fire berlangsung akan relatif lebih singkat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kondisi receiver disekitar lokasi kejadian yang direpresentasikan dalam radiasi panas.
Berikut adalah LOC (Level of Concern) dari radiasi panas. Radiasi panas yang terjadi dibagi menjadi 3, yaitu hijau
dengan radiasi panas sekitar 2-5 kW/m2 dengan radius
jangkauan 43 meter yang berpotensi menimbulkan first degree
burn pada orang terdampak dalam waktu 60 detik. Biru dengan
radiasi panas 5-10 kW/m2 dan radius jangkauan 28 meter yang
berpotensi menimbulkan second degree burn pada orang terdampak dalam waktu 60 detik. Merah dengan radiasi panas >10 kW/m2 dan radius jangkauan 20 meter yang berpotensi menimbulkan third degree burn atau bahkan kematian dalam waktu 60 detik.
Selanjutnya fire modelling ini dilakukan pada tiga titik yaitu jetty (node 1&2), compressor station (node 3&4) dan CNG storage (node 5). Hasil rekapitulasi jet fire dengan kebocoran >150 mm pada setiap lokasi dapat dilihat pada tabel 4.19. Sedangkan hasil untuk skenario lubang kebocoran yang lain dapat dilihat pada lampiran C.
77
Tabel 4. 19 Rekapitulasi fire modelling jet fire pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm) Node /
Segmen Receiver Jumlah
Orang
Burn Degree (Jumlah orang terdampak/Radius/Waktu) Heat Flux (kW/m2)
Fatality (N)
First Second Third Tolerable
Node 1&2
CNG Vessel (accomodation deck) 18 18 / 43 m / 20 s - - - 2 - 5 18
Unloading operator in CNG Vessel 3 - - 3 / 20 m / 20 s - >10 3
Jetty Control 2 - - 2 / 20 m / 20 s - >10 2 Operation Pavilion 2 - - 2 / 20 m / 20 s - >10 2 TOTAL 25 Node 3&4 Control Room 3 - - 3 / 24 m / 20 s - >10 3 Office 9 - - - 9 / >52 m / ~ < 2 0
Workshop and Warehouse 3 - - - 3 / >52 m / ~ < 2 0
Jalan Raya 5 5 / 52 m / 20 s - - - 2 - 5 5
TOTAL 8
Node 5
Priority Panel System 2 2 / 75 m / 20 s - - - 2 - 5 2
Pemukiman 120 20 / 75 m / 20 s 4 / 49 m / 20 s - 96 / >75 m / ~ 2 - 10 24
Office 9 - - - 9 / >75 m / ~ < 2 0
Workshop and Warehouse 3 - - - 3 / > 75 / ~ < 2 0
Control Room 3 - - - 3 / >75 m / ~ < 2 0
Jalan Raya 5 5 / 75 m / 20 s - - - 2 - 5 5
IV.5.2.2 Analisa konsekuensi akibat flash fire
Sama halnya seperti jet fire, fire modelling akibat flash
fire dilakukan pada 5 skenario kebocoran sesuai DNV failure frequency. Namun, berbeda dari jet fire, fire modelling flash fire akan menunjukan seberapa besar overpressure yang terjadi
saat flash fire berlangsung dan berapa receiver yang terdampak. Gambar 4.7 menunjukkan hasil dari fire modelling
flash fire dengan kebocoran full bore pada jetty.
Gambar 4. 7 Fire modelling flash fire pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm)
Dari fire modelling jet fire pada jetty menunjukan beberapa hasil yakni, durasi rilisnya gas ke atmosfer adalah 1 menit. Dengan mekanisme closed off pipe maka gas yang terilis ke atmosfer dapat di batasi sejauh mungkin.
Berikut adalah Level of Concern (LOC) dari flash fire, warna merah merepresentasikan overpressure blast force sebesar >8 psi yang berpotensi menghancurkan bangunan, namun dalam kasus pada terminal penerima CNG ini ledakan tidak mencapai level tersebut. Warna biru merepresentasikan
79
menyebabkan luka serius, namun dalam kasus pada terminal CNG ini ledakan juga tidak mencapai level tersebut. Kedua hal diatas dapat terjadi apabila skenario flash fire yang dipicu oleh detonasi, sedangkan dalam kasus ini flash fire dipicu oleh sulutan api. Warna hijau dalam fire modelling tersebut merepresentasikan overpressure blast force sebesar 1 - 3,5 psi dengan jangkauan 50 meter yang berpotensi menyebabkan kaca pecah.
Setelah itu, fire modelling ini dilakukan pada tiga titik, yaitu jetty (node 1&2), compressor station (node 3&4) dan CNG storage (node 5). Hasil rekapitulasi flash fire dengan kebocoran >150 mm pada setiap lokasi dapat dilihat pada tabel 4.20. Sedangkan hasil untuk skenario lubang kebocoran yang lain dapat dilihat pada lampiran C.
Tabel 4. 20 Rekapitulasi fire modelling flash fire pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm) Node /
Segmen Receiver Jumlah
Orang
Effect (Jumlah orang terdampak/Jangkauan/Waktu) Pressure (psi) Fatalit y (N) Shatters glass Serious injury likely Destruction building Tolerable Node 1&2
CNG Vessel (accomodation deck) 18 - - - 18/ - / ~ 1.0 - 3.5 0
Unloading operator in CNG Vessel 3 3 / 50 m / 60 s - - - 1.0 - 3.5 3
Jetty Control 2 2 / 50 m / 60 s - - - 1.0 - 3.5 2 Operation Pavilion 2 2 / 50 m / 60 s - - - 1.0 - 3.5 2 TOTAL 7 Node 3&4 Control Room 3 - - - 3 / - / ~ < 1.0 0 Office 9 - - - 8 / - / ~ < 1.0 0
Workshop and Warehouse 3 - - - 3 / - / ~ < 1.0 0
Jalan Raya 10 - - - 5 / - / ~ < 1.0 0
TOTAL 0
Node 5
Priority Panel System 2 - - - 2 / - / ~ < 1.0 0
Pemukiman 120 - - - 120 / - / ~ < 1.0 0
Office 9 - - - 9 / - / ~ < 1.0 0
Workshop and Warehouse 3 3 / 97 m / 60 s - - - 1.0 - 3.5 3
Control Room 3 - - - 3 / - / ~ < 1.0 0
Jalan Raya 5 5 / 97 m / 60 s - - - 1.0 - 3.5 5
81
IV.4.2.3 Analisa konsekuensi akibat gas dispersion
Gas dispersion dalam fasilitas CNG sangat mungkin
terbentuk karena semua gas dalam fasilitas dalam kondisi fase gas. Berbeda dengan LNG yang memiliki 2 fase. Gas
dispersion sangat berbahaya bagi manusia umumnya pada
pernapasan. Tingkat dampak dari gas dispersion sendiri bergantung pada kadar ppm pada gas yang terilis. Semakin besar kadar ppm gas methane tersebut, maka potensi kematian juga akan semakin besar. Tabel 4.1 adalah penjelasan mengenai kadar ppm dalam gas methane sekaligus dampaknya.
Tabel 4. 21 Kadar ppm dalam Gas methane dan efeknya Kadar % ppm Efek Terhadap Manusia
<5 50.000 Tidak beracun
14 140.000 Gas methane memiliki
kemampuan mengurangi kadar oksigen di atmosfer
30 300.000 Depresi sistem saraf pusat
Sama halnya dengan sebelumnya, fire modelling gas
dispersion ini dilakukan pada 5 skenario kebocoran yang sudah
ditentukan. Berikut adalah hasil fire modelling gas dispersion pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm).
Gambar 4. 8 Fire modelling gas dispersion pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm)
Dari fire modelling gas dispersion pada jetty, menunjukan beberapa hasil yakni, gas dispersion akan berlangsung hanya 1 menit hingga gas yang ada dalam pipa habis. Mekanisme yang digunakan sama dengan skenario bahaya sebelumnya, yaitu closed off pipe.
Berikut adalah Level of Concern (LOC) dari kadar ppm
gas dispersion. Warna hijau menunjukkan gas methane dengan
kadar 2900-17000 ppm dan jarak jangkauan disperse sejauh 142 meter. Warna merah menunjukkan gas methane dengan kadar >17000 ppm dan jarak jangkauan dispersi sejauh 57 meter.
Selanjutnya, fire modelling ini dilakukan pada tiga titik yaitu jetty (node 1&2), compressor station (node 3&4) dan CNG storage (node 5). Hasil rekapitulasi gas dispersion dengan kebocoran >150 mm pada setiap lokasi dapat dilihat pada tabel 4.22. Sedangkan hasil untuk skenario lubang kebocoran yang lain dapat dilihat pada lampiran C.
83
Tabel 4. 22 Rekapitulasi gas dispersion pada jetty dengan skenario kebocoran full bore (>150 mm)
Node /
Segmen Receiver Jumlah
Orang
Protective Action Criteria (Jumlah orang
terdampak/Jangkauan/Waktu) PPM Fatality
(N)
PAC-1 PAC-2 PAC-3 Tolerable
Node 1&2 CNG Vessel (accomodation deck) 18 - - - 18/ - / ~ < 2900 0 Unloading operator in CNG Vessel 3 - - - 3/ - / ~ < 2900 0 Jetty Control 2 - - 2 / 57 m / 60 s - >17000 2 Operation Pavilion 2 - - 2 / 57 m / 60 s - >17000 2 TOTAL 4 Node 3&4 Control Room 3 - - - 3 / - / ~ < 2900 0 Office 9 - - - 8 / - / ~ < 2900 0
Workshop and Warehouse 3 - - - 3 / - / ~ < 2900 0
Jalan Raya 5 - - - 5 / - / ~ < 2900 0
TOTAL 0
Node 5
Priority Panel System 2 2 / 283 m / 60 s - - - 2900-17000 2
Pemukiman 120 - - - 120 / - / ~ < 2900 0
Office 9 - - - 9 / - / ~ < 2900 0
Workshop and Warehouse 3 3 / 283 m / 60 s - - - 2900-17000 3
Control Room 3 - - - 3 / - / ~ < 2900 0
Jalan Raya 5 5 / 283 m / 60 s - - - 2900-17000 10
IV.6 Representasi Risiko
Risiko pada umumnya dikatakan sebagai perkalian penggabungan antara frekuensi dan konsekuensi. Setelah nilai frekuensi dan konsekuensi didapatkan maka kemudian nilai tersebut diplotkan pada sebuah F-N curve. F-N Curve yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sesuai standar Hongkong
Government Risk Guidelines (HKRG). Risiko akan bisa
diterima apabila ada dalam level acceptable atau sekurang-kurangnya ALARP.
Dalam representasi risiko, node atau lokasi analisa akan disesuaikan menjadi 4 seperti analisa frekuensi, karena node 1&2 memiliki nilai frekuensi yang berbeda. Namun untuk kedua node tersebut memiliki nilai konsekuensi yang sama karena alasan yang telah dijelaskan sebelumnya.