BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI
2.12. Flowchart
2.12.1. Definisi Flowchart
Menurut Kadir (2013), flowchart adalah bentuk penyajian grafis yang menggambarkan solusi langkah demi langkah terhadap suatu permasalahan. Flowchart tidak hanya dipakai untuk menggambarkan operasi yang sederhana, tetapi juga dapat digunakan untuk menangani persoalan yang kompleks.
2.12.2. Kelebihan Flowchart
• Merupakan metode komunikasi yang andal, hanya menggunakan sedikit simbol yang mudah dipahami oleh siapa saja.
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
• Bentuknya mnecerminkan keadaaan yang sesungguhnya. Misalnya, secara visual dapat menggambarkan pengulangan atau pencabangan.
• Keesalahan-kesalahan dapat terdeteksi secara visual (misalnya ada langkah yang belum diarahkan ke langkah lain).
2.12.3. Kekurangan Flowchart
• Jika logika kompleks, flowchart menjadi rumit dan menyita tempat. • Membosankan kalau simbol-simbol di flowchart harus digambar secara
manual. Namun, ini teratasi kalau program penggambar flowchart digunakan.
2.12.4. Simbol-simbol Flowchart
Tabel 2.1 Simbol-simbol Pada Flowchart (Sumber: Kadir, 2013)
Simbol Nama Fungsi
Terminator Permulaan/akhir program
Garis Alir Arah aliran program
Preparation Proses inisialisasi/ pembagian harga awal
Proses Proses perhitungan/proses pengolahan data
Input/output Data Proses input/output data, parameter, informasi Predefined
Process
Permulaan sub program/proses menjalankan sub program Decision Perbandingan pernyataan,
memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya
Onpage Connector
Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada satu halaman
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Simbol Nama Fungsi
Offpage Connector
Penghubung bagian-bagian flowchart yang berada pada halaman berbeda
2.13. Metode Pengumpulan Data
2.13.1. Pengertian Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014).
2.13.2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan berbagai informasi, sesuai dengan topik yang sedang diteliti yaitu dengan cara menggali berbagai informasi yang bersumber dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, dan sumber lainnya baik secara tertulis maupun dari media elektronoik. Kegunaan dari studi pustaka ini adalah untuk menjelaskan variabel yang menjadi topik dalam penelitian (Fitrianti, 2016).
2.13.3. Wawancara
2.13.3.1. Pengertian Wawancara
Menurut Suwartono (2014), wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan. Wawancara memungkinkan peneliti untuk menyusup kedalam “alam” pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan lainnya yang tidak dapat diamati.
Sedangkan menurut Winarno (2018), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, maupun sikap terhadap sesuatu.
Secara fisik, wawancara dapat dibedakan atas wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Pada umumnya wawancara terstruktur di luat negeri telah dibuat terstandar. Wawancara terstruktur terdiri dari serentetan pertanyaan di mana pewawancara tinggal memberikan tanda check () pada pilihan jawaban yang telah disiapkan, wawancara terstandar ini kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara akan tetapi tidak pula yang diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yang dipersilahkan memberikan tanda. Dalam keadaan terakhir, maka wawancara ini tidak ubahnya sebagai kuesioner saja.
Bila ditinjau dari pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan atas: 1. Wawancara bebas, dimana pewawancara bebas menanyakan apa
saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Penulis menggunakan wawancara jenis ini.
2. Dalam pelaksanaannya, pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa iia sedang diwawancarai. Dengan demikian, suasananya akan menjadi lebih santai karena hanya omong-omong biasa. Kelemahan penggunaan teknik ini adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
3. Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawancara terstruktur.
4. Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin (Winarno, 2018).
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2.13.4. Kuesioner
2.13.4.1. Pengertian Kuesioner
Menurut Winarno (2018), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti. Secara umum, angket atau kuesioner digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan data pribadi responden, pendapat atau informasi lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau sampling acak sederhana. Menurut Gayatri (2018), sampling acak sederhana ialah pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara acak, dimana setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk dipilih dari populisasi.
Secara garis besar, kuesioner dapat dibedakan atas berberapa jenis, antara lain:
1. Berdasarkan cara menjawab:
• Kuesioner terbuka, yaitu jika memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Penulis menggunakan jenis kuesioner ini.
• Kuesioner tertutup, yaitu jika sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2. Berdasarkan jawaban yang diberikan:
• Kuesioner langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya .Penulis menggunakan kuesioner jenis ini.
• Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3. Berdasarkan bentuknya:
• Kuesioner pilihan ganda, jika yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
• Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. Penulis menggunakan kuesioner jenis ini.
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
• Check list (sebuah daftar), di mana responden tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom yang sesuai.
• Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
2.13.4.2. Keuntungan Kuesioner
• Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
• Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
• Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
• Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab.
• Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
2.13.4.3. Kelemahan Kuesioner
• Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
• Seringkali sukar dicari validitasnya.
• Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
• Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%.
• Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket atau kuesioner terutama terkait dengan validitas data dan kejujuran pengisi data, maka perlu disederhanakan dengan cara peneliti melakukan cross check antara jawaban responden dengan data yang diperoleh melalu metode lain (Winarno, 2018).